Belajar Cara Penggunaan BMC Dengan Benar
Startup diawali dengan ide yang cemerlang. Tapi yang membuat ide tersebut menjadi sebuah Startup yang scalable tidak hanya berasal dari ide yang cemerlang. Sebuah ide startup bisa menjadi scalable jika mereka membuat BMC (Business Model Canvas) yang matang.
BMC adalah model bagaimana sebuah bisnis bekerja. BMC menunjukkan 9 bagian yang menjelaskan dari siapa pelanggan sebuah bisnis (Customer Segment), cara kerja sebuah bisnis (Key Activities) hingga bagaimana cara sebuah bisnis mendapatkan uang (Revenue Stream).
Sebelum membangun startup, BMC dibuat supaya para startup founder bisa melihat dan memahami dengan jelas cara startup mereka bekerja. Tapi dalam pengisiannya, banyak yang salah dalam mengisi BMC sehingga mereka sendiri merasa perbedaan antara BMC mereka dan startup yang mereka jalankan. Ini mengakibatkan pada saat founder melakukan pitching di depan investor, mereka tidak men sampaikan nilai dari startup mereka. Sehingga investor enggan untuk menanamkan modal. Kejadian ini bisa dihindari dengan mengikuti tahapan pengisian seperti ini:
-
- Pelanggan
- Operasional Bisnis
- Biaya dan Pendapatan
- Stakeholder atau pemangku jabatan
Pelanggan
Kenapa kita mengisi pelanggan pertama kali di BMC? Karena dalam startup, pelanggan adalah bagian yang membuat sebuah startup bernilai. Mulailah dengan mencari masalah apa yang dialami oleh pelanggan yang kalian. Dari situ, tetapkan nilai apa yang kalian ingin berikan kepada pelanggan kalian (Value Proposition) dan bagaimana cara kalian berinteraksi dengan pelanggan kalian dengan mengisi bagian customer relationship dan channels.
Di sini kalian harus bisa membayangkan bagaimana pelanggan bisa merasa puas menggunakan produk startup kalian dan bagaimana mereka bisa menemukan dan berinteraksi dengan startup kalian secara keseluruhan.
Operasional bisnis
Selanjutnya startup mengisi bagian key activities dari sebuah BMC. Dari menyelesaikan masalah internal hingga eksternal yang terjadi, mencari tenaga pengembangan produk, marketing hingga manajemen tim dan seterusnya.
Namun pastikan kegiatan bisnis yang kalian lakukan berpusat pada bagaimana cara kalian membuat nilai tambah. Itu artinya kegiatan yang Anda lakukan harus fokus pada pengembangan produk, pembuatan produk berkualitas, tersedianya logistik pasokan produk hingga marketing atau penjualan.
Biaya dan Pendapatan
Biaya di sini terbagi menjadi dua yaitu Cost Structure dan Revenue Stream. Ini menunjukkan bagaimana uang bisa mengalir masuk dan keluar dari sebuah startup. Idealnya, sebuah startup harus bisa menahan jumlah uang yang keluar dan memperbesar uang yang masuk. Untuk revenue stream, maka ada harga awal yang terlibat. Untuk kontinuitas produksi, maka harga yang ditetapkan harus realistis terhadap permintaan pelanggan. Anda dapat mensiasati dengan cara menjual produk dari semi-premium hingga full-premium.
Cost structure disini adalah banyaknya kegiatan utama dan dukungan sumber daya akan menghasilkan biaya startup. Di mana total pendapatan dicari dari Harga x kuantitas. Sementara Total Biaya dicari dari Biaya variabel + biaya tetap. Cost structure harus dalam keadaan ideal dan seimbang sehingga sama sekali tidak mengganggu operasional usaha startup Anda.
Stake holder atau pemangku jabatan
Startup membutuhkan banyak mitra dalam perjalanannya. Ini adalah bagian Key Partner di BMC. Mitra bisnis dapat membantu mendukung kegiatan operasional utama, semisal pemasok rantai penjual. Atau mitra yang cocok untuk menghasilkan nilai tinggi pelanggan seperti kalangan akademisi hingga kemitraan antar perusahaan.
Menjalin mitra sangatlah penting untuk mengembangkan startup. Tujuan bermitra hanyalah satu yaitu untuk mengembangkan cakupan startup kalian. Di zaman sekarang, startup harus selalu membutuhkan satu sama lain untuk bisa menjangkau pasar yang lebih luas. Kalian harus bisa pintar-pintar untuk mencari partner startup yang bisa membantu menembus jenjang yang lebih tinggi.
Referensi: Startus Magazine