Semenjak pandemi covid-19, banyak orang yang akhirnya mengerjakan tugas dari rumah atau work from home. Namun, saat ingin menjadi produktif di rumah, ada yang terjebak menjadi toxic productivity.
Toxic productivity adalah keinginan yang tidak sehat untuk terus produktif setiap saat. Kalo kalian familiar dengan situasi demikian, ini disebabkan oleh rasa tidak nyaman, apabila diam dan tidak melakukan kegiatan, sehingga memaksa diri untuk terus bekerja tanpa henti. Yuk, simak apa saja ciri dan bagaimana mengatasi toxic productivity.
Ciri-ciri toxic productivity
1. Terobsesi menjadi produktif
Selama kamu punya semangat untuk produktif, itu sudah menjadi hal positif, karena kamu menunjukkan dedikasi pada tugas dan tanggung jawab pekerjaan. Namun, sesuatu yang berlebihan, akan berakibat pada sesuatu yang tidak baik, termasuk pekerjaan. Orang yang terjebak toxic productivity akan begitu fokus pada pekerjaan, sampai-sampai mengabaikan kesehatan, keluarga, sampai kebutuhan diri sendiri.
2. Ekspektasi yang tidak realistis
Toxic productivity mulai ketika orang menetapkan target-target yang tidak realistis. Ini disebabkan oleh pola pikir bahwa sebelum dan saat pandemi, tingkat produktivitas akan sama. Padahal, ada yang berbeda ketika bekerja dari rumah. Ini yang nantinya membuat orang-orang terus memaksakan diri untuk harus produktif demi mencapai target yang sudah ditetapkan.
Baca juga di sini : Sikap Empati di Dunia Kerja : Penting Hukumnya!
3. Tidak suka diam dan istirahat
Saat orang sudah begitu kecanduan untuk terus bekerja, rasanya akan bersalah jika waktu dipakai untuk diam sejenak dan istirahat. Waktu yang ada sebisanya terus dipakai untuk melakukan pekerjaan. Bahkan, saat sakit, masih berupaya untuk bekerja ketimbang memakai waktu untuk beristirahat.
Tips terhindar toxic productivity
1. Buat target realistis
Saat akan memulai pekerjaan, mulai buat daftar pekerjaan yang harus diselesaikan, buat secara realistis tanpa berlebihan. Ini bisa membantu kalian fokus saat bekerja, tanpa harus menyelesaikan tugas berlebihan.
Jika memang ada kendala, bukan sebuah masalah untuk menyusun ulang target. Ingat, bahwa waktu dan energi terbatas, sehingga tidak perlu merasa bersalah untuk mengurangi beberapa pekerjaan.
2. Self-care
Setelah melakukan pekerjaan yang melelahkan selama satu minggu, gak ada salahnya untuk kamu mengapresiasi dan memanjakan diri. Kamu bisa melakukan hobi seperti membaca buku, menonton film, olahraga bersama teman atau bermain game.
Jika hari kerja, kalian bisa gunakan waktu istirahat untuk bersantai sejenak dengan menikmati minuman favorit kalian. Ini bisa membangkitkan semangat kerja kalian, loh.
3. Bagi waktu untuk pekerjaan dan pribadi
Terakhir, kalian harus seimbangkan waktu untuk pekerjaan dan pribadi. Pada hari dan jam kerja, pakai waktu untuk mengerjakan tugas dan tanggung jawab. Pakai waktu juga untuk kehidupan pribadi, berkumpul bersama keluarga dan mengerjakan hobi. Ingat, kalian gak harus merasa bersalah saat bagi waktu untuk kehidupan pribadi.
Itulah, ciri toxic productivity dan cara agar tidak terjebak di dalamnya. Produktivitas bukan sebuah perlombaan, jadi gak perlu berlomba-lomba untuk menjadi yang paling produktif. Yang lebih penting adalah menjaga keseimbangan hidup agar bisa hidup seutuhnya.