Berita tentang perubahan nomenklatur Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menjadi Kemenparekraf banyak jadi pembicaraan. Banyak juga yang bertanya-tanya emang apa hubungannya antara pariwisata dan ekonomi kreatif?
Tapi tulisan ini bukan ngebedah hal itu, tulisan ini coba liat hubungan kedua hal itu dari apa yang gue dapet dari sesi “ “Exploring Destinations Unlocking Potential” di SENYAWA+. Dalam sesi ini pemain-pemain di bidang pariwisata sama industri kreatif ketemu ngomongin langkah-langkah kreatif buat ngembangin destinasi wisata di Indonesia. Mereka adalah Putri Tanjung (CBO, Kreavi), Jovita Ayu (Business Director, Telusuri), dan Gaery Undarsa (Co-Founder dari Tiket.com).
Menurut Putri Tanjung, secara kreatif banyak yang bisa dilakukan untuk menunjang pariwisata kita, baik lewat promosi maupun bikin komunitas. Studi kasusnya adalah Creativepreneur, acara yang memang dijalankan oleh Putri. Yang beda adalah entrepreneurnya. Kita bikin bisnis pasti juga harus bisa kaya bikin balik untuk komunitasnya. Terus Putri juga nambahin, bikin event di kota, kalau bisa jangan hanya mengembangkan estetika kotanya, tapi juga mengembangkan sumber daya manusianya di kota-kota. Nanti bisa melestarikan kotanya, bisa memajukan kota-kotanya.
Lalu emang seberapa potensialnya pariwisata di Indonesia sekarang?
Dilansir dari tempo.co Gaery mengatakan, saat ini industri pariwisata menjadi salah satu sektor paling diandalkan untuk menggenjot devisa. Pada tutup buku 2018 lalu, capaian devisa pariwisata mencapai US$ 19,29 miliar dolar. Sedangkan pada 2019, devisa dari sektor pariwisata diprediksi mencapain US$ 20 miliar.
Kebayangkan potensi yang besar ini, enggak dikemas dengan sentuhan-sentuhan kreatif. Menurut Jovita Ayu yang emang dikenal sebagai pejalan. Dia berkomentar tentang keadaan destinasi wisata di Indonesia dan industri kreatif. Menurutnya “potensinya sebenarnya ada, tapi belum terdevelop dengan baik. Kalo ada ceritanya, bisa dapet esensinya pas pariwisata.”
Jadi emang perlu banget sinergitas dari para pemain di Industri ini lagi kalo mau pariwisata kita lebih cepat lagi. Jadi enggak cuman keindahan alam yang dijual, tapi orang-orang yang berwisata tahu akan cerita yang ada di semua destinasi wisata.