Seminggu belakangan lagi rame banget dengar isu “Ghosting”, nih. Ghosting jadi istilah untuk menyebut perilaku seseorang yang tiba-tiba menghilang atau memutuskan kontak dalam suatu hubungan. Ternyata, selama ini banyak juga yang jadi korban bahkan pelakunya nih. Gak cuma sama pasangan aja, isu ghosting ini juga sering ditemuin juga di dunia kerja.
Pengalaman ghosting di dunia kerja ini sering ditemuin oleh para job seekers yang lagi gencar-gencarnya mencari kerja. Tapi gak cuma itu, perusahaan juga sering kena ghosting calon karyawannya, kok. Menarik nih, yuk coba kita bahas dari 2 belah sisi ini!
Ghosting perusahaan kepada calon karyawannya
Para job seekers pasti pernah punya pengalaman ghosting yang satu ini, apalagi yang baru banget mulai apply kerja. Setiap hari halaman email bolak balik di-refresh, tapi tak kunjung mendapatkan kabar dan balasan. Hari berganti hari, bulan berganti bulan sampai akhirnya kekecewaan yang malah lebih dulu datang.
Banyaknya kandidat yang mendaftar seringkali jadi alasan bagi recruiter buat meng-ghosting para kandidat selama proses rekrutmen. Mulai dari informasi rekrutmen yang tidak jelas sampai dengan HRD yang mendadak tidak bisa dihubungi. Padahal si calon karyawan setiap hari udah harap-harap cemas nungguin kabar.
Baca juga: 4 Tipe Interview yang Paling Sering Dilakukan oleh HR
Jadi job seeker anti ghosting
Biar gak kebanyakan makan hati gara-gara keseringan di-ghosting perusahaan, mending coba praktikkan tips ini:
- Setelah 1 minggu apply atau interview, coba untuk inisiatif follow-up duluan ke perusahaan.
- Tebar CV dan apply di beberapa tempat sekaligus, jangan cuma berharap di satu perusahaan. Sayang waktunya!
- Udah coba follow-up tapi gak dapat balasan? Mending move on dan cari info di tempat lain, deh.
Ghosting calon karyawan kepada perusahaan
Gak cuma perusahaan aja yang bisa ghosting-in calon karyawannya, hal sebaliknya juga gak jarang dirasain sama para recruiter perusahaan, nih. Memang dunia ini sungguh adil ya. Banyak juga kasusnya perusahaan yang malah kehilangan kabar dari calon karyawannya. Mulai dari calon karyawan yang gak datang waktu interview atau bahkan yang tiba-tiba hilang saat udah di tahap tinggal tanda tangan perjanjian kerja.
Kalo udah gini, yang dirugiin bukan cuma perusahaan, tapi calon karyawan lain juga ikut kehilangan kesempatan. Biasanya alasannya karena sudah memilih perusahaan lain. Itu sah-sah aja sebenernya, tapi alangkah baiknya memberikan informasi yang jelas ke pihak recruiter secara professional. Jangan main asal kabur aja!
Ghosting sekilas memang bikin pelakunya merasa selesai dari masalahnya, tapi sebenarnya yang terjadi hanyalah kabur dari masalah tanpa penyelesaian. Apapun masalahnya, komunikasi jadi kunci supaya kedua belah pihak bisa saling mengerti tanpa perlu hilang-hilangan.