Ziliun
  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space
No Result
View All Result
  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space
No Result
View All Result
Ziliun
No Result
View All Result

Mengubah Dunia dengan Hashtag, Percaya?

PutribyPutri
10/11/2014
in Featured, Opinion
0
Mengubah Dunia dengan Hashtag, Percaya?
Share on FacebookShare on Twitter

“The activist is not the person who says the river is dirty. The activist is the person who cleans up the river” –  H. Ross Perot

Adakah dari kalian yang menjadi seorang aktivis? Berkelana mencari pengalaman dan berbagai kegiatan karena hati kalian semua tergerak untuk membuat bangsa, maupun dunia ini menjadi lebih baik ke depannya. Aktivis adalah penggerak, siapapun dapat menjadi aktivis dengan cara memberikan sumbangsih pikiran, tenaga, dan apapun asalkan niatan yang lapang ada di dalam diri kalian.

Aktivis tak mengenal lemas, mereka selalu berusaha untuk bergerak membuktikan pergerakan tersebut. Tak hanya lewat obrolan saja, namun juga dilaksanakan dan diwujudkan. Aktivis yang mengobral kata-kata, mereka membuktikannya lewat tindakan.

Source: s3.amazonaws.com

Bisa kita lihat saja seperti pergerakan KontraS (Komisi Untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan) yang bergerak khusus bagi mereka yang hilang pada era 98’an. KontraS, salah satu organisasi yang memiliki anggota aktivis aktif dalam menyuarakan korban 98’an, sebut saja Munir tokoh HAM, dan Wiji Thukul salah seniman puisi Indonesia yang hingga saat ini hilang tak berbekas.

RelatedPosts

Sekali-kali Kita Keluar dari Zona Mimpi

Libra Cryptocurrency: Is it a Good Crypto (or Not)?

Baca juga: Belajar Mendengar dengan Social Media

Seiring teknologi berkembang, ada saja cara yang dilakukan oleh beberapa orang untuk menjadi seorang aktivis. Alih-alih ingin menjadi aktivis dengan mendukung segala macam pergerakan, mereka malah terlihat sangat spamming di media sosial.

Sebut saja pergerakan hashtag, yang semula digunakan untuk menandai beberapa peristiwa dengan tujuan untuk dikumpulkan menjadi satu tema agar mudah dalam pengarsipannya. Kini banyak juga mereka para aktivis abal-abal yang hanya sekadar hashtag untuk menujukkan keprihatinannya. Masih ingat dengan hashtag #PrayForIndonesia, yang hingga sampai saat ini masih aktif diramaikan oleh pengguna akun media sosial khususnya Twitter dan Instagram.

Jika kalian membuka hashtag tersebut maka muncullah bermacam-macam permohonan, keinginan, doa, pujian, bahkan makian yang ditujukkan pada seisi bangsa ini. Alih-alih ingin menjadi salah satu penggerak dari bangsa ini, namun hashtag tersebut malah membuat kita nyinyir sendiri.

Baca juga: Ketika Budaya Radikal Makin Menjual

Memang, dengan hashtag tersebut suara dan aspirasi kita terdengar ke seluruh pelosok dunia, namun itu hanya sebuah kata, bukan pergerakan turun tanah. Kalian tak merasakan bagaimana panasnya siang, hiruk pikuk berjejal menagih sebuah revolusi, semangat dan solidaritas memang sepertinya hanya dapat kita rasakan ketika langsung terjun.

Kalau hashtag populer di Twitter, di Facebook agak lebih aneh lagi. Netizen kita begitu menghayati beredarnya foto-foto anak kelaparan dan korban perang dari berbagai belahan dunia. Pesan caption-nya selalu sama: “Like to show that you care,” semacam itu. Dan yang nge-like? Tahu sendiri banyaknya.

Beda halnya dengan aktivis hashtag yang hanya berbekal gadget dan menyuarakan aspirasinya melalui kata-kata, then upload it. Tanpa harus berpanas-panas, dan berpeluh keringat, aktivis hashtag mengaku sudah berpartisipasi layaknya aktivis pada umumnya.

Baca juga: Muda dan Belagu? Boleh!

Kemudian, apakah sikap dan semangat para aktivis hashtag tersebut sama halnya dengan aktivis pada kenyataannya?! Hashtag boleh jadi punya kekuatan untuk memperkenalkan isu ke dunia, tapi ia jelas tidak mengubah apa-apa. Jadi, mari introspeksi.

Header image credit: permanentculturenow.com

Bagikan ini:

  • Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)

Menyukai ini:

Suka Memuat...
Tags: aktivisanak mudagerakanhashtagpola pikirsocial mediaWhat We Think
Previous Post

Kenapa Lo Harus Selalu “Kepepet”

Next Post

Mulai Jadi Pahlawan Melalui Start Surabaya

Next Post
Mulai Jadi Pahlawan Melalui Start Surabaya

Mulai Jadi Pahlawan Melalui Start Surabaya

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Yang Terbaru

  • Fenomena Media Alternatif: Efektif Tapi Bisa Bawa Dampak Negatif
  • Fenomena Konser Ramah Lingkungan, Gimana Praktiknya?
  • Mengenal Apa itu Chronically Online
  • Apakah Demokrasi Adalah Sistem Pemerintahan Terbaik?
  • Mengenal Filsafat Stoikisme
Ziliun

Media yang menemani perjalanan anak muda untuk menghadapi kehidupan dan memasuki dunia kerja, serta mendorong dan memotivasi anak muda untuk menjadi versi terbaik diri mereka.

  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Kerja Sama

Ruang & Tempo Coworking Space

Gedung TEMPO, Jl. Palmerah Barat No. 8, Jakarta Selatan 12210

Bikin kontenmu sekarang!

© 2025 Ziliun All rights reserved.

Ziliun

  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space

© 2025 Ziliun All rights reserved.

%d