Kepepet adalah kondisi yang sebenarnya bisa lo ciptakan setiap hari. Kepepet adalah mindset yang lo bentuk di diri lo sendiri.
Ada cerita klise yang sering kita denger dari orang-orang yang udah sukses bikin bisnis: “Waktu itu saya kepepet, jadi gak ada pilihan lain untuk menyambung hidup selain berbisnis.”
Cerita ini gak cuma kita temuin di satu atau dua orang, tapi banyak banget entrepreneur yang memang mulai bisnis gara-gara gak punya uang sepeser pun. Orang-orang kayak gini membangun bisnis mulai dari nol karena gak punya pilihan lain selain cari uang.
Kita bisa lihat contohnya juga di negara-negara empat musim. Penduduknya paham betul kerasnya musim dingin, atau se-neraka apa rasanya musim panas. Kalau yang ekstrem banget, mereka terancam nggak bisa keluar rumah berbulan-bulan. Makanya etos kerja mereka tinggi, muter otak demi bisa bikin asap dapur tetep ngepul selama masa-masa nggak produktif itu. Ya, the power of kepepet.
Baca juga: Muda dan Belagu? Boleh!
Orang Indonesia yang dimanja dengan iklim tropis, jadi lebih selow, biasanya. Kita kan gemah ripah loh jinawi, yang katanya tongkat kayu dan batu dilempar aja jadi tanaman.
Banyak juga yang bilang kalau orang-orang yang dari kecil udah hidup berkecukupan itu bakal jadi males-malesan, karena gak pernah ngerasain hidup susah, dan otomatis gak pernah “kepepet”.
Sekarang, berarti kalau gue “mapan”, gue gak akan sesukses orang-orang yang “kepepet”?
Baca juga: Berhenti Mencari Ide Brilian
Nyatanya, gak kayak zaman dulu di mana cuma orang-orang “kepepet” yang mau berbisnis, zaman sekarang banyak banget orang “mapan” yang banting setir jadi pengusaha. Orang-orang ini kelihatannya sama sekali gak kepepet dari segi kemampuan ekonomi. Terus, ngapain dong mereka mau susah-susah mulai usaha dari nol?
Kalau dipikir-pikir, kepepet itu sebenarnya gak cuma masalah duit. Kepepet itu bisa aja, “Aduh, gue harus cepet-cepet banggain orangtua nih” atau “Duh, gue pengen cepat mencapai cita-cita gue nih”.
Baca juga: Perusahaan Multinasional: Curi Ilmunya, Bukan Namanya
Kepepet itu bukan kondisi yang ditakdirkan Tuhan dan lo terima begitu aja. “Duit gue masih banyak, gue gak kepepet, ngapain gue susah-susah?” itu pola pikir yang bakal bikin lo gak progresif. Kepepet adalah kondisi yang sebenarnya bisa lo ciptakan setiap hari.
Coba kita balik lagi ke contoh orang-orang yang jadi pengusaha karena kepepet gak punya uang. Mungkin awalnya mereka usaha cuma demi uang, tapi saat usaha mereka udah menghasilkan uang pun—yang berarti mereka gak kepepet lagi—banyak yang gak berhenti sampai di situ. Mereka terus cari cara supaya bisnisnya tumbuh.
Di tahap ini, berarti mereka lagi menciptakan kondisi kepepet yang baru selain kesulitan finansial, yaitu “Duh, gimana caranya perusahaan gue gak kalah sama kompetitor?” Padahal, mereka bisa aja memilih untuk bertahan sama kapasitas perusahaan yang ada saat itu.
Baca juga: Practice Doesn’t Make Perfect
Kesimpulannya, kepepet itu bukan kondisi, tapi lebih tentang mindset yang lo bentuk di diri lo sendiri. Lo harus memberikan constant pressure ke diri lo supaya lo ngerasa lo selalu kepepet. Itu satu-satunya cara supaya lo selalu bisa maju dan progresif.
Jadi, next time lo ngerasa lo sudah “mapan”, coba cari bentuk-bentuk kepepet lainnya ya. Kalau udah punya mindset “selalu kepepet”, kita nggak perlu “kepepet” beneran kan untuk maju. 😉
Header image credit: hdwallsource.com