Ziliun
  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space
No Result
View All Result
  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space
No Result
View All Result
Ziliun
No Result
View All Result

Belajar Mendengar dengan Social Media

PutribyPutri
09/10/2014
in Featured
0
Belajar Mendengar dengan Social Media
Share on FacebookShare on Twitter

Ada alasannya kenapa Tuhan menciptakan dua telinga, dan mulut cukup satu aja. Karena manusia emang mestinya lebih banyak mendengar daripada bicara.

Semua orang tau ini eranya social media. Semua tampil dan (sadar nggak sadar) menciptakan online persona-nya masing-masing di sana. Kebanyakan kita lebih banyak menggunakan social media untuk bicara, mengekspresikan diri lah istilahnya. Kita sedang apa, ada di mana, mikir apa, nonton apa, baca apa, jalan-jalan kemana. Seolah social media segalanya adalah tentang kita. Salah? Ya nggak juga. Namanya juga personal, jadi ya terserah. Tapi kalau konteksnya membangun brand, ya, salah.

Kamu berminat atau lagi bangun bisnis dan mau ngeksis di social media? Ternyata ada syaratnya. Meski kedengerannya klise, tapi ini bener: nggak perlu banyak omong, banyakin denger.

Baca juga: Jangan Termakan Online Persona di Social Media!

Umumnya perusahaan, sukanya ngomong, ngiklan, ceritanya mau engagement, tapi suka lupa untuk mendengarkan. Atau ya, mereka paling “mendengarkan” lewat berbagai tools social media measurement. “Nguping” conversation, trending topic, hashtag, dan traffic di social media, mantengin sentiment, share of voice, menggali insight, atau apapun lagi istilahnya anak social media specialist, ya nggak cukup. Itu ibarat baru ngumpulin data awal yang super superficial.

RelatedPosts

Dukung Pemimpin Perempuan di Ranah Teknologi

Belajar Entrepreneurial Mindset dari Tokoh Tiga Serangkai Kebangkitan Nasional

Dalam event Social Insights 2014 yang digelar sama Socialbakers di Jakarta tempo hari, salah satu pembicaranya, Piotr Jakubowski, Head of Digital, VML Qais Indonesia, bilang begini. Ada berbagai result dari menjalankan social media marketing, salah satunya adalah branding. Bule yang fasih bahasa Indonesia-nya ini mencontohkan kampanye legendaris dari satu brand paling mahsyur di dunia – McDonald’s.

Baca juga: Intellectual Property: Matang, Siap Masak, dan Karbitan

Tau sendiri kan, gimana kencengnya junk food McD dibombardir dengan “tuduhan” negatif, kayak dagingnya nggak fresh lah, minyaknya jelek lah, nipu lah keliatannya di gambar bagus, padahal aslinya burgernya kempes, bikin obesitas lah, pokoknya a big NO lah kalo buat kesehatan.

Nah, di Kanada, merespon isu negatif tadi, McD bikin campaign: McDonald’s listen and answer: Our Food, Your Question. Merespon masalah nggak panik, tapi merumuskan solusi dan mengeksekusinya dengan sempurna. Yang dikata kita nggak bisa mengontrol social media, kalau McD percaya bahwa social media bisa disetir ke arah yang kita inginkan! Jadi McD mengundang khalayak buat bertanya langsung lewat online posting, dan McD akan mendengar dan menjawabnya. Contoh pertanyaan yang masuk kayak, kenapa makanan McD mewah di foto, payah di aslinya; palsu ya? Pertanyaan dijawab dengan video yang menjelaskan seluruh proses behind the scene-nya McD secara transparan!

Baca juga: Perusahaan Multinasional: Curi Ilmunya, Bukan Namanya

Untuk jadi semewah yang di foto, butuh waktu sekian jam untuk bikin se-sempurna di foto. Kamu mau menunggu selama itu?

As a brand, McD took it to a whole new level. Mereka memanfaatkan social media untuk mendengar, dan bercerita dengan benar. Dua telinga dan satu mulut, di social media pun, kedua alat indera ini harus digunakan dengan seimbang. Jangan dengar doang, jangan juga bicara doang.

image header credit: blog.zogdigital.com

Bagikan ini:

  • Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)

Menyukai ini:

Suka Memuat...
Tags: brandingmcdonaldssocialmediaWhat We Learn
Previous Post

Apatisme Politik Udah Basi, Saatnya Anak Muda Lebih Peduli

Next Post

Drone: Dari Senjata Perang, Jadi Bermanfaat untuk Banyak Orang!

Next Post
Drone: Dari Senjata Perang, Jadi Bermanfaat untuk Banyak Orang!

Drone: Dari Senjata Perang, Jadi Bermanfaat untuk Banyak Orang!

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Yang Terbaru

  • Fenomena Media Alternatif: Efektif Tapi Bisa Bawa Dampak Negatif
  • Fenomena Konser Ramah Lingkungan, Gimana Praktiknya?
  • Mengenal Apa itu Chronically Online
  • Apakah Demokrasi Adalah Sistem Pemerintahan Terbaik?
  • Mengenal Filsafat Stoikisme
Ziliun

Media yang menemani perjalanan anak muda untuk menghadapi kehidupan dan memasuki dunia kerja, serta mendorong dan memotivasi anak muda untuk menjadi versi terbaik diri mereka.

  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Kerja Sama

Ruang & Tempo Coworking Space

Gedung TEMPO, Jl. Palmerah Barat No. 8, Jakarta Selatan 12210

Bikin kontenmu sekarang!

© 2025 Ziliun All rights reserved.

Ziliun

  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space

© 2025 Ziliun All rights reserved.

%d