Beberapa waktu lalu, netizen di jagat dunia maya dihebohkan dengan cuitan dari Pandji Pragiwaksono, seorang komika kenamaan Tanah Air. Di dalam cuitannya, ia memberikan pernyataan bahwa sangat normal bagi seorang “Pandji” untuk menghubungi rekan kerjanya di atas jam 12 malam untuk urusan pekerjaan. Langsung saja respon berdatangan dengan membawa isu “Work Life Balance” alias kondisi seimbang antara pekerjaan dengan kebutuhan pribadi. Trus jadinya gimana?
Yha biasalah, banyak pro kontra yang muncul.
Bagi yang pro, atau mewajarkan hal-hal yang kaya di atas, menganggap kalo selalu ada yang namanya risiko dari setiap pekerjaan atau beban pekerjaan berbanding lurus dengan penghasilan yang didapatkan. Namun, di sisi lain sih bagi yang kontra, gak seharusnya pekerjaan itu “mengganggu” urusan pribadi sampai sebegitunya. Soalnya sebagai individu, kita pun masih punya hak untuk “main-main” atau “happy–happy”, bukan cuma buat kerja, kerja, dan kerja.
Coba baca ini dulu, deh!
Sebenarnya urusan over hours, ada beberapa hal penting yang harus dipertimbangkan, yaitu time management, leadership, dan communication. Kenapa? kita mulai dulu dari time management. Normalnya sih durasi waktu bekerja adalah 8 jam. Terus kenapa bisa lebih dari 8 jam? coba cek dulu gimana kita mengatur waktu, termasuk berapa lama satu pekerjaan itu selesai, jangan-jangan memang kita yang kelamaan kalo ngerjainnya. Bisa jadi bukan perusahaan atau rekanan kerja yang membuat work, life, balance menjadi ambyar, tapi kita aja yang gak bisa memanfaatkan waktu 8 jam tersebut.
Baca juga: Ketidakpastian Bukan Halangan Untuk Tetap Hidup dan Memiliki Tujuan
Ataupun leadership, kalo konteksnya adalah rekanan kerja, atau atasan – bawahan. Coba pastiin dulu gimana kita mendelegasikan pekerjaan kepada orang lain, udah jelas gak ngasih penjelasannya, atau gimana pembagian tugasnya. Jangan-jangan ada hal-hal yang gak disampaikan, makanya jadi missed ketika bekerja.
Terakhir, communication. Apalagi di masa kerja dari rumah nih ya, capek banget mungkin ngobrol lewat call atau video call aja. Cuma it is what it is, mau gimana lagi. Komunikasi adalah kunci untuk mengkomunikasikan apa yang mau dilakuin, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Penting buat bahas apa yang jadi kendala dalam sebuah pekerjaan, supaya tahu cara mengatasinya dengan tepat.
Ketiga hal di atas tuh bisa jadi penghambat pekerjaan untuk jadi cepet selesai. Yha gimana mau work, life, balance kalo masalah waktu, pendelegasian tugas, sama komunikasi masih jadi “pekerjaan rumah”.
Sebaliknya, kalo udah dilakuin bener-bener tiga poin di atas, bukan gak mungkin Work, Life, Balance beneran bisa diwujudkan.
Ketika Work Life Balance hanya menjadi fatamorgana….
Kalo istilah work, life, dan balance hanya bersifat fatamorgana alias gak beneran ada, bisa jadi emang udah dari sananya pekerjaan yang lagi dilakoni tuh emang udah didesain untuk “menghantui” urusan pribadi. Bisa jadi juga, risiko pekerjaan yang datengnya sepaket dengan beban pekerjaan di 24/7.
Inget lho, ada hal-hal yang gak bisa kita kontrol, termasuk culture pekerjaan di sebuah perusahaan, bisa jadi istilah tersebut emang gak berlaku. Tapi yhaaa…..gak ada yang gak mungkin, semua masih bisa diusahakan, termasuk urusan work, life, balance ini.