Saya paling tidak bisa menghargai orang yang suka mengeluh akan hidupnya, namun tidak pernah bertindak untuk memperbaikinya. Alih-alih memperbaiki, yang ada hanyalah seseruan merayakan sesuatu yang tidak sewajarnya dirayakan secara berlebihan.
Sebagai sebuah negara besar yang begitu kaya akan hasil alam, sangat ironis jika Badan Pusat Statistik merilis angka kemiskinan di Indonesia yang terus-menerus mengalami peningkatan.
Sebelum terburu-buru menyalahkan pemerintah atau siapapun, coba ambil cermin dan perhatikan perilaku diri sendiri. Barangkali memang kita sendiri yang emang ngga mau memperbaiki nasib, malah mengutuki keadaan atau malah menyalahkan orang lain.
Yang lebih parah sih yang model lain lagi, sudah miskin malah berlaku sok kaya. Katanya sih kekurangan, tapi daripada beli sembako lebih pilih beli rokok. Ngantre BLT (Bantuan Langsung Tunai), tapi uangnya buat kredit motor baru alih-alih buat kebutuhan primer. Pas bulan Ramadan minta diberi zakat, tapi pas malam takbiran malah hamburin uang beli petasan.
Saya benar-benar kagum. Luar biasa sekali jalan pikirannya. Bukankah lebih baik apabila sedikit uang itu ditabung daripada dibelikan kembang api maupun petasan yang jelas-jelas tidak bermanfaat?
Buat apa berteriak tentang situasi ekonomi yang susah serta mengeluh tentang penderitaan hidup, dan kemudian mendadak hilang ingatan pada saat malam perayaan hari besar?
Bukankah dari SD itu kita diajarkan untuk hidup sederhana? Bukankah sejak kecil itu kita diajarkan semangat menabung?
Saya paling tidak bisa menghargai orang yang suka mengeluh akan hidupnya, namun tidak pernah bertindak untuk memperbaikinya. Alih-alih memperbaiki, yang dilakukan cuma seseruan merayakan sesuatu yang tidak sewajarnya dirayakan secara berlebihan.
Saya sangat menghargai orang yang sederhana dan selalu mau berbagi dengan apa yang mereka punya. Apalagi mereka yang hanya punya sedikit dan mau berbagi. Yang diperlukan cuma sedikit kemauan untuk melihat ke sekeliling kita, di mana kita bisa berkontribusi kepada mereka. Kalau ngga ada harta, ya bisa berbagi ilmu. Kalau ilmu pun nggak ada, yah, setidaknya kita bisa menghargai hak orang lain dengan tidak melanggar dan berbuat seenaknya tanpa memikirkan kenyamanan dan hak mereka. Karena hak kita dibatasi oleh hak orang lain pula.
Sangatlah bijaksana merayakan sebuah kebahagiaan dengan berbagi. Saat ini saya berusaha berbagi cerita, berbagi pengalaman, berbagi semangat. Semoga kita bisa saling menyemangati saudara-saudara kita yang belum mampu menikmati indahnya hidup ini. Jangan biarkan mereka terus merayakan kemiskinan!
Comments 2