#popcon2015 adalah rangkaian artikel Ziliun selama bulan Juni mengenai profil kreator pilihan dalam rangka menyambut Popcon (Popular Culture Convention) Asia 2015. Festival komik, film, mainan, dan animasi terbesar di Asia ini akan diselenggarakan di Jakarta, 7-9 Agustus 2015. Rangkaian profil ini juga dimuat oleh majalah Marketeers edisi Juli 2015.
Sweta Kartika adalah seorang komikus lulusan S2 FSRD ITB. Ia mulai menggeluti dunia komik sejak SD, terinspirasi dari komik Amerika, Manga, dan komik Eropa seperti komik Marvel, Dragon Ball, Detective Conan, Asterix, Tintin, dan Donald Bebek.
Bersama ketiga temannya, Sweta mendirikan sebuah studio ilustrasi dan desain yang memusatkan karya-karyanya pada desain visual tradisi Nusantara, bernama Wanara Studio. Saat ini, Sweta sudah menerbitkan banyak komik seperti “The Dreamcatchers” yang diterbitkan oleh Koloni, “Wanara” yang dulu diterbitkan secara online di Makko.co, Grey and Jingga yang ditayangkan setiap minggu secara independen lewat halaman Facebook pribadinya, dan masih banyak lagi.
Penggemar Family Guy ini juga menelurkan proyek unik REPOOBLYQ QDJY yang dilafalkan “Republik Keji”. REPOOBLYQ QDJY ini adalah sebuah kabinet pemerintahan virtual di mana para penghuninya berkepala kotak. Bahkan, republik ini punya bahasa sendiri yaitu BAHASA QDJY, terinspirasi dari ejaan Bahasa Indonesia yang belum disempurnakan.
Baca juga: Chris Lie, Komikus Lokal dengan Karya Internasional
Sweta yang mewarisi darah seni darah ayahnya ini, paling suka dengan komik buatannya: The Dreamcatchers, karena komik tersebut merupakan karya original hasil riset alam bawah sadar dan stimuli mimpi. Untuk membuat komik ini, Sweta banyak belajar mengenai dunia mimpi dalam kajian Neurosynapsis serta belajar mitos-mitos mimpi untuk menghasilkan cerita The Dreamcatchers.
Pemuda yang lahir di Kebumen 25 tahun lalu ini, selalu berusaha memasukkan unsur-unsur tradisi Indonesia ke dalam setiap karyanya. Harapannya, setiap komik Indonesia itu punya ciri khas. Salah satu proyek komik dengan unsur Nusantara yang kental baru-baru ini adalah Nusantaranger, di mana Sweta juga ikut terlibat.
Saat ini, nama Sweta Kartika termasuk dalam jajaran rising star dalam dunia komik Indonesia. Selain itu, dia juga tergabung dalam Fabula Agency, talent management untuk top visual artist lokal.
Terkait IP, ini kata Sweta, “Jalur terbaik untuk tampil di kancah IP global adalah dengan mengangkat konten kearifan lokal dan menyasarkannya ke market yang tepat melalui pengemasan yang modern. Dalam pengembangan IP itu, kreator harus selalu berpikir 25 tahun ke depan, bagaimana karyanya bisa tetap sustainable dan berkembang, juga bagaimana agar license-nya layak dikerjasamakan dengan produk lain, sehingga potensinya bisa dipikirkan semenjak proses awal karya itu diciptakan.”
Baca juga: Beng Rahadian, Mengangkat Harkat Martabat Komik Indonesia
Header image credit: farizaitsna.tumblr.com
Comments 2