Kalau lo sering baca dan udah memahami tulisan-tulisan kita tentang kolaborasi, pasti udah ngerti kalau untuk bikin sesuatu yang besar, perlu yang namanya partner. Tapi, sampai sekarang masih banyak yang bingung, gimana sih cari partner yang cocok?
Well, ada yang bilang cari partner kerja itu lebih susah daripada cari jodoh! It’s an art, not a science. Tapi, kalau jodoh bisa diusahakan, partner kerja yang cocok juga bisa diusahakan, dong.
Baca juga: Modal Bikin Startup: Cari Co-founder yang Tepat
Meet Masamichi Udagawa and Sigi Moeslinger. Mereka adalah pasangan suami-istri yang juga adalah creative partner. Udah banyak proyek kolaborasi yang mereka kerjakan bersama, mulai dari furniture line untuk Knoll, sampai desain subway car di New York. Menurut mereka, ada beberapa formula nih untuk successful partnership.
Pertama, yang udah jelas, adalah complementary capability. Partner yang pas adalah yang punya skill dan strength berbeda, kayak hubungan aja xD. Kita udah pernah nulis tentang itu di sini. Dibaca, ya!
Kedua, gak cuma skill yang saling melengkapi, dua orang yang saling berkolaborasi harus punya values dan goals yang sama. Di sini nih banyak orang yang jatuh ke dalam pilihan yang salah. Mikirnya, mau partner-an sama si A, karena dia jago. Padahal it takes more than hebat gaknya suatu orang, untuk bikin dia sebagai partner yang pas. Supaya kolaborasinya enak, dua orang harus menjunjung nilai-nilai atau idealisme yang sama, dan juga punya visi yang sama.
Nah, caranya untuk tahu tentang values dan goals seseorang, ya mesti testing the water, gak bisa pake kira-kira. Coba lakuin side project kecil-kecilan sama calon partner tersebut untuk ngetes kecocokan, sebelum terjun ke komitmen proyek yang lebih besar. Mirip-mirip taaruflah :p.
Baca juga: Kolaborasi Berarti Berpihak, Bukan Cuma Bekerjasama
Ketiga, supaya partnership bisa bertahan ke depannya, harus ada formal agreement yang secara eksplisit dimengerti kedua belah pihak. Oke, lo udah cocok, ada implicit understanding di antara lo dan partner lo. Tapi, mau udah kenal baik banget pun, gak menutup kemungkinan worst things will happen. Jadi mending ada aturan-aturan kerjasama formal yang tertulis yang jadi acuan (kayak pren-up pernikahan aja).
Lama-lama kok jadi kayak tips percintaan? Ya itulah namanya kolaborasi! Lebih lengkapnya, nonton video 99U berikut ini.
Header image credit: flickr.com
Comments 2