Seringkali, pertanyaan seperti “Bagaimana cara membuat karya yang bagus?” dilayangkan kepada para seniman-seniman yang telah terbilang sukses di bidangnya. Ya, tidak bisa dipungkiri bahwa setiap karya memang selalu memberikan kesan yang berbeda di hati setiap penikmatnya. Sebut saja Sweta Kartika, salah seorang komikus ternama dari Padepokan Ragasukma ini menjadi salah satu tokoh yang diidolakan oleh para penikmat komik dan juga para komikus yang ingin menjadi seorang komikus profesional seperti dirinya.
Sayangnya, pertanyaan tersebut di atas, tidak pernah bisa menemukan jawaban yang pas. Kamu tahu alasannya?
“Kalau kamu cinta akan sesuatu, kamu akan menemukan banyak hal saat kamu menggali hal tersebut..” — Sweta Kartika
Baca juga: Kisah Komikus Pelit dan Ilmunya yang Tak Tersampaikan
Artinya, kecintaanmu pada suatu bidang dengan sendirinya akan mendorong rasa ingin tahumu untuk bisa menguasai bidang tersebut dari berbagai perspektif. Semakin kamu mencintai bidang tersebut, maka otomatis kamu akan mengeksplorasi setiap bagian yang kamu cintai hingga bagain terdetail yang seringkali dilewatkan oleh orang-orang yang hanya “ingin tahu” saja.
Aku setuju dengan hal ini. Jika dewasa ini banyak sekali yang hanya mengelu-elukan rasa penasarannya saja untuk bisa menjadi seorang pelaku industri yang sukses, maka agaknya kita harus kembali meluruskan niat. Seberapa besar kecintaan kita terhadap bidang yang ingin kita tekuni? Jika memang masih sekadar rasa ingin tahu saja, maka jangan pernah tanyakan hasil. Karena hasil selalu berbanding lurus dengan apa yang kalian gali dan proses yang kalian jalani demi bisa mendaki gunung bernama kesuksesan tersebut.
Baca juga: Q&A: Sweta Kartika, Kunci Berkarya: Disiplin, Persistence, dan Konsistensi (1)
Bicara soal karya yang baik, Bang Sweta kembali menegaskan bahwa karya yang baik tidak bisa dinilai dari perspektif “siapa penciptanya”. Namun, sebuah karya yang baik adalah karya yang bisa menjadi media penyampai pesan. Jika pembaca bisa mendapatkan pesan yang ingin disampaikan, maka berbahagialah.
Pembajakan Karya
Setiap karya yang ada dan tersebar di dunia maya, selalu punya peluang untuk dibajak oleh kalangan yang tidak bertanggung jawab. Lalu, bagaimana menyikapi hal yang demikian adanya? Tenang,
“Ketika suatu karya kita memang benar-benar berkualitas, maka ketika karya kita dicuri kita tidak perlu ikut turun tangan. Seketika dan tanpa perintah, para penikmat karya kita akan melindungi karya orisinal milik kita. Karena hanya karya yang bagus yang akan dicuri oleh orang-orang tidak bertanggungjawab.” — Sweta Kartika
Baca juga: Q&A: Sweta Kartika, Kunci Berkarya: Disiplin, Persistence, dan Konsistensi (2)
Maka, kembali berbahagialah jika karyamu menjadi salah satu karya yang dicuri oleh mereka. Jangan dikit-dikit baper, deh. Karya yang menguras ide lo itu sudah punya tempat di hati para fans lo. Jadi, wajar kan kalau ada yang ingin menjadi diri lo dengan mencuri karya lo? 🙂
Satu lagi, nih. Hal yang nggak boleh terlewatkan oleh para pelaku industri kreatif yang benar-benar mencintai dan bangga atas hasil karyanya, yaitu sadar akan HKI (Hak Kekayaan Intelektual). HKI ini bisa digunakan untuk melindungi karya orisinal supaya tidak disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Bagaimana Menciptakan Karya yang Bagus?
Ada satu cara yang bisa menguji seberapa bagus karya yang kita hasilkan. Caranya gampang, kok. Lo tinggal lihat bagaimana ekspresi pertama kali para penikmat karya lo. First impression lho, ya! Karena ekspresi mereka itu adalah pancaran dari sebenar-benar perasaan mereka *halah*. Lho, kok bisa? Ingat ini!
“Karya yang baik akan selalu meninggalkan kesan kepada para penimatnya (penontonnya).”
Karya yang memiliki value akan selalu memberikan dan meninggalkan sebuah kesan yang mendalam. Jadi, pastikan setiap kali elo membuat karya, lo punya nilai orisinalitas yang khas dan menjadi ciri yang tidak bisa ditemukan di karya-karya lain.
Selamat berkarya!
Baca juga: Sweta Kartika, Memasukkan Unsur Indonesia di Tiap Karya