Kebanyakan anak muda jaman sekarang itu punya energi yang berlebihan. Berlebihan dalam konteks ini tentu saja a positive thing, karena kalian bersemangat tinggi melakukan hal dan tantangan baru. Bener gak?
Coba inget-inget Mark Zuckerberg, sang pembesut Facebook. Jejaring sosial yang udah raksasa ini ‘kan dibikin saat Zuck masih kuliah kala itu di Harvard. Dengan misinya yang ingin menghubungkan semua orang di dunia ini melalui layanan digital, Zuck sekarang berhasil merambah bisnisnya lebih luas lagi. Facebook kini tak lagi sekadar startup ‘ecek-ecek’ anak kuliahan untuk wall-wall-an, tapi udah menjadi sebuah platform digital yang siap mengembangkan teknologi lain seperti virtual reality (VR) sampai kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
Setelah era di mana Facebook merajai dunia digital, bukan rahasia lagi kalau kalian para generasi milenial kompak melek teknologi. Hal nyata sederhananya, pasti kalian gak bisa lepas dari aplikasi media sosial, kan?
Saya sendiri gak heran, kalau banyak di antara kalian yang malah bermimpi untuk menciptakan usaha rintisan digital sendiri layaknya Zuckerberg.
Ralat. Saya justru akan mendukung!
Tapi gak sedikit juga yang dibalut oleh gundah gulana yang muncul dari dalam hati, “tapi gue belum lulus, gimana dong? Emang bisa ya? Gak pede ah.”
Siapa bilang berada di jenjang pendidikan jadi penghalang kalian berkarya dalam menciptakan usaha rintisan alias startup?
Nih, kalau kamu punya ide, ya jangan dipendem doang. Dikeluarin. Mau sebanyak apapun ide yang hinggap dan beranak pinak di kepala kamu, tentu akan sia-sia kalau gak dikeluarin.
Beberapa waktu lalu saat ngobrol dengan salah satu pendiri Masaku James Junianlie, dia juga setuju kalau kalian sudah mulai berpikir membangun startup sendiri saat masih kuliah.
“Lakuin aja! Mulai lebih awal, lebih baik. Tau kenapa? Karena selagi kuliah, tandanya kalian itu masih punya banyak waktu untuk eksperimen banyak hal, seperti bikin prototype dan lain-lain. Kalau gagal, ya tinggal coba lagi,” serunya.
James juga beberin, kalau masa kuliah itu istilahnya kalian belum ada tanggung jawab besar ketika sudah lulus. Lulus kuliah kan identik sama sibuk nyari kerjaan di mana-mana. Maksud James adalah, sembari masih kuliah, ya mbok dicoba dulu membangun ide dan direalisasikan.
Baca juga: 5 Do’s About Team Building
Nah, biasanya yang bikin ribet itu ketika semangat udah muncul, eh bisa mendadak gak pede. Overthinking takut idenya bapuk lah, diledekin lah, apalah… Aaron Price selaku pendiri komunitas NJ Tech Meetup di Hoboken, New Jersey pernah menyarankan ajak teman-teman supaya mendengarkan ide yang kamu punya. Talk about it dan izinkan mereka untuk turut beri pandangan dan pendapat dari ide kamu.
Selain teman di lingkaran dekat, gak ada salahnya juga iseng ‘konsultansi’ ke orang-orang yang jago di ranah komputer. Dari sini, kamu bakal belajar cara menyampaikan ide secara efektif. Mereka kan juga bisa kasih masukan dari sisi teknologinya.
Dari situ, kamu bisa mulai pikirkan juga orang-orang berpotensi yang cocok masuk ke tim. Seringkali, saran yang dilontarkan oleh banyak founder startup adalah temukan tim yang memiliki visi sama dengan kamu.
Selain itu, jangan sungkan berteman dengan banyak orang, baik itu teman sekelas di kampus atau para alumni agar lebih mudah berinteraksi dan berbagi. Siapa tahu kamu terinspirasi dari mereka dan berniat menjadikannya co-founder!
Langkah selanjutnya, beranikan diri mulai membuat “sesuatu” yang lebih nyata. Contohnya, mulai merancang logo khas dari startup kamu dan jangan ragu untuk membuat mockup yang bisa berupa aplikasi beta. Selain itu, bisa juga mulai membuat laman situs atau landing page dari startup kamu untuk informasi lebih lengkap. Minimal, manfaatkan platform digital seperti blog.
Kemudian, minta tolong teman, pacar, ayah, ibu, adik, kakak, om, tante, dan keluarga besar untuk mempromosikan apa yang telah kami buat. Paling tidak, pamer alamat situs kamu. Setelah mereka melihatnya, bisa tanya langsung apa pendapat mereka dari value dan visi startup kamu.
Yang perlu diingat adalah jangan pernah berhenti berusaha dan mengembangkan ide. Aset utama kamu selama masih sekolah atau kuliah adalah waktu. Use it wisely!