Ziliun
  • Inner Space
  • Workipedia
  • Hype
  • Backstage
  • Collaboration
No Result
View All Result
  • Inner Space
  • Workipedia
  • Hype
  • Backstage
  • Collaboration
No Result
View All Result
Ziliun
No Result
View All Result

Mengapa Perang Harga dalam Berbisnis itu Gak Bagus?

Ade I. Sakina by Ade I. Sakina
01/12/2020
in Workipedia
0
Mengapa Perang Harga dalam Berbisnis itu Gak Bagus? | Ilustrasi: V. Fauziah

Mengapa Perang Harga dalam Berbisnis itu Gak Bagus? | Ilustrasi: V. Fauziah

Share on FacebookShare on Twitter

Apa itu perang harga?

“Perang harga” merupakan kondisi persaingan di mana pelaku bisnis akan terus menurunkan harga dengan tujuan untuk menarik banyak konsumen dan meningkatkan penjualan. Biasanya ini terjadi di antara beberapa kompetitor bisnis dengan produk dan layanan yang sama. Kalo terus menerus dilakuin, muncul persaingan yang gak sehat antara pelaku bisnis. Mereka hanya fokus di harga, tapi enggak dari sisi kualitas, apakah make sense ketika pelaku bisnis menurunkan harga dengan intens, dan di saat yang sama juga menaikkan kualitas?

Lebih baik  jadikan value produk sebagai indikator

Sebenarnya harga bukan satu-satunya faktor para konsumen tertarik untuk membeli sebuah produk. Coba deh liat produk-produk mahal di kelasnya, seperti produk Apple, Starbucks, The Body Shop, Bath and Body Works, dll. Harga yang ditawarkan bisa berkali-kali lipat mahalnya, tapi apakah itu membuat orang berhenti untuk membeli produk tersebut? jawabannya udah pasti tidak. Kenapa? karena mereka gak mentingin rendahnya harga, tapi mereka justru mentingin ke value produk.

RelatedPosts

Bidang Pekerjaan Data Science yang Harus Kamu Ketahui!

Apa itu Data Science? Yuk Cari Tahu Dengan Analogi Berikut!

Perang harga vs. perang value

Di perang value, pelaku bisnis mengutamakan value dari setiap produk yang dijual. Value tersebut bisa terdiri dari kualitas, cara pemasaran, brand image, dsb. Misalkan nih ya, kayak Apple, mau Apple itu mahal banget dibandingkan Android, tapi tetep aja istilahnya orang rela sampai antri untuk dapetin produk Apple. Alasannya satu, karena kualitas yang ditawarkan Apple emang gak main-main. Merek handphone apa yang kalo dipake buat merekam konten buat media sosial hasilnya se-jernih Apple? hampir gak ada. 

Baca juga: Gimana Sih Bikin Value Proposition Yang Kuat?

Sama seperti Starbucks, orang rela beli kopi dengan harga sampai Rp 50.000,00, karena brand image yang ditampilkan oleh Starbuck sebagai tempat anak-anak muda nongkrong, rapat, sampai dengan begadang ngerjain tugas. Hal-hal yang berkaitan dengan value yang lebih dicari oleh konsumen, ketimbang ngomongin harga mana yang lebih murah.

Dampak jangka panjang dari perang harga

Kalo pelaku bisnis masih aja kekeuh untuk melakukan hal tersebut, seperti yang dikutip dari Harvard Business Review, terdapat konsekuensi yang cukup serius. Pertama, bukan gak mungkin, akhirnya pelaku bisnis yang gak ikutan menurunkan harga sampai mati-matian malah jadi collapse, karena gak mengikuti tren yang ada dan permintaan pasar malah shifiting ke harga yang murah. Trus kedua, dari sisi perusahannya sendiri, karena margin keuntungan yang rendah, maka fixed cost juga akan sulit buat tertutupi, misalkan gaji karyawan. 

Selanjutnya adalah, ada di penurunan kualitas produk. Kayak yang dijelaskan di atas, pelaku bisnis jadi gak fokus dengan kualitas, tapi fokus gimana caranya bikin harga jadi semakin murah. Pokoknya harga turun, konsumen banyak datang. Terakhir adalah mengenai loyalitas konsumen, kalo konsumen terus diiming-imingi dengan harga murah, dan tiba-tiba perusahaan menaikkan harga, tapi gak diikuti dengan peningkatan harga. Pertanyaannya, apakah konsumen akan tetap beli produk tersebut?

Yuk mulai perang value!

Ketimbang menurunkan harga sampai murah banget dan saingan sama kompetitor, percaya deh, gak akan ada habisnya yang kayak gitu. Lebih baik utamakan value dari produk dan berikan pelayanan terbaik untuk para konsumen. Soalnya target pasar pun sebenarnya tuh luas banget, ada aja orang-orang yang rela beli produk mau se-mahal apapun, asalkan kualitasnya oke dan mereka suka. 

Nah, sekarang udah ada titik terang kan, kenapa sebaiknya pelaku bisnis gak melakukan perang harga, mendingan perang value aja, sih. Iya gak?

Tags: entrepreneurHargavalue proposition
Previous Post

Gimana Caranya Networking dengan Orang Baru Tanpa Rasa Takut?

Next Post

Value Proposition Canvas: Modal Penting Untuk Berbisnis!

Next Post
Value Proposition Canvas: Modal Penting Untuk Berbisnis! | Ilustrasi: V. Fauziah

Value Proposition Canvas: Modal Penting Untuk Berbisnis!

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Yang Terbaru

  • Bidang Pekerjaan Data Science yang Harus Kamu Ketahui!
  • Apa itu Data Science? Yuk Cari Tahu Dengan Analogi Berikut!
  • Peristiwa SJ182: Absennya Hati Nurani dan Privasi
  • Yuk, Belajar Mengelola Komitmen!
  • 5 Kebiasaan Buruk Desainer Grafis yang Sering Dilakukan!
Ziliun

Ziliun merupakan media online untuk anak muda yang berfokus pada dunia entrepreneurship, pekerjaan, dan industri kreatif di Indonesia.

  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Kerja Sama

Ruang & Tempo Coworking Space

Gedung TEMPO, Jl. Palmerah Barat No. 8, Jakarta Selatan 12210

Bikin kontenmu sekarang!

© 2020 Ziliun All rights reserved.

Ziliun

  • Inner Space
  • Workipedia
  • Hype
  • Backstage
  • Collaboration

© 2020 Ziliun All rights reserved.