Apa Tips Keluar dari Sandwich Generation? Simak Artikel di Bawah ini! – “Mas, token listrik habis.” Kalimat tersebut mungkin sering terdengar di telinga mereka yang menjadi sandwich generation atau generasi yang “terjepit” buat memenuhi kebutuhan keluarga. Misalnya, ada tanggungan ibu dan bapak sudah memasuki usia pensiun, belum lagi adik yang masih buth biaya sekolah. Sebagai sandwich generation, kita lah yang bakal nunjang keperluan mereka tersebut. Oh ya, mau nulis dikit nih soal sandwich generation. Istilah ini pertama kali diungkapkan oleh Dorothy A. Miller, seorang kurator seni asal Amerika Serikat. Generasi ini adalah generasi orang dewasa yang menanggung tiga generasi sekaligus, yaitu orang tuanya, diri sendiri dan keluarganya.
Kenapa namanya “sandwich”? Bisa dilihat sih bentuknya sih. Generasi tua dan generasi muda diibaratkan dua roti yang melapisi isi dari roti tersebut. Nah, isi yang terjepit itulah orang yang mendapatkan julukan sebagai sandwich generation. Di indonesia sendiri, jumlah generasi sandwich ini bertambah semakin banyak. Dilansir dari antaranews.com, Philip Mulyana– sebagai Financial Coach mengatakan bahwa jumlah orang yang menanggung beban finansial generasi lansia dan muda makin meningkat. “Rasio ketergantungan lansia pada usia produktif semakin meningkat dari tahun ke tahun. Data BPS menunjukkan bahwa selama lima tahun terakhir, rasio ketergantungan lansia (usia 60 tahun ke atas) terus meningkat dari 14,02 pada tahun 2017 menjadi 16,76 di tahun 2021.” Yang artinya, setiap 100 orang usia produktif, kisaran 15–59 tahun harus menanggung setidaknya 17 orang lansia.
Terus, apa tips keluar dari sandwich generation?
Sebenernya buat kita yang lagi berada di generasi ini, bisa banget lho buat keluar dari sana. Salah satu caranya adalah dengan memutus rantai sandwich generation itu sendiri. Soalnya sebagai manusia kita juga harus bisa menghidupi diri sendiri, punya rencana masa depan buat hidup yang lebih tenteram, menikah dan membangun keluarga. Itu semua harus dimulai dari diri sendiri. So, di sini bakal ada beberapa rangkuman tips buat memutus rantai sandwich generation, yuk simak!
1. Atur gaya hidup kita jadi lebih simpel nan sederhana
Di usia 20-an ke atas, kita pasti punya keinginan buat main terus sama temen, nongki, dan ngopi sana sini. Padahal itu bukan cuma buat memenuhi kehidupan real life, tapi juga kehidupan di dunia maya, misalnya demi Instagram Story. Wah, pasti pusing sendiri sih kalau dari kitanya aja gak bisa atur gaya hidup. Mumpung masih muda, seharusnya kita bisa bawa perubahan dari usia sekarang. Atur keuangan dimulai dari gaya hidup kita. Dari sana, kita bisa atur keuangan nantinya. Supaya kalau udah punya keluarga sendiri nanti, kita bisa jadi pemimpin yang lebih baik.
2. Atur keuangan dengan menggunakan rumus 50/30/20 atau 40/30/20/10 untuk mengelola gaji
Dengan menggunakan rumus ini, kita bisa membagi penghasilan kita menjadi 50 persen untuk kebutuhan seperti bayar cicilan, tagihan, belanja bulanan dan lainnya. Kemudian 30 persennya kita bisa masukan ke bagian untuk hiburan dan keinginan. Sisanya 10 persen untuk ditabung. Atau dengan menerapkan rumus 40/30/20/10. kita bisa atur 40 persen untuk kebutuhan, 30 persen untuk kewajiban, 20 persen untuk di tabung, dan 10 persen untuk berdonasi atau kebaikan lain.
Baca juga di sini: Bisakah Gen Z Meraih Kebebasan Finansial
3. Punya catatan keuangan. Ini juga penting banget!
Dengan catatan ini, kita bisa melihat arus pengeluaran dan pemasukan kita sendiri. Dengan begitu, kita bisa menentukan rencana keuangan untuk bulan ini dan bulan berikutnya dengan baik.
4. Tambah sumber penghasilan kita
Dengan kita punya penghasilan tambahan, Untuk memperbaiki kondisi keuangan, kita juga bisa menambah sumber penghasilan kita dengan cara menyiapkan pasif income di luar active income misalnya dengan berinvestasi, menyewakan properti, kemitraan dan lainnya. Dengan bertambahnya penghasilan, kita akan lebih mudah untuk mengatur arus keuangan. kita juga bisa punya tabungan lebih.
5. Ubah mindset kita
Poin ini saya ambil sebenarnya untuk orang-orang yang sudah memiliki keluarga sih. Misalnya, gini, pikirkan bahwa anak bukanlah celengan kita. Anak-anak tidak berkewajiban untuk menanggung biaya hidup orang tua di masa depan. Selain itu, orang tua tidak bisa mengharapkan “imbal hasil” atas seluruh biaya dan kewajiban yang sudah mereka keluarkan untuk anak-anak. Biarkanlah anak-anak kelak meraih kesuksesan mereka di masa mendatang sekaligus hidup bahagia dengan keluarga mereka nantinya. Untuk menjalankannya emang sulit banget sih pastinya ya, tapi percaya deh, yang terpenting tuh kita punya self-awareness dari diri sendiri dulu, sama disiplin sih pastinya.
Kalau dari kitanya bisa menerapkan itu semua, kita bisa menciptakan generasi yang lebih baik untuk ke depannya. Ini sebenarnya saya buat untuk reminder ke diri saya sendiri juga. Yang terpenting itu dimulai dari diri sendiri. Ciptakan generasi yang lebih berkualitas dari diri kita sendiri. Oh ya, Ziliun juga hadir di Instagram dan jangan lupa follow oke! Supaya gak ketinggalan update menarik lainnya tentang karir, anak muda, dan pengembangan diri!