“Gue start Bro.do dengan 7 juta rupiah, what’s your excuse?”
Muhammad Yukka Harlanda, salah seorang founder dari Bro.do selalu menanyakan pertanyaan di atas ke karyawannya, ketika mereka mau menggunakan uang perusahaan untuk membeli suatu barang. Menurut Yukka, kalau bisnis udah ada traction menuju sukses, yang mana udah mulai untung banyak, founder akan cenderung suka beli ini itu, beli meja yang paling mahal hingga sewa kantor paling bagus. Hal ini bisa jadi senjata makan tuan kalau si founder ga punya financial discipline yang bagus.
Contohnya aja baru beberapa hari lalu, desainernya Yukka minta dibeliin komputer yang grafis dan spesifikasinya bagus, harganya tuh 16 juta. Begitu pertanyaan Yukka tersebut dilontarkan, si desainer langsung mikir ulang dan bilang kalau komputer dengan harga 7 juta juga masih memadai. Budaya frugality ini diterapin banget di Bro.do.
Lantas gimana Bro.do dalam 4 tahun, di tangan seseorang dengan latar belakang Teknik Industri, yang mulai dari bikin sepatu sampai ngurusin keuangan aja ga ngerti, bisa tumbuh jadi toko sepatu yang beken banget gitu?
Baca juga: #ziliun17: E-Commerce Fashion Populer di Indonesia
Kalau kata Yukka sih, selalu mencoba untuk ngeliat peluang kreatif, atau kata lainnya, gratisan. Pas awal mulai Bro.do, Yukka berkolaborasi dengan klub fotografi karena dia sendiri ga punya kamera maupun jago motret. In exchange mereka motoin sepatu Bro.do, klub fotografi ada yang minta namanya dipampang sebagai credit foto, atau dikasih sepatu gratis dari Bro.do. Sekarang, karena foto itu penting dan ga bisa a la gratisan lagi, Yukka mulai hire fotografer sendiri karena setiap fase pertumbuhan perusahaan butuh bentuk kolaborasi yang berbeda
Dari situ, Bro.do nyari cara lain untuk berhemat. Karena namanya sudah besar dan jadi mulai agak sulit untuk dapet gratisan, dia coba memanfaatkan setiap celah yang ada, seperti kerjasama dengan tim Ridwan Kamil di hari ultah Bandung ke-205 nanti, dengan turut serta membagikan 205 sepatu secara cuma – cuma ke guru – guru berprestasi di Bandung. Hal ini, selain memberikan exposure bagi Bro.do, juga bikin Bro.do disebut-sebut brand-nya sama Pak Wali. Lumayanlaah.
Nah, untuk kamu bisa kolaborasi hemat ala Bro.do, Yukka berpesan, kalau berkolaborasi, camkan prinsip bisnis di mana semua pihak diuntungkan. Sistemnya harus 1 + 1 = 4, bukan 1 + 1 = 2! Yang mana artinya, dengan dua entitas yang berbeda ini bergabung, bisa menghasilkan sesuatu yang lebih daripada kalau masing – masing ini bergerak. Kayak Yukka butuh fotografer tapi ga bisa foto sendiri, sementara mereka yang punya skill tapi dipromosiin. Kalau bisa malah, 1+1 gak sama dengan 4, tapi 100.
Baca juga: Yukka dan Putera, Bangun Fashion Brand dengan Manfaatkan Engineering Design
Header image credit: bro.do
Comments 1