Belakangan ini industri kreatif Indonesia sedang berkembang, terlihat dari banyaknya acara pop culture yang diadakan. Komik-komik Indonesia semakin mudah ditemukan dan animasi Indonesia mulai menunjukkan taringnya. Sudah banyak media yang meliput betapa banyaknya anak bangsa yang berbakat, yang karya-karyanya mampu bersaing di dunia internasional.
Tapi, sayangnya kepercayaan ini hanya dibangun terbatas oleh media. Tidak banyak orang Indonesia yang dapat menyaksikan langsung betapa berbakatnya orang-orang Indonesia, sampai akhirnya hashtag #InktoberIndonesia berseliweran di media sosial setiap bulan Oktober.
Inktober adalah proyek tantangan bagi ilustrator di seluruh dunia untuk membuat ilustrasi menggunakan alat tradisional yang berbahan dasar tinta selama bulan Oktober. Alat tersebut bisa berupa pulpen, spidol, dan lain sebagainya. Jadi, selama bulan Oktober, ilustrator menghasilkan satu gambar setiap harinya secara konsisten.
Inktober sendiri dicetuskan oleh Jake Parker pada tahun 2009, sebagai bentuk kampanye agar para ilustrator dapat meningkatkan kemampuan mereka melukis menggunakan tinta dan membangun kebiasaan positif dalam menggambar.
Tentunya, Inktober ini disambut baik oleh semua orang di dunia, terutama ilustrator. Beberapa ilustrator Indonesia mengakui bahwa sulit sekali untuk kembali menggambar dengan alat tradisional seperti pulpen, karena terbiasa menggunakan tablet pen atau mouse dalam gambarnya. Ada juga yang menggunakan momen Inktober ini sebagai pelatihan diri untuk konsisten menggambar. Inktober Indonesia mulai semarak pada tahun 2014 dan semakin ramai pada tahun 2015 ini.
Saya yang begitu awam dengan dunia ilustrasi sangat senang melihat karya-karya anak bangsa melalui akun @inktoberindonesia dan hashtag #InktoberIndonesia. Jika tidak ada akun dan hashtag tersebut, maka saya tidak bisa membedakan yang mana karya orang Indonesia dan yang mana yang bukan. Akun dan hashtag itu membuat orang bisa melihat langsung karya orang Indonesia tanpa perlu datang ke event tertentu.
Yang lebih menyenangkannya lagi, Popcon Asia bekerjasama dengan Kreavi, Glitch, dan Kratoon Channel, membuat sebuah pameran untuk karya-karya Inktober yang dibuat selama Inktober berlangsung, yaitu “INKTOBER INDONESIA 2015 EXHIBITION”. Pameran ini membawa angin segar kepada ilustrator yang semangatnya sudah mulai redup di pertengahan bulan. Ya, susah sekali untuk konsisten memenuhi bulan Oktober dengan ilustrasi, apalagi buat yang terbiasa menggambar digital.
Inktober Indonesia 2015 Exhibition diadakan selama dua hari yaitu pada 31 Oktober sampai 1 November 2015 di Conclave, Jakarta Selatan dan terbuka untuk umum. Menurut saya, dua hari itu terhitung lama untuk sebuah pameran, apalagi pameran kesenian yang biasanya hanya diminati oleh kelompok tertentu. Ternyata, pikiran saya itu salah. Banyak sekali yang mengeluhkan kenapa acara ini hanya diadakan selama dua hari. Pengunjung yang datang pun tidak sedikit. Mereka bahkan bisa melontarkan komentar-komentar yang seolah-olah paham ilustrasi.
Komentar-komentar seperti “Wah ini gila, detail banget” atau “Ini gimana cara gambarnya yah?” bermunculan dari para pengunjung yang menyaksikan karya Inktober yang dipajang di Inktober Indonesia 2015 Exhibition. Karya-karya ini telah melalui hasil seleksi hingga ada 33 ilustrator terpilih yang karyanya dipajang di acara ini. Tidak hanya dari Jakarta, karya Inktober ini juga datang dari luar Jakarta seperti Bandung, Garut, Surabaya, Malang, dan kota lainnya.
Dari acara seperti inilah, saya menyadari bahwa banyak sekali “tangan ajaib” di negeri ini yang dapat membawa nama Indonesia menjadi lebih baik melalui sebuah karya.