Mungkin sudah banyak grup-grup teater yang terbentuk sebagai alat penyampaian pesan moral ataupun media untuk mengkritisi suatu keadaan, tetapi tidak banyak yang menjadikan seni teater sebagai pembawa dampak. Salah satu grup teater yang percaya bahwa melalui seni, kita bisa memberi dampak sosial adalah Teater Legiun.
Berdiri pada Oktober 2005, Teater Legiun menjadi grup teater non-profit yang idealis dan fokus pada kemanusiaan. Dengan visi membawa dampak positif bagi sesama melalui seni teater, Teater Legiun menyalurkan uang hasil penjualan tiket pementasan pada lembaga-lembaga sosial yang dianggap benar-benar merasakan dampak dari bantuan ini.
Simak cerita Teater Legiun dengan Ziliun berikut, untuk mengetahui inspirasi apa yang bisa kita dapatkan dari grup teater yang satu ini.
Baca juga: Publishing Industry, Apa Bakal Mati?
Dalam segi produksi apa yang membedakan Teater Legiun dengan grup teater lainnya?
Teater itu umumnya uang dari hasil penjualan tiket pementasannya itu untuk modal produksi pementasan berikutnya. Ya biar bisa mentas lagi gitu. Kalau Legiun, kita cari sponsor buat biaya produksi pementasan. Biar nanti hasil penjualan tiketnya bisa kita sumbangkan.
Kita nggak bisa bilang kalau kita satu-satunya grup teater yang menyumbangkan uang hasil tiket penjualan pementasan, pasti ada juga teater lain yang seperti kita.
Kenapa sih susah-susah main teater untuk misi kemanusiaan? Kenapa nggak join lembaga bakti sosial aja?
Kalau dipikir-pikir, ngapain nyari sponsor buat produksi pementasan teater yah? Kenapa nggak sponsornya langsung disumbangin aja, kan lebih gede jumlah uangnya. Ya kayak lembaga sosial gitu. Nah yang membedakan kita dengan yayasan sosial adalah edukasinya. Kita nggak mau cuma sekadar nyumbang aja, tapi kita juga mau menyampaikan nilai-nilai moral, nilai-nilai edukasi lewat teater. Maka dari itu Legiun selalu menyajikan pementasan dengan naskah-naskah yang memiliki pesan moral.
Kebetulan Legiun berawal dari teater gereja yang terbiasa untuk menyebarkan nilai-nilai positif. Tapi kita nggak mau nilai-nilai itu berhenti di lingkup gereja aja, makanya kami memutuskan untuk membentuk grup Teater Legiun yang karya-karyanya bisa dinikmati lebih banyak orang.
Baca juga: Bikin Film Harus Berani Kayak Filosofi Kopi
Anggota Teater Legiun itu kan pekerja, bukan full artist atau seniman, apa sih alasannya ngabisin waktu buat latihan teater? Padahal bisa pake waktu buat istirahat kan?
Iya juga yah hahaha. Tapi teater itu jadi kegiatan pelepasan stress kita dari kantor dan kerjaan. Kita di dunia teater dengan dunia kerja kita sungguh berbeda. Efeknya adalah kita jadi pribadi yang minim “drama” di lingkungan kerja, karena energi dan emosinya dipindah ke teater gitu. Bayangin deh kita tuh di dunia kerja sering banget kan ngendaliin emosi kita, nah di teater kita bisa ngebebasin ekspresi yang biasanya kita kendalikan. Ohya karena kita pekerja, kita jadi disiplin dan menghargai waktu. Kita nggak akan buang waktu sia-sia di teater gitu.
Teater Legiun sudah sumbang kemana aja?
Kita nyumbang nggak ke sembarangan yayasan. Kami riset dulu biar sumbangan benar-benar bermanfaat. Hasil pementasan “Pemain Biola di Atas Atap” kita sumbangkan ke yayasan OBI (Obor Berkat Indonesia), terus hasil pementasan “Chang Bersaudara” Yayasan House of Mercy atau HOME, dan tahun ini kita bakal mengadakan pementasan “Horas Amang” yang nantinya hasil penjualan tiketnya disumbangkan ke Komunitas Gumul Juang.
Baca juga: What Makes a Good Movie
Cerita sedikit dong tentang pementasan tahun ini!
Pementasan Teater Legiun tahun ini adalah Horas Amang, yang bercerita tentang keluarga Batak. Kata Amang sendiri adalah sebutan Bapak dari bahasa Batak. Ceritanya mengenai keluarga Amang Binsar Sagala yang memiliki hubungan kurang harmonis dengan ketiga anaknya dan hal itu membuat Amang memutuskan untuk menuntut mereka ke pengadilan. Kenapa gitu? Nonton aja pementasan Teater Legiun 27-28 Agustus nanti di Graha Bhakti Budaya hehehe.
Terakhir, apa yang Teater Legiun ingin sampaikan?
Dunia teater sekarang sudah makin merebak kemana-mana. Teater sekarang, bukan lagi sebuah hobi melainkan sebuah kebutuhan. Makanya banyak para karyawan dan pengusaha-pengusaha muda yang berjuang di dunia seni yang satu ini. Melepas rutinitas yang seperti robot menjadi sebuah kegiatan penting yang ekspresif, kreatif, dan entertain.
Walau Legiun ini grup teater yang ingin membantu orang atau berdonasi, kita nggak mau menampilkan pementasan yang seadanya aja. Kita ingin pementasan Teater Legiun itu bagus dan total. Hal itu dibuktikan dengan beberapa penghargaan yang diraih Teater Legiun di Festival Teater Jakarta, sebuah ajang teater yang cukup bergengsi di Indonesia.
Dan yang paling utama adalah nggak apa-apa dikatakan bodoh karena capek-capek cari sponsor buat pementasan dan hasil penjualannya disumbangkan, karena kita selalu percaya bahwa orang baik selalu bertemu dengan orang baik dalam perjalanannya.
Baca juga: How to Achieve Life Satisfaction: Live Your Job!
Image header credit: facebook.com/teater.legiun