Portofolio adalah kumpulan karya yang pernah kita buat dan biasanya sebagai bukti penguat untuk menunjukkan kemampuan kita di bidang tertentu. Di sana, selain hasil karya, kita juga bisa menunjukkan pencapaian karya tersebut. Portofolio yang bagus akan memuat menariknya sebuah karya dan pengemasannya juga kreatif. Kata “kreatif” di sini berkaitan dengan visual, termasuk di dalamnya desain, warna, layout, dll.
Nah, kalo gitu apa profesi lain juga butuh portofolio?
Pastinya dong, profesi lain perlu juga, misalnya ya untuk seorang Project Manager. Rasanya kurang banget kalo seorang Project Manager cuma masukin foto kegiatan dan pencapaiannya. Pastinya butuh visualisasi yang menarik juga, supaya bisa lebih menarik perhatian. Sebenarnya hampir semua pekerjaan bakal butuh, gak cuma di profesi yang berkutat di bidang kreatif.
Baca juga di sini: Apa aja yang bisa jadi portofolio buat Content writer / Copywriter?
Kenapa harus punya portofolio?
Poinnya adalah orang harus tahu kemampuan yang kita punya. Gak cuma sekadar nulis skill menulis kreatif misalnya, tapi gak ada contoh tulisannya. Saat ini, kualitas portofolio jadi sebuah pertimbangan penting bagi perusahaan untuk melakukan sebuah rekrutmen. Jadi kesannya “gak beli kucing di dalam karung”, soalnya udah keliatan hasil karyanya seperti apa.
Lalu, bukan hanya untuk job seeker, bagi seorang freelancer, pastinya hasil karya jadi “senjata utama” banget untuk menarik perhatian klien. We are what we create. Kita mau dikenal orang sebagai apa? salah satunya dengan hasil karya yang dibuat. Misalkan, kita adalah seorang fotografer, sebutan “fotografer” gak akan bisa melekat begitu saja, tanpa hasil jepretan yang ciamik.
Jenis portofolio itu seperti apa aja?
Bisa kita buat di sebuah aplikasi online, dokumen dengan format .pdf, presentasi deck, bahkan media sosial kita juga bisa banget. Di media sosial, kita bisa mengunggah berbagai jenis konten, baik tulisan, visual, audio, dan audiovisual. Terus enaknya lagi, kalo di media sosial, hasil karya kita bisa menjangkau banyak orang.
Baca juga di sini: Cara Mengelola Media Sosial Menjadi Portofolio
Gak ada ketentuan yang saklek tentang ini, hal utamanya adalah harus bisa menyesuaikan dengan pekerjaannya dan pastinya memuat detail karya dengan jelas. Bisa dengan jumlah engagement, testimoni klien, software yang digunakan, dll. Terus, jangan berpikir semakin banyak jumlah halaman, maka semakin bagus portofolio kita. Kuantitas bisa jadi pertimbangan, tapi jangan lupain juga kualitasnya.
Nah, kalo gitu yuk mulai bikin portofolio kita sendiri!
Coba kita inget lagi kira-kira apa karya dan project yang sudah pernah dibuat. Terus apa outputnya, dan dampak yang dirasain orang-orang atas apa yang kita buat. Liat juga referensi punya orang lain, cuma sebagai referensi, tapi bukan untuk plagiasi, ya.
“Cara bikin portofolio gimana?” nih ada artikelnya, mana tau bisa dapet ide kreatif dari sana. Semangat!