Ziliun
  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space
No Result
View All Result
  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space
No Result
View All Result
Ziliun
No Result
View All Result

Susah Fokus? Mungkin Lo Termasuk Tipe Scanner

Mauren FitribyMauren Fitri
09/09/2014
in Opinion
1
Susah Fokus? Mungkin Lo Termasuk Tipe Scanner
Share on FacebookShare on Twitter

“Gue punya terlalu banyak interest, susah banget bagi gue untuk milih satu. Kalau gue fokus ke satu hal, gue ngerasa berat untuk ngelepas interest gue yang lain.”

“Gue sering banget memulai sesuatu, tapi terus gue tinggalin sebelum selesai untuk pindah ke proyek yang lain.”

“Pokoknya gue suka deh ngebikin macem-macem, mulai dari bikin bisnis, bikin film pendek, apapun deh.”

Kalau lo merasa diri lo sesuai dengan pernyataan di atas, ada kemungkinan lo punya tipe kepribadian scanner. Apa sih scanner itu?

RelatedPosts

Sekali-kali Kita Keluar dari Zona Mimpi

Libra Cryptocurrency: Is it a Good Crypto (or Not)?

Istilah ini pertama dibuat oleh Barbara Sher, seorang penulis dan career coach dalam bukunya yang berjudul I Could Do Anything If I Only Knew What it Was and Refuse to Choose. Scanner sebenarnya cuma istilah baru yang diperkenalkan oleh Sher. Sebelumnya, tipe orang kayak gini lebih sering disebut Jack of All Trades, Renaissance man, atau eclectics.

Baca juga: Berhenti Mencari Ide Brilian

Kenapa sih penting banget membahas tentang para scanner? Alasannya karena banyak scanner  di dunia ini yang seumur hidup ngerasa ada yang salah dengan diri mereka. Karena mereka punya banyak banget interest, mereka jadi indecisive banget untuk nentuin mau jadi apa. Bahkan, banyak scanner yang didiganosis mengidap penyakit Attention Deficit Disorder.

Orang-orang di sekitar para scanner pun bisa memberikan pressure karena memaksa mereka untuk memilih. Contohnya, ada anak yang baru lulus SMA dan harus memilih jurusan kuliah. Anak ini suka seni, tapi dia juga suka sains dan bahasa. Waktu harus milih jurusan, dia jadi stress banget, dan orangtuanya bilang, “Kamu gak bisa ngelakuin semuanya. Mau gak mau kamu harus milih.”

Baca juga: Jangan Asal Nurut Orangtua

images: mindmapart.com

Contoh lain, seorang scanner yang senang banget memulai sesuatu tapi gak pernah menyelesaikan apapun karena selalu pindah-pindah. Orang pun lama-lama bakal ngetawain dia karena dianggap “hangat-hangat tahi ayam”.

Mungkin kalau lo bukan scanner, lo bakal mikir, “Ya emang bener salah dia sendiri lah, kenapa gak bisa komitmen ke satu hal?”. Nyatanya, orang lain cenderung gak ngerti “penderitaan” seorang scanner kalau dipaksa memilih.

Di sini gue pengen ngebahas kalau gak ada yang salah kok dengan diri lo kalau lo adalah scanner. Faktanya, otak para scanner memang punya cara kerja yang berbeda dengan orang pada umumnya. Terus, gimana dong solusinya?

Baca juga: Kenapa Bodoh Itu Mesti Dipiara

Menurut si Barbara Sher, solusinya adalah: lo gak harus milih. Lo gak harus settle down dengan satu hal. Lo gak harus berhenti mengeksplor. Faktanya, lo bisa kok mendesain hidup yang memang cocok dengan sifat alami lo yang multi-talented dan selalu curious.

Contoh paling nyata adalah hidup yang didesain oleh Leonardo da Vinci untuk dirinya. Da Vinci benar-benar manusia serba bisa: pelukis, arsitek, musisi, penemu, serta ahli di berbagai bidang kayak matematika, anatomi, geologi, kartografi, dan botani. Faktanya, Da Vinci hanya menyelesaikan 15% dari semua proyek yang pernah dia mulai. Nah lho?

Apa sih yang Da Vinci lakukan? Sederhana: he kept a journal. Scanner seringkali jadi gak fokus karena overwhelmed dengan ide-ide yang selalu muncul di kelapa mereka. Dengan mencatat ide-ide itu di jurnal, otak lo bisa lebih tenang, dan saat bosan, lo bisa membuka jurnal lo dan mulai memilih “proyek” berikutnya yang ingin lo kerjakan.

Baca juga: Practice Doesn’t Make Perfect

Supaya semua curiousity dan talent lo sebagai seorang scanner tetap terpuaskan, lo juga bisa menjalankan suatu proyek yang sifatnya “mengkurasi”. Misalnya, lo bisa bikin sebuah blog atau website yang isinya adalah kurasi dari semua hal yang  menjadi interest lo. Istilahnya, blog atau website itu adalah manifestasi dari scanner untuk scanner. Atau, kalau lo seneng tampil, lo juga bisa bikin vlog (video blog) atau web series lo sendiri di YouTube, di mana lo jadi talk show host yang membahas apapun yang menjadi interest lo.

Pada akhirnya, kalau lo seorang scanner, jangan berusaha mengubah sifat alami lo itu. Embrace your nature and don’t stop wandering. Siapa tahu lo adalah Leonardo Da Vinci berikutnya?

Image header credit: gratisography.com

Bagikan ini:

  • Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)

Menyukai ini:

Suka Memuat...
Tags: fokusLeonardo da Vincipola pikirscannerWhat We Think
Previous Post

Nadya Fadila Saib, Berdayakan Petani Lokal Hasilkan Produk Perawatan Natural

Next Post

Arfi’an Fuadi: Karena Pendidikan Formal Nggak Jamin Munculnya Kreativitas

Next Post
Arfi’an Fuadi: Karena Pendidikan Formal Nggak Jamin Munculnya Kreativitas

Arfi’an Fuadi: Karena Pendidikan Formal Nggak Jamin Munculnya Kreativitas

Comments 1

  1. Ping-balik: Saya dan Polymath – Polymath

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Yang Terbaru

  • Fenomena Media Alternatif: Efektif Tapi Bisa Bawa Dampak Negatif
  • Fenomena Konser Ramah Lingkungan, Gimana Praktiknya?
  • Mengenal Apa itu Chronically Online
  • Apakah Demokrasi Adalah Sistem Pemerintahan Terbaik?
  • Mengenal Filsafat Stoikisme
Ziliun

Media yang menemani perjalanan anak muda untuk menghadapi kehidupan dan memasuki dunia kerja, serta mendorong dan memotivasi anak muda untuk menjadi versi terbaik diri mereka.

  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Kerja Sama

Ruang & Tempo Coworking Space

Gedung TEMPO, Jl. Palmerah Barat No. 8, Jakarta Selatan 12210

Bikin kontenmu sekarang!

© 2025 Ziliun All rights reserved.

Ziliun

  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space

© 2025 Ziliun All rights reserved.

%d