“Try not to become a man of success, but rather try to become a man of value.” (Albert Einstein)
Dari kecil, ketika ditanya soal cita-cita, kita terbiasa menjawab, “ingin jadi orang sukses.” Banyak orang tumbuh dengan mindset mengejar sukses. Dokter yang sukses, pengusaha yang sukses, wanita karir yang sukses, arsitek yang sukses, dan silakan nambahin nama profesi, plus embel-embel sukses di belakangnya.
Bukannya jelek, tapi sukses kayak gimana yang dicari? Yang sibuk mencetak prestasi sini-sana, atau yang fokus gimana jadi orang yang berguna? Yang bikin impact positif ke lingkungannya, yang memberi value ke dunia.
Baca juga: #ziliun17: Musisi Indie Indonesia Berprestasi
Karena sebenernya, untuk sukses sih rumusnya gampang aja. Sekolah aja tinggi-tinggi, keluar negeri, terus kerja di perusahaan super terkenal di dunia, make a great career out of it. Atau rintis aja usaha, jualin batu bara atau apa, yang bikin kaya raya nimbun harta.
Tapi untuk berkontribusi dan jadi orang yang valuable bagi umat manusia, itu beda perkara.
Makanya Albert Einstein bilang, “Try not to become a man of success, but rather try to become a man of value.”
Iya, nggak ada yang salah dengan ambisi sukses. Tapi seringnya, orang kalo udah sukses, kok jadi lupa sama yang lainnya. Sementara man of value, akan menjadikan kita nggak sekedar sukses, tapi juga orang yang berguna. Bagi keluarga, nusa, dan bangsa. *healah*
Baca juga: Merayakan Kemiskinan
Man of success itu soal prestasi. Sementara man of value mengedepankan kontribusi.
Contoh, kalo masih rancu antara term sukses dan value.
Politisi, pejabat negara, jenderal bertabur bintang yang jenjang karirnya terus nanjak, dapet posisi udah super enak. Itu sukses. Pengusaha yang juara di pasar saham yang kalo di-convert ke duit itu nggak abis-abis, iya sukses. Atlet yang menang medali emas setiap tanding, kurang sukses apa? Atau, Albert Einstein dengan sederet prestasinya di bidang fisika, itu jelas sukses juga!
Ilmuwan yang menciptakan vaksin yang dimanfaatkan seisi dunia untuk nyembuhin penyakit, atau menciptakan lampu, telepon, itu value. Pengusaha yang dalam bisnisnya memberdayakan kaum marginal dan mendorong mereka untuk berkarya, ya value. Programmer yang bikin aplikasi dan terobosan yang memudahkan kita beramal, bekerja,berkegiatan sehari-hari atau berbuat baik lainnya, value. Einstein dan teori relativitasnya juga jelas value. Atlet yang nggak hanya menang, tapi bikin sekolah untuk ngajarin lebih banyak atlet jadi juara, value.
Baca juga: Nrimo Pangkal Dijajah
Kalau anak SD jaman dulu suka bilang di buku tahunan, “Kalo udah sukses, jangan lupain aku ya!”
Iya, orang yang sekedar sukses mungkin akan lupa. Tapi man of value peduli akan sekitarnya.
Kalau kita fokus jadi orang yang berguna, sukses juga akan datang nantinya. Tapi kalau kita fokus untuk bikin sukses diri sendiri? Duh. Man of value udah pasti sukses. Tapi man of success, belum tentu berguna. Saya rasa, itu yang mau Einstein sampaikan ke dunia.
Baca juga: Cuma Sekolah Nggak Jamin Masa Depan
Header image credit: yusufleinge.blogspot.com