Pernah nggak lo berada di situasi ketika baru pulang dari kantor tapi malah berantem sama nyokap? Biasanya gara-gara terlalu capek dan masih kepikiran kerjaan yang belum selesai? Atau ditambah kejebak politik kantor yang bikin drop banget. Kalau pernah, kamu sebaiknya baca ini baik-baik. Karena ternyata kuncinya hanya satu: tinggalin aja stres kita di kantor!
Pekerjaan memang bisa jadi salah satu penyebab stres yang paling dominan. Dia bisa bikin kita stres dengan berbagai cara, apapun posisi kita di kantor. Bahkan seorang CEO berbakat juga bisa stres gara-gara kerjaan, kayak kisah yang ditulis Sabina Nawaz di Harvard Business Review. Ada seseorang, kita panggil aja Firaz. Doi baru aja dilantik sebagai CEO di sebuah perusahaan senilai $ 1 miliar. Dia udah mengincar posisi itu sejak dua tahun lalu, tapi setelah mendapatkannya, dia jauh dari bahagia.
Firaz merasa kewalahan memimpin tim eksekutif, terutama karena mereka adalah rekan-rekannya sebelum dia menjabat. Belum lagi ada perbedaan pendapat soal strategi perusahaan. Ditambah rasa takut dan khawatir atas kemampuannya membawa perusahaan agar lebih maju di tengah peraturan pemerintah yang baru.
Selain itu, Firaz juga tidak merasa berhasil menjalankan perannya di rumah. Sebelum menerima posisi CEO, dia janji sama istri dan anak-anaknya akan pulang untuk makan malam bareng setiap hari. Tapi kenyataannya, meskipun dia secara fisik hadir di meja makan, perhatiannya malah ke layar smartphone karena selalu ada pesan yang masuk setiap beberapa menit. Firaz jadi jengkel karena hal-hal kecil. Dia sering tertidur ketika dia seharusnya bangun (seperti saat membaca buku cerita untuk anak-anaknya) dan bangun ketika dia seharusnya tertidur (jam 3 pagi).
Tekanan kerja Firaz di kantor membawa dampak pada sikapnya di rumah. Orang-orang di rumahnya sering mengomentarinya sehingga rumah juga menjadi salah satu stressor baginya. Akhirnya dia memilih salah satunya yaitu meninggalkan keluarganya.
Kita enggak perlu jadi CEO untuk kena masalah kayak gitu. Ada ungkapan kalau stres adalah bagian dari pekerjaan. Tapi tenang aja, Global CEO Coach, Sabina Nawaz ngasih tahu kita semua lima cara mengatasi stres kerjaan supaya nggak mengganggu hubungan kamu dengan keluarga.
Berkomunikasi – appropriately
Ketika lo enggak sepenuhnya “hadir” di rumah, karena fokus lo keganggu sama kerjaan, mungkin keluarga lo akan merasa nggak dihargai atau menyangka lo sedang ada masalah. Sebaiknya, lo cerita ke mereka secara transparan tentang apa yang sedang lo hadapi di kantor. Dengan berterus terang, keluarga lo bisa menjadi lebih suportif dan lo nggak perlu lagi menyembunyikan stres yang sering bikin berantem sama keluarga.
Transisi sebelum kamu sampai di rumah
Ketika lo lagi di perjalanan menuju rumah, sebaiknya lo mampir dulu di suatu tempat sebagai ‘mini transisi’ antara suasana kantor dengan suasana rumah. Lo enggak perlu mampir di coffee shop mahal. Lo cuma perlu berhenti sejenak, misalnya di taman deket komplek rumah lo, untuk buang stress lo soal kerjaan. Atau buat lo yang pulang ke kantor naik krl, lo bisa liat foto-foto keluarga lo atau bercanda sebentar di grup WhatsApp keluarga sebelum sampe di rumah.
Share the wealth
Walaupun keluarga kita sangat mendukung pekerjaan kita dan memberi perhatian pada stres yang sedang kita hadapi, pastikan untuk enggak melepas semua emosi lo pada mereka. Temukan teman, rekan kerja, atau psikolog terpercaya yang bisa dijadiin tempat untuk curhat dan ngasih saran. Selain stres lo berkurang, lo juga mungkin akan menemukan solusi dari masalah yang sedang lo hadapi.
Sediakan satu hari
Coba menyisihkan satu hari di antara kesibukan lo selama sepekan penuh untuk keluarga. Kasih tahu keluarga lo kalo lo akan sepenuhnya hadir untuk mereka di hari itu. Banyak hal yang bisa lo lakuin, misalnya nemenin adik belanja, atau belajar masak sama nyokap tanpa harus memikirkan stres kamu di kantor.
Count Your Blessings!
Penelitian menunjukkan bahwa rasa syukur memiliki banyak manfaat, termasuk mengurangi stres. Sebelum pulang ke rumah, lo bisa mengidentifikasi dulu apa saja hal – sekecil apapun – yang patut disyukuri.
Dengan secara sengaja mengatur stres kerjaan, maka kita bisa membuka ruang untuk lebih fokus sama keluarga ketika di rumah. Hal itu juga bisa ngasih kita perspektif baru, waktu istirahat yang lebih berkualitas, dan mengatasi kekhawatirannya dengan lebih baik.
Dengan secara proaktif mengelola stres lo, maka lo nggak akan terus-terusan dihantui rasa cemas dan bisa menyeimbangkan antara kerjaan dan kehidupan di rumah.