Pada hari Sabtu (9/1), masyarakat Indonesia mendapat berita bahwa pesawat Sriwijaya Air dengan kode penerbangan SJ182 rute Jakarta – Pontianak hilang dari radar setelah 4 menit take off. Beberapa jam kemudian, media memberitakan bahwa pesawat tersebut jatuh di perairan Kepulauan Seribu. Diketahui terdapat 62 penumpang di dalamnya, yang terdiri dari 50 penumpang dan 12 awak kabin.
SJ182 On Trending
Dalam waktu singkat, pemberitaan mengenai jatuhnya pesawat berjenis Boeing 737-500 tersebut ramai menjadi trending di media sosial. Termasuk tersebarnya data rahasia maskapai, yaitu manifest penumpang, di Twitter. Entah siapa yang pertama kali menyebarkannya, tapi yang pasti konten data tersebut diunggah kembali oleh banyak akun. Dari sini, berbagai konten muncul dan membuat sebagian besar orang menjadi geram.
Data manifest penumpang kemudian sebagai bahan netizen untuk mencari tahu media sosial korban beserta postingannya. Gak tanggung-tanggung lagi, setelah menemukan beberapa postingan, lalu mereka mengunggah kembali di laman media sosial masing-masing. Ada yang membagikan ulang momen korban saat berada di bandara, koleksi foto korban di media sosial, bahkan foto profil WhatsApp korban.
Pertanyaannya cuma satu: buat apa sih?
Alhasil, selama dua hari ini, berbagai postingan (pastinya tanpa izin dari keluarga korban) hasil olahan netizen semakin banyak jenisnya. Bahkan ada yang sampai “rela” mengedit sebuah video berisi footage foto-foto korban yang sumbernya dari media sosial mereka.
Sekali lagi, buat apa sih, wahai netizen? Kalo alasannya demi konten semata, waduh, coba mengambil sudut pandang keluarga korban yang sedang berduka dan sedih. Memang benar, peristiwa kayak gini pasti menarik perhatian, itu sudah pasti banget. Tapi, jangan sampai deh konten yang model begitu justru malah naik.
Gak berhenti di sana doang…
Gak cuma netizen, tapi juga ada beberapa media yang justru “memanfaatkan” peristiwa ini dengan membuat artikel yang bikin geleng-geleng kepala. Misalkan: artikel yang malah membahas gaji pilot atau membahas postingan media sosial korban, 11-12 sama netizen. Atau video jurnalis yang kekeuh untuk merekam video dan mewawancarai keluarga korban yang sedang menangis.
Baca juga: Cara Mengelola Media Sosial Menjadi Portofolio
Sebagai sesama yang bekerja di ruang lingkup media, terkadang ada tuntutan profesi yang mengharuskan kita untuk memproduksi berita sebanyak mungkin dan real time. Ya tapi gak gitu-gitu amat, kita juga harus bertindak humanis dengan keluarga korban yang masih terkejut hebat.
Trus ngomong-ngomong soal topik berita, banyak yang bisa menjadi angle informatif nan bermanfaat, seperti kronologis jatuhnya pesawat, lokasi jatuhnya pesawat, pandangan ahli tentang peristiwa ini, dsb. Kita hadir untuk memberikan informasi kepada masyarakat agar, dan tentunya informasi yang dibagikan itu hendaknya benar dan relevan.
Pray for SJ182
Peristiwa jatuhnya pesawat maskapai Sriwijaya Air SJ182 benar-benar memberikan duka dan kesedihan yang mendalam, khususnya untuk keluarga korban. Berikan mereka privasi dan ruang, jangan sampai apa yang kita posting justru membuat mereka menjadi semakin terpuruk.
Gunakan hati nurani kita untuk membagikan simpati dan dukungan dengan cara yang lebih baik. Jika kita tidak mengenal orang itu secara personal, maka hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah mendoakan para korban dan beserta keluarga yang sedang berduka. Kalo pun ingin membagikan simpati atau bela sungkawa, bukan dengan membagikan ulang konten di media sosial korban.
Jangan sampai hati nurani kita menjadi hilang demi sebuah konten yang belum tentu ada artinya….