Beberapa hari yang lalu, pernikahan selebriti kondang negeri ini disiarkan secara langsung selama belasan jam oleh sebuah stasiun televisi. Saya rasa ini adalah sebuah pencapaian besar dalam sejarah Republik ini. Saking besarnya sampai layak menerima penghargaan.
Pada saat kecil saya sering menonton televisi, lebih karena gak ada pilihan lain. Ketika saya beranjak lebih dewasa, saya jadi berpikir kenapa rakyat negeri ini begitu menikmati tontonan apapun di televisi. Padahal menurut saya, banyak tontonan di televisi yang sangat tidak bermutu. Membodohi, lebih tepatnya.
Dari pagi sampai tengah malam rasanya hampir mustahil menemukan tontonan yang bersifat mendidik. Mulai dari berita hingga acara hiburan dan sinetron, semua disajikan oleh stasiun televisi yang punya semangat pembodohan massal. Sungguh menghibur dan sangat menginspirasi.
Baca juga: Pemimpin Itu Harus Kepo
Selain berita tentang oknum pegawai pemerintah yang suka meniduri satu sama lain, berita favorit lainnya adalah kriminal, kecelakaan serta bencana alam. Seakan-akan Indonesia adalah negara terkutuk, tanpa setetes harapan. Rasanya insan pers hanya punya satu tujuan dalam hidupnya, yaitu bagaimana orang Indonesia mesti pesimis, dan tidak boleh punya pemikiran positif.
Sinetron yang ditayangkan di prime time juga tak kalah mencengangkan. Cerita-cerita murahan tanpa makna dibiarkan mengisi ruang tamu di rumah-rumah orang di berbagai pelosok. Pembantu wanita berwajah supermodel selalu dizolimi temannya hanya karena alasan disukai oleh majikan pria ganteng bergaya rambut K-Pop. Adegan kemiskinan dan penderitaan adalah bagian skenario paling utama dalam prioritas sebuah rumah produksi sinetron.
Baca juga: Intellectual Property: Matang, Siap Masak, dan Karbitan
Saya sungguh tidak mengerti di mana hati nurani para pemilik stasiun televisi dan pembesar negeri ini. Saya sangat percaya bahwa sebagian manusia memang tidak memiliki otak untuk berpikir. Saya juga meyakini bahwa sebagian media massa adalah alat pembodohan publik.
Saya yakin bahwa Indonesia adalah negara besar dengan penuh potensi, penuh harapan, dan penuh talenta. Indonesia mampu bersaing di pentas dunia dalam segala bidang. Indonesia akan terus melahirkan pemimpin muda yang mampu menggerakkan perubahan yang berdampak positif.
Baca juga: Theory vs Practice: How Both Are Actually the Same Thing
Dan semoga di masa depan, semoga orang tergugah untuk mengubah, bukan untuk terus larut dalam kebodohan yang ditayangkan dan dipromosikan oleh televisi. Saya berharap ada stasiun televisi maupun media massa yang membaca artikel ini dan menjadi marah dengan saya. Marahlah, lalu buktikan ke saya bahwa televisi memang bukan media pembodohan massa paling ampuh di Republik ini.
By the way, kalau demi mengejar rating dan jualan, saya percaya siaran langsung malam pertama dan malam-malam selanjutnya dari pasangan seleb baru nikah itu akan menghasilkan rating yang lebih tinggi untuk stasiun televisi Anda, Yang Mulia!
Baca juga: Menghargai Sejarah Indonesia Melalui Novel Grafis
Header image credit: mstvservice.com
Comments 1