“…they don’t carry around the preconceptions that often stop people from seeing things as they are.”
Pernah gak sih kalian melihat seperintilan cewek berteriak histeris ngeliat artis idolanya di mal? Mungkin aja kamu berpikir “ih dasar freak nih orang”. Well.. diartikan sebagai orang yang menggilai sesuatu pada dosis tinggi, istilah freak tampaknya memang selalu punya citra negatif.
Padahal ada juga lho sisi kehidupan mereka yang menarik dan belum dimengerti kebanyakan orang. Sisi kubik ini yang jika ditarik pada konteks positif, bisa mengubah sudut pandang kita, exposing the hidden side about everything.
Buku Think Like a Freak karangan economist Steven D. Levitt dan penulis Stephen J. Dubner–yang juga merupakan penulis Freakonomics–adalah buku yang tepat untuk dijadikan kitab suci agar berpikir layaknya orang freak (konteks di atas). Di buku yang telah menembus The New York Times-bestselling, mereka mencoba memancing kita setahap demi setahap to thinking like a freak.
Baca juga: Whatever You Think, Think The Opposite
Put away your moral compass
Sulit untuk melihat masalah dengan jelas kalau kamu sudah memutuskan apa yang kamu akan lakukan. Menurut Levitt dan Dubner, poin utamanya adalah “Think less about the ideal behavior of imaginary people and more about the actual behavior of real people. Those real people are much more unpredictable.”
Learn to say “I don’t know”
Trus katakan “saya ga tahu” sampai kamu bener-bener ga tau karena sekali kamu tahu apa yang kamu tidak tahu, di situlah kamu menemukan titik umpan balik. Semakin kamu ga tau, semakin kamu tahu sesuatu. Because it’s virtually impossible to learn what you need to, right?
Baca juga: FemaleDev: Empowering Young Female Leaders in Technology
Think like a child
Levitt and Dubner berkata bahwa satu-satunya cara untuk berpikir seperti anak kecil adalah berpikirlah kecil. Dubner berpendapat, “It’s better to solve one problem rather than flail at the big underlying problem that’s hard to solve”. Seperti yang kita tahu anak kecil itu selalu kepo dan akan bertanya jika mereka gatau, bahkan ke pertanyaan yang paling memalukan sekali pun. Go ahead and train yourself to question the conventional wisdom as a first step.
“Kids are also relentlessly curious and relatively unbiased because they know so little, they don’t carry around the preconceptions that often stop people from seeing things as they are,” tambahnya.
Get your garden to weed itself.
Mulai sekarang cintai duniamu sendiri. Lupain semua tentang bacaan, musik, fashion yang orang rekomendasiin. Cukup risih kan untuk selalu ngikutin tren? Dengan ngelakuin hal yang sama dengan orang lain otomatis akan membentuk pola pikir yang homogen juga. So if you work in media, spend your time watching and reading what nobody else does. If you’re in investment or banking, look for ideas in narrow, dark alleys rather than in the same spotlight industries that everyone else is already prowling.
Baca juga: Don’t Ask For The Sake of Asking
Header image credit: gratisography.com
Comments 1