Ziliun
  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space
No Result
View All Result
  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space
No Result
View All Result
Ziliun
No Result
View All Result

Udah Bukan Zamannya Produk Indie Cepat Mati

PutribyPutri
07/01/2015
in Opinion, Story
0
Udah Bukan Zamannya Produk Indie Cepat Mati
Share on FacebookShare on Twitter

“I think in the world of indie music there’s this sort of false modesty.” -Alex Kapranos

Gue punya teman yang katanya sih passionate banget sama musik. Dia punya band, dan aliran musiknya juga anti-mainstream, dia gak mau nyanyiin lagu-lagu Pop dari band-band yang terkenal, dan setia sama genre musiknya yang indie. Tiap gue ketemu dia, pasti ada aja band “mainstream” yang dia kutuk.

Masa katanya kalau mau diundang manggung, gue kudu main aliran ini. Ogah. Alay banget nyanyiin lagu band itu.

Jadilah teman gue ini seumur hidup terperangkap dalam ke-”indie”-annya dan jadi jarang manggung. Kalau band-band sepergaulannya udah manggung dari satu pensi ke pensi lain, dia gitu-gitu aja, setia sama fans-nya yang niche.

RelatedPosts

Sekali-kali Kita Keluar dari Zona Mimpi

Libra Cryptocurrency: Is it a Good Crypto (or Not)?

Baca juga: Melawan Pembajakan Dengan Model Bisnis Yang Tepat

Sekarang bikin video clip juga bisa sendiri, kok! Image credit: mediaworkspro.com

Salah? Gak. Namanya anak muda ya pasti idealis. Salahnya adalah, teman gue yang punya mimpi besar untuk berkarir di musik ini, selalu menjadikan ke-”indie”-annya sebagai justifikasi dari kegagalannya menjadi sukses dan terkenal.

Padahal, kalau kita lihat, produk indie itu nasibnya udah gak kayak dulu. Sepuluh tahun lalu, mungkin band indie masih struggle kalau gak kontrak rekaman sama label besar. Sekarang udah ada YouTube, SoundCloud, dan lain-lain. Band-band tanpa nama bisa tiba-tiba aja punya fan base di Twitter, karena karya indie udah ada pasarnya. Jazz, yang notabene jarang orang yang demen, sekarang malah punya panggung sebesar Java Jazz.

Baca juga: Belajar Sejarah Indonesia Lewat Arsip Musik Digital

Kesimpulannya? Teman gue tidak sukses bukan karena alirannya gak gampang diterima orang, tapi karena dia-nya aja kurang open-minded dan gesit dalam memanfaatkan kesempatan yang ada. Teknologi informasi udah ngebuka banyak pintu. Kalau ada anak-anak muda yang keluar dari jalur mainstream dan gak eksis dan masih pakai alasan “Iya soalnya kan gue gak ngikutin pasar”, itu berarti kurang berusaha aja bukan karena ke-“indie”-annya.

Jadi, udah bukan zamannya lagi deh, cari-cari excuse gak sukses cuma gara-gara lo “idealis”. Idealisme sekarang udah bisa dijual, asal mau usaha dan berpikiran terbuka.

Baca juga: Jangan Termakan Online Persona di Social Media

Header image credit: indiecurrent.com

Bagikan ini:

  • Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)

Menyukai ini:

Suka Memuat...
Tags: belajarindiekreativitasmusikpola pikirWhat We Think
Previous Post

Start Surabaya Dibuka, Forward Factory Resmi Jadi Coworking Space Terbaru Surabaya

Next Post

Awas Terjebak Filosofi Ilmu Padi

Next Post
Awas Terjebak Filosofi Ilmu Padi

Awas Terjebak Filosofi Ilmu Padi

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Yang Terbaru

  • Fenomena Media Alternatif: Efektif Tapi Bisa Bawa Dampak Negatif
  • Fenomena Konser Ramah Lingkungan, Gimana Praktiknya?
  • Mengenal Apa itu Chronically Online
  • Apakah Demokrasi Adalah Sistem Pemerintahan Terbaik?
  • Mengenal Filsafat Stoikisme
Ziliun

Media yang menemani perjalanan anak muda untuk menghadapi kehidupan dan memasuki dunia kerja, serta mendorong dan memotivasi anak muda untuk menjadi versi terbaik diri mereka.

  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Kerja Sama

Ruang & Tempo Coworking Space

Gedung TEMPO, Jl. Palmerah Barat No. 8, Jakarta Selatan 12210

Bikin kontenmu sekarang!

© 2025 Ziliun All rights reserved.

Ziliun

  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space

© 2025 Ziliun All rights reserved.

%d