Ziliun
  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space
No Result
View All Result
  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space
No Result
View All Result
Ziliun
No Result
View All Result

Strategi Partai Menarik Suara Gen-Z & Millenial Dalam Pemilu 2024

Nadhif Nur DhiabyNadhif Nur Dhia
20/06/2023
in Issuepedia
0
Pemilu 2024

Foto oleh: Canva Original Asset

Share on FacebookShare on Twitter

Strategi Partai Menarik Suara Gen-Z & Millenial Dalam Pemilu 2024 – Suara Gen-Z dan Milenial bakalan jadi sasaran empuk partai politik dalam kampanye di pemilu 2024. Pasalnya, menurut riset Strategic and International Studies (CSIS) September 2022 lalu, jumlah suara dari kedua generasi ini di pemilu 2024 diprediksi bakal mencapai lebih dari 50%. Senada dengan CSIS, anggota Komisi Pemilihan Umum– August Mellaz juga memprediksi kalo jumlah pemilih dari Gen-Z dan Milenial ini mencapai 60% dari total jumlah pemilih dalam pemilu 2024.

Selain karena faktor jumlahnya yang banyak, Gen-Z dan millenial ini cenderung lebih kritis dalam ranah politik.  Mereka gak asal dalam memilih suatu hal. Mereka bakal cenderung melihat track record dan juga kualitas sosok figur calon wakil rakyat. Terus, Gen-Z dan Milenial ini juga sangat peka sama isu-isu yang terjadi di masyarakat, terutama sama isu diskriminatif. Hal ini bikin mereka pengen menciptakan suasana politik yang harmonis dengan cara milih pemimpin yang idealis dan nasionalis non-diskriminatif. 

Ngeliat fenomena ini, partai terus berlomba-lomba menciptakan strategi yang bisa “mengakomodir” keinginan Gen-Z dan Milenial dalam pemilu 2024. Partai bakal mencari cara supaya mereka bisa relate dan mengusung calon yang dianggap bisa merepresentasikan suara dari Gen-Z dan Milenial . Hal ini udah tercermin dalam berbagai strategi yang diusung sama partai politik.

Emangnya, strategi apa aja sih?

Semua partai punya caranya masing-masing buat menggaet suara Gen-Z dan Milenial. Misalnya yang dilakuin sama Partai Persatuan Pembangunan, mereka ngadain berbagai diskusi seputar isu yang terjadi di Gen-Z dan Milenial. Salah satunya adalah program diskusi keliling Green Action bertema leadership dan entrepreneurship yang dilakuin di Semarang bulan Mei lalu.

RelatedPosts

Fenomena Media Alternatif: Efektif Tapi Bisa Bawa Dampak Negatif

Fenomena Konser Ramah Lingkungan, Gimana Praktiknya?

Masih dalam rangka menarik suara anak muda, Partai Amanat Nasional ngelakuin pendekatan dengan cara yang berbeda. Mereka sering kali hadir di media sosial kayak TikTok lewat berbagai macam cara. Salah satunya adalah bawain lagu “PAN PAN PAN” yang dinyanyiin oleh para kader mereka. Gak cuma itu, Partai Amanat Nasional juga sering riding the wave tren yang lagi populer di media sosial supaya bisa semakin relate sama kalangan Gen-Z dan Milenial. Misalnya ikutin tren “Ajojing”, dan juga tren “chuaks” yang nyindir diskriminasi terhadap perempuan.

Di lain kubu, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan alias PDIP punya cara tersendiri dalam menarik suara Gen-Z dan Milenial di pemilu 2024. Mereka membentuk suatu komunitas yang berisikan anak muda dengan nama “Komunitas Juang”. Komunitas ini ngejalalanin banyak program peduli lingkungan kayak diskusi pengelolaan sampah, sampe penanaman terumbu karang.

Terus, apakah strategi tadi udah cukup buat narik suara Milenial dan Gen-Z? 

Buat tau tentang seberapa efektif strategi yang parpol lakuin tadi, kita harus cari tahu karakteristik Milenial dan Gen-Z dalam pemilu. Menurut riset UMN Consulting yang berjudul “Antusiasme Gen-Z Terhadap Pemilu 2024” yang melibatkan 802 Gen-Z di Jabodetabek, ada 3 aspek yang menjadi karakteristik Milenial dan Gen-Z.

Pertama, Gen-Z paling mudah diterpa oleh informasi politik di media sosial. Dengan kata lain, Gen-Z lebih sering terpapar informasi atau kampanye parpol lewat media sosial dengan gaya bahasa dan penyampaian yang menarik. Kedua, Gen-Z punya pandangan kalo pemimpin ideal itu harus menjunjung tinggi hak asasi manusia (HAM), melek digital, dan gak punya riwayat korupsi. Isu-isu yang kayak gini emang jadi kriteria bare minimum buat milih calon pemimpin. Kalo calon pemimpinnya peka sama isu HAM, gak gaptek, dan gak punya riwayat korupsi, kemungkinan besar punya tempat di hati para Gen-Z dan Milenial.

Last but not least, Gen-Z ngasih red flag terhadap politisi yang kerap ngasih janji manis dan gunain jabatan untuk kepentingan pribadi. Pola-pola kampanye yang kayak gini udah bisa ketebak dan pemilih muda pun tau gimana ending-nya. Mereka tentu bakal milih politisi yang emang punya track record baik serta gak nyelahgunain power yang dipunya.

Untuk menemukan konten menarik lainnya seputar isu anak muda, yuk kunjungi profil Instagram Ziliun! dan jangan lupa di-follow juga!

Bagikan ini:

  • Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)

Menyukai ini:

Suka Memuat...
Tags: #issuepedia#Pemilu2024
Previous Post

Kampanye Hitam & Kampanye Negatif: Serupa Tapi Tak Sama

Next Post

Mengenal Apa Itu Populisme & Dampaknya Bagi Demokrasi

Next Post
Populisme

Mengenal Apa Itu Populisme & Dampaknya Bagi Demokrasi

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Yang Terbaru

  • Fenomena Media Alternatif: Efektif Tapi Bisa Bawa Dampak Negatif
  • Fenomena Konser Ramah Lingkungan, Gimana Praktiknya?
  • Mengenal Apa itu Chronically Online
  • Apakah Demokrasi Adalah Sistem Pemerintahan Terbaik?
  • Mengenal Filsafat Stoikisme
Ziliun

Media yang menemani perjalanan anak muda untuk menghadapi kehidupan dan memasuki dunia kerja, serta mendorong dan memotivasi anak muda untuk menjadi versi terbaik diri mereka.

  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Kerja Sama

Ruang & Tempo Coworking Space

Gedung TEMPO, Jl. Palmerah Barat No. 8, Jakarta Selatan 12210

Bikin kontenmu sekarang!

© 2025 Ziliun All rights reserved.

Ziliun

  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space

© 2025 Ziliun All rights reserved.

%d