Andreas Senjaya, CEO Badr Interactive, beberapa waktu lalu berangkat ke San Fransisco untuk mengikuti program inkubasi dan akselerasi 500accelerator yang diselenggarakan oleh 500startups. iGrow, salah satu startup dari Badr Interactive termasuk dalam 52 startup terpilih dari seluruh dunia untuk mengikuti program tersebut selama 4 hingga 5 bulan ke depan.
Perjalanan Andreas Senjaya di San Fransisco tentunya punya banyak ilmu dan pengalaman yang bisa dipelajari. Oleh karena itu, Ziliun akan berbagi tulisan dari Mas Jay selama ia mengikuti program 500accelerator ini. Untuk apa? Berbagi ilmu dan pengalaman, supaya kamu juga bisa ikut belajar apa yang Mas Jay dapatkan di program ini.
Seperti yang saya tulis sebelumnya, ekosistem di program 500 accelerator yang sedang saya ikuti saat ini benar-benar sangat menantang. Dan hari ini saya mendapatkan tamparan telak!
Hari ini diadakan acara welcome drink di kantor 500startups. Mereka mengundang peserta 500 accelerator dari batch sebelumnya untuk hadir dan sharing pengalaman kepada kami. Sebenarnya acara utama adalah pitching (presentasi ide/produk/bisnis startup) bergantian dari setiap startup di program 500accelerator, masing-masing harus menceritakan tentang startupnya selama hanya 30 detik.
Mereka sudah menekankan di awal kalau waktu 30 detik sebaiknya dimanfaatkan untuk menceritakan startup kita hanya dengan 1 kalimat, dan juga menceritakan tentang traction (sejauh mana startup tersebut diterima di pasar, digunakan, atau mendapat revenue yang disebutkan dalam bentuk data/fakta). Tentunya ini adalah hal yang sangat berat untuk mereka yang belum me-launching atau belum mendapatkan revenue.
Memang ada beberapa produk yang belum launching sehingga dari aspek traction mereka masih lemah. Namun ada juga beberapa startup yang sudah punya traction luar biasa, seperti misalnya sudah memiliki user ratusan ribu orang, bahkan sudah mendapatkan revenue jutaan dolar.
Inilah yang menjadi tamparan untuk saya, ternyata masih banyak startup yang lebih baik dari kami, terutama dari aspek traction. Di awal saya menetapkan target bahwa iGrow harus bisa menjadi startup terbaik dalam program accelerator kali ini, namun tampaknya hal itu ke depan bukanlah perjalanan yang mudah walaupun juga bukan hal yang tidak mungkin. Tapi tidak mengapa, ini menjadi pemecut bagi semangat juang saya di sini untuk berkembang dan lebih baik dari hari ke hari.
Baca juga: Ekosistem: Lesson Learned di Hari Pertama 500 Accelerator
Memang tidak dapat dipungkiri traction adalah parameter universal bagi sebuah bisnis untuk menunjukkan bagaimana performa sebagai seorang entrepreneur dalam menjalankan bisnisnya. Traction juga adalah cara terbaik untuk mengetahui dan mengidentifikasi seberapa besar peluang kesuksesan startup kita. Hal itu bisa terjadi karena traction adalah sebuah tanda sekaligus bukti bahwa ide dan produk kita dapat bekerja. Beberapa parameter atau matriks dari traction sebuah startup yang biasa digunakan adalah revenue, profit, paid customer, monthly growth, daily/monthly user, download atau subscriber. Mau pakai matriks yang mana, semua itu bergantung pada jenis bisnis yang kita jalankan.
Nah, makanya kita harus mengetahui jenis bisnis yang dijalankan dulu, baru setelah itu menentukan parameter apa yang bisa kita gunakan untuk menjadi matriks pengukur performa bisnis startup kita.
Ada banyak jenis startup, makanya ada banyak juga martriks yang bisa dipilih dan digunakan. Misalnya jika startup kita adalah sebuah e-commerce seperti Lazada atau Bhinneka yang mengandalkan transaksi sebagai bisnis modelnya, maka parameter traction yang harus selalu kita monitor antara lain rata-rata nilai sebuah transaksi, customer lifetime value, atau revenue per visitor.
Baca juga: Wirausaha Bermodal Duit Orang
Lain lagi jika startup kita sebuah SaaS (Software as a Service) seperti Salesforce maka paramater traction yang bisa digunakan untuk mengukur performa bisnis adalah monthly recurring revenue (pendapatan rutin bulanan dari customer subscription), churn rate (persentase customer yang membatalkan subcription mereka setelah waktu tertentu), atau trial activation rate (berapa banyak user trial version yang terkonversi menjadi customer berbayar). Atau, kalau startup kita merupakan sebuah media online seperti Selasar, TeknoJurnal, dsb, maka matriks yang bisa kita gunakan untuk mengukur performa startup seperti visitor loyalty (jumlah kunjungan user dalam periode waktu tertentu), advertising clicktroughs (probabilitas visitor klik iklan di web kita), atau juga page depth (jumlah halaman yang dikunjungi visitor).
Selama pengalaman saya melakukan banyak pitching di berbagai kesempatan, salah satu tips sukses untuk bisa melakukan pitching yang memesona adalah dengan menunjukkan traction yang baik dari startup yang kita miliki. Setiap orang bisa punya ide brilliant dengan konsep model bisnis yang baik, namun traction membuktikan apakah ia mampu dan berhasil menjalankan idenya tersebut. Pitching dengan menunjukkan traction startup yang baik akan jauh lebih mudah menarik perhatian audience, investor atau juri (jika itu event kompetisi).
Jadi pelajaran bersama untuk kita para pelaku startup adalah secara konkret membuktikan bahwa ide dan produk yang kita miliki bisa berjalan dengan menunjukkan traction yang baik. Kalau produk masih dalam tahap development, segera selesaikan, launch ke pasar, dan verifikasi apakah produk kita diterima dengan baik. Nah, kalau produk sudah publish di pasar, coba monitor secara rutin traction startup, tidak hanya berapa besarnya, tapi juga berapa pertumbuhan traction tersebut dari waktu ke waktu.
Baca juga: Hacking Your Productivity
Karena seorang entrepreneur tidak cukup hanya dengan menjual kata dan iming-iming indah, tapi ia juga harus bisa konkret membuktikan bahwa ia telah menjalankan bisnis dengan baik lewat data dan fakta. Gimana caranya? Konkret ikhtiar, eksperimen, belajar dari berbagai sumber untuk memperbaiki kesalahan dan kekurangan, lalu ikhtiar lagi.
O ya satu lagi, untuk kamu yang ingin belajar tentang bagaimana mendapatkan traction yang bertumbuh baik untuk startup, saya punya referensi buku untuk dibaca: “Traction: How Any Startup Can Achieve Explosive Customer Growth”.
Artikel ini ditulis oleh Andreas Senjaya, dan sebelumnya dipublikasikan di blog pribadi Andreas Senjaya.
Image header credit: picjumbo.com
Comments 2