Ziliun
  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space
No Result
View All Result
  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space
No Result
View All Result
Ziliun
No Result
View All Result

Dino Patti Djalal: Teknologi dan Meritokrasi, Kunci Kemajuan Indonesia

PutribyPutri
28/05/2015
in Story
0
Dino Patti Djalal: Teknologi dan Meritokrasi, Kunci Kemajuan Indonesia
Share on FacebookShare on Twitter

“We haven’t successfully integrated technology into our development thinking”. – Dino Patti Djalal

Selama ini kita mengenal sosok Bapak Dino Patti Djalal sebagai seorang diplomat ternama. Ternyata, walaupun ranah pekerjaannya kebanyakan terkait dengan hubungan internasional dan kebijakan luar negeri, Pak Dino sangat sadar akan pentingnya teknologi.

Image credit: dok. IYD workshop

Di workshop mengenai “Impact of Technology and Innovation on Youth Unemployment” yang diselenggarakan oleh Indonesian Youth Diplomacy Sabtu (23/05) lalu, Pak Dino bilang kalau selama ini Indonesia, dengan segala potensinya, dikatakan akan menjadi negeri raksasa. Sebenarnya, what will make it a reality is technology.

Sayangnya, menurut Pak Dino, “We haven’t successfully integrated technology into our development thinking”.

Penerapan teknologi di negara kita saat ini masih sekadar sebagai aksesori. Ya seperti yang Pak Dino bilang, penerapannya belum terintegrasi ke dalam perencanaan pembangunan.

RelatedPosts

Halosis 2.0 Bikin Usaha Kecil Jadi Lebih Maju Lewat Artificial Intelligence.

7 Strategi Marketing Online yang Dibutuhkan Entrepreneur

Baca juga: Mimpi Anak Pemulung

Padahal, menurut Pak Dino, kalau teknologi dijadikan bagian yang terintegrasi dengan pembangunan, teknologi bisa menjadi kunci untuk menghapuskan kemiskinan, membuka banyak peluang, dan meningkatkan produksi.

Untuk dapat mencapai hal tersebut, harus ada suatu sistem di mana inovasi adalah pusatnya. Tapi, inovasi saat ini baru sekadar menjadi istilah populer saja.

“You don’t promote innovation just by talking. Innovation grows because of ecosystem”.

***

Seorang peserta bertanya ke Pak Dino, bagaimana kita menerapkan teknologi untuk kemajuan bangsa, sementara infrastrukturnya belum siap?

Jawabnya Pak Dino sih, bukan berarti kalau infrastrukturnya tidak ada, lalu berarti kita gak tech-ready.

Baca juga: Kolaborasi Atau Mati

Pak Dino memberi contoh, yaitu apa yang dilakukan walikota Bandung, Ridwan Kamil atau yang akrab dipanggil Kang Emil. Beberapa waktu lalu, Pak Dino sempat berada di Korea Selatan bersama Kang Emil. Selama di Korea, Kang Emil bisa memonitor kondisi kota Bandung dengan mudah melalui tab-nya. Lewat inovasi-inovasi yang dilakukannya, Kang Emil terpilih menjadi chairman untuk Smart City Network of Asia-Africa.

Artinya apa? Artinya, jika ada orang-orang yang imajinasi dan political will seperti Kang Emil, maka infrastruktur bisa saja dibangun dengan sangat cepat untuk mendukung penerapan teknologi tersebut.

***

Salah satu yang paling menarik dari sesi Pak Dino adalah saat beliau bilang bahwa, dari pengalamannya yang cukup banyak di pemerintahan, ia sampai pada suatu kesimpulan menarik: resep untuk Indonesia yang lebih maju bukanlah ideologi atau visi grandeur seperti yang biasa disampaikan Soekarno di pidato-pidatonya.

Justru, yang bisa memajukan Indonesia adalah apapun yang easier, faster, and cheaper, alias lebih mudah, lebih cepat, dan lebih murah. Kalau dalam segala bidang Indonesia bisa lebih mudah, cepat, dan murah, maka negara ini akan otomatis jadi jauh lebih maju (dan kita bisa simpulkan kalau teknologi tentu saja bisa mencapai itu, kan?)

Baca juga: Tentang Menemukan Alasan dan Bikin Perubahan

Selain itu, ada satu lagi jawaban yang obvious atas segala permasalahan di negeri ini, yaitu meritokrasi.

Kata Pak Dino, kurang tertanamnya meritokrasi di Indonesia menyebabkan “a lot of smart people don’t get promoted”. Padahal, orang-orang pintar di negeri ini ingin berkontribusi dan melayani, tapi terhambat akan sistem yang masih mementingkan senioritas, apalagi nepotisme.

“I haven’t seen any policy instilling meritocracy in government,” kata Pak Dino.

So, udah waktunya gak sih kita berubah? Kuncinya ada di teknologi dan meritokrasi :).

Header image credit: valleyway.gawker.com

Bagikan ini:

  • Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)

Menyukai ini:

Suka Memuat...
Tags: Articlesdino patti djalalinovasiiyd workshopmeritokrasipemerintahpemerintahanteknologi
Previous Post

Kita Punya Jawaban untuk Semua Excuse Lo Menunda Jadi Entrepreneur

Next Post

Apa yang Baru dari Google Tahun Ini

Next Post
Apa yang Baru dari Google Tahun Ini

Apa yang Baru dari Google Tahun Ini

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Yang Terbaru

  • Fenomena Media Alternatif: Efektif Tapi Bisa Bawa Dampak Negatif
  • Fenomena Konser Ramah Lingkungan, Gimana Praktiknya?
  • Mengenal Apa itu Chronically Online
  • Apakah Demokrasi Adalah Sistem Pemerintahan Terbaik?
  • Mengenal Filsafat Stoikisme
Ziliun

Media yang menemani perjalanan anak muda untuk menghadapi kehidupan dan memasuki dunia kerja, serta mendorong dan memotivasi anak muda untuk menjadi versi terbaik diri mereka.

  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Kerja Sama

Ruang & Tempo Coworking Space

Gedung TEMPO, Jl. Palmerah Barat No. 8, Jakarta Selatan 12210

Bikin kontenmu sekarang!

© 2025 Ziliun All rights reserved.

Ziliun

  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space

© 2025 Ziliun All rights reserved.

%d