Why… are IKEA prices so low with such good quality and design?
This is why.
Saya tipe orang yang kalo ke mall hampir ngga pernah absen mampir ke Ace Hardware. Suka kalap apalagi kalo abis gajian. Niatnya sih latihan punya perlengkapan rumah sebelum punya rumah sendiri. Tapi latihannya suka lebay sampe ngabisin berjam-jam ngeliatin rak gantung sama talenan. Abis gimana ya, kan gemes gitu liat yang lucu-lucu tapi ngga dibawa pulang, ya ngga sih?
Pas kemarin ke US, kami tinggal di sebuah apartemen Airbnb di daerah Palo Alto, yang dekat dengan sebuah IKEA Store yang gede.
Saya belum pernah ke IKEA store manapun sebelumnya. Yah, emang di Indonesia kan ngga ada IKEA. Dan saya langsung norak sih. Pas liat plang IKEA langsung kepengen ke sana. Dan karena ada satu siang yang kosong dan belum ada rencana apapun, jadilah kami pelesir ke sana.
Kalo yang udah pernah ke toko semacam Ace Hardware atau Informa, isinya kira-kira sama sih. Intinya ya furniture, peralatan, dan perlengkapan rumah tangga. Tapi ada perbedaan yang signifikan dari IKEA dengan toko furniture biasa.
Contohnya kayak gini.
Sementara di toko furniture biasa, bangku dijejerin sama bangku, meja dijejerin sama meja, dan sofa tempatnya bareng sofa-sofa lainnya, di IKEA semua barang ditampilkan seperti kita ngeliat rumah contoh. Ada ruang tamu, kamar tidur utama, kamar tidur anak, ruang keluarga, dapur, ruang makan, perpustakaan, sampai kamar mandi.
Semua barang di-display semenarik mungkin, supaya orang ada bayangan kalau mereka beli suatu barang enaknya ditaro di mana. Yang lebih menariknya lagi, mereka bikin denah yang terdiri dari satu alur. Semacam kalo kita pergi ke wahana, kita mesti ngikutin alur dari awal sampe akhir untuk bisa lihat semuanya. Jadi ada peta, persis kayak kalo lagi di Dufan, saat ini kita lagi di area apa, dan di depan kita ada apa.
IKEA juga punya display ruangan berdasarkan ukuran tertentu. Misalnya aja, kita punya apartemen seluas 30 meter persegi, nah, mereka akan kasih tau untuk ukuran seperti itu, bisa diisi kayak gimana dan seperti apa yang bagus dan tentunya muat. Praktis kan?
Bukan cuma punya toko furniture, IKEA juga punya restoran di dalam tokonya. IKEA tahu, orang-orang yang datang ke sana adalah mereka yang sudah lebih mapan dan biasanya sudah berkeluarga dan punya rumah sendiri. Kemungkinan para konsumen ini belanja sambil bawa anak-anak itu sangat besar. Makanya IKEA ini sangat family friendly. Jadilah restoran ini super rame di jam-jam makan siang, karena sebelum belanja mereka biasa makan bareng dulu.
Makanannya pun enak-enak lho! Salah satu yang paling terkenal adalah Swedish Meatball alias Bakso ala Swedia yang dimakan dengan kentang tumbuk dan kuah. Yum!
Yang lebih serunya lagi, pada saat kami ke sana, lagi ada promosi makan gratis. Yes, makan-makan gratis di resto-nya IKEA. Tetap ada syarat dan ketentuannya sih. Jadi gini, kalau kita belanja di IKEA lebih dari 100 dolar, maka tagihan kita akan dipotong sesuai dengan jumlah tagihan makan.
Pas kemarin sebelum belanja kami ke resto untuk makan dulu. Total tagihan makan sekitar 30 dolar. Setelah bayar, baru kami belanja. Ternyata pada saat di kasir, barang belanjaan kami totalnya sekitar 120 dolar. Bill kami tersebut didiskon sebesar 30 dolar persis seperti tagihan makan kami sebelumnya. Jadi kami cuma bayar sekitar 90 dolar. Lumayan banget kan? Tau gitu tadi makan lebih banyak #eh.
Eco-friendly Product
IKEA terkenal karena selain desainnya yang menarik dan simpel, juga harganya yang relatif lebih murah dari produk lain sejenis. Hal ini selalu mereka komunikasikan dengan konsumennya, salah satunya dengan cara self-assembly, alias rakit sendiri furniture mu. Untuk menekan biaya, IKEA mengurangi sumber daya manusia di pabrik mereka untuk merakit peralatan rumah tangga seperti meja, kursi, dan lain-lain, dan meminta konsumen untuk melakukannya sendiri di rumah. Oleh karena itu, setiap produk yang dijual selalu dilengkapi dengan lembar manual yang berisi bagaimana cara merakitnya.
Selain itu, cara mereka packing produknya pun diperhatiin banget. Meskipun barang mereka banyak, tapi gudang mereka sangat rapi karena packing produknya dibuat simetris dan ringkas. Isinya kebanyakan kotak-kotak pipih atau kotak-kotak ramping yang berisi produk siap rakit, jadi ngga makan tempat. Tujuannya lagi-lagi efisiensi dan penghematan biaya. Dalam satu rak tinggi, barang yang disimpan bisa banyak banget.
Selain itu, di kasir mereka ngga kasih kita tas plastik atau tas belanja lho untuk mengangkut belanjaan! Selain mengurangi biaya, juga eco-friendly.
The Design Company
Ngga cuma furniture, mereka juga jualan buku tentang IKEA loh! Isinya bercerita tentang sejarah perjalanan IKEA dari awal. Gimana visi dan misi mereka sebagai perusahaan. That they’re not a furniture company, but they’re a design company.
Saya belajar banyak dari trip ke IKEA ini, bukan cuma karena produk mereka yang keren, tapi juga visi perusahaannya yang kuat. Nggak salah, IKEA menempati ranking 41 dari 100 World’s Most Valuable Brands oleh Majalah Forbes tahun 2013.
Ibaratnya kayak fashion designer terkenal yang mengarahkan tren gaya tahun depan, IKEA juga menentukan tren desain interior dengan mengeluarkan katalog produk yang diburu banyak orang. This thing happens because they see themselves as an innovator, as an artist, not just as a factory that build furnitures.