Ziliun
  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space
No Result
View All Result
  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space
No Result
View All Result
Ziliun
No Result
View All Result

Stigma Kesehatan Mental di Indonesia. Mau Ada Sampai Kapan?!

Ade I. SakinabyAde I. Sakina
07/10/2021
in Inner Space
0
Stigma Kesehatan Mental

Stigma Kesehatan Mental | Foto oleh: unsplash.com/@tiomp

Share on FacebookShare on Twitter

Stigma Kesehatan Mental di Indonesia. Mau Sampai Kapan? — Pada tahun 2016, Sistem Registrasi Sampel KEMENKES RI memperoleh data bahwa di Indonesia telah terjadi sekitar 1.800 kematian akibat bunuh diri. 

Masih dari institusi yang sama,  Riset Kesehatan Dasar (2018) mencatat bahwa terdapat 2 juta penduduk Indonesia berusia di atas 15 tahun yang mengalami depresi dan 19 juta penduduk di atas 15 tahun yang mengalami gangguan mental emosional. 

Fakta mencengangkan lainnya: Indonesia merupakan negara dengan pengidap gangguan jiwa tertinggi di Asia Tenggara (Info DATIN KEMENKES RI, 2019).

Percayalah, jiwa dan mental adalah sesuatu yang penting dan esensial, sama seperti fisik kita

World Health Organization menyatakan bahwa mental health merupakan kondisi individu yang mampu mengelola stres dengan baik dan produktif.

RelatedPosts

Apa Itu Eating Disorder? Yuk, Cari Tau Juga Gejala dan Penyebabnya!

Apa Itu Mindfulness? Dan Ampuh Gak Sih Buat Menghilangkan Stres?

Apabila mental health dalam kondisi kurang optimal, maka dapat mengubah cara seseorang menangani stress, interaksi sosial, hingga risiko mengalami gangguan mental. Apa aja contohnya? Depresi, skizofrenia, gangguan bipolar, Obsessive-Compulsive Disorder (OCD), dlsb.

Penyebab umumnya bisa karena faktor biologis (genetik, syaraf otak, zat kimia, dlsb), faktor traumatis (pelecehan, kekerasan, diskriminasi), dan faktor keluarga.

Baca juga di sini: Merawat Kesehatan Fisik dan Mental Selama Pandemi

Isu mental health merupakan sesuatu yang kompleks, tapi sudah diakui secara medis. Serta memiliki cara pengobatan secara medis pula.  Namun sayangnya, masih banyak masyarakat yang memiliki stigma. Misalnya: kesehatan mental yang dikaitkan dengan iman dan kepercayaan seseorang, orang memiliki anggapan bahwa survivor-nya yang kurang bersyukur, gangguan kesehatan mental selalu berkaitan sama  Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Dll.

Stigma kesehatan mental ini yang menjadi masalah baru

Kalo stigma negatif terus-terusan muncul, dampaknya sangat buruk bagi mereka yang lagi berjuang menghadapi gangguan mental.  Bukan gak mungkin bisa menimbulkan depresi berat hingga bunuh diri.  Siapa pun memiliki risiko untuk memiliki gangguan mental. Gak peduli mau muda, remaja, hingga lansia.  

Jangan ragu untuk memeriksakan diri ke profesional—psikolog  atau psikiater. Konsultasi ke psikolog apabila kita merasa cemas, depresi, dan emosi tidak stabil. Bagaimana dengan psikiater? Kalo keadaan kita udah cukup parah dan merasakan gejala berat, misalnya: halusinasi hingga tindakan melukai diri sendiri.

“There is no health without mental health”—WHO

(Gak ada yang namanya “sehat” tanpa kesehatan mental)

Apa yang bisa kita lakukan untuk memiliki mental health yang stabil?

Pertama, menjauhkan diri dari hal-hal yang bisa memberikan trigger, misalnya: konten media sosial tertentu. Kedua, memiliki seseorang yang terpercaya untuk berbagi cerita. Kemudian, alih-alih melakukan diagnosa sendiri, lebih baik langsung berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater 

Lalu yang bisa kita lakukan untuk menjadi support system yang baik?

Belajar mendengarkan cerita orang lain dengan baik dan fokus. Gak menghakimi atau memberikan prasangka negatif, atau belum juga masuk ke inti cerita udah dicecer pertanyaan bertubi-tubi, dan berikan bantuan atau pertolongan atas persetujuan yang bersangkutan.

Stigma kesehatan mental menjadi salah satu faktor awareness terhadap kesehatan mental kian memburuk, khususnya di Indonesia. Oleh karena itu, mulai dari diri kita untuk berhenti memberikan stigma negatif terhadap isu ini.

Bagikan ini:

  • Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)

Menyukai ini:

Suka Memuat...
Tags: #innerspace#mentalhealth
Previous Post

Menolak Pekerjaan dari Atasan, Wajar atau Kurang Ajar?

Next Post

Tips Memilih Tempat Magang Supaya Sesuai Ekspektasi

Next Post
Tips Memilih Tempat Magang

Tips Memilih Tempat Magang Supaya Sesuai Ekspektasi

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Yang Terbaru

  • Fenomena Media Alternatif: Efektif Tapi Bisa Bawa Dampak Negatif
  • Fenomena Konser Ramah Lingkungan, Gimana Praktiknya?
  • Mengenal Apa itu Chronically Online
  • Apakah Demokrasi Adalah Sistem Pemerintahan Terbaik?
  • Mengenal Filsafat Stoikisme
Ziliun

Media yang menemani perjalanan anak muda untuk menghadapi kehidupan dan memasuki dunia kerja, serta mendorong dan memotivasi anak muda untuk menjadi versi terbaik diri mereka.

  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Kerja Sama

Ruang & Tempo Coworking Space

Gedung TEMPO, Jl. Palmerah Barat No. 8, Jakarta Selatan 12210

Bikin kontenmu sekarang!

© 2025 Ziliun All rights reserved.

Ziliun

  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space

© 2025 Ziliun All rights reserved.

%d