Pada satu titik, startup akan membutuhkan pendanaan dari luar. Pendanaan ini dibutuhkan karena startup harus memiliki pertumbuhan yang tinggi dan meraup market share sebesar mungkin. Startup memperkenalkan inovasi yang disruptif, di mana inovasi tersebut akan menghadapi lebih banyak risiko apabila arus kas tidak dapat diprediksi.
Investor sendiri mendapatkan profit dari startup melalui tiga macam likuiditas. Pertama, akuisisi startup oleh perusahaan lain sehingga pembagian yang dimiliki investor pun akan dibeli dengan harga yang lebih tinggi. Kedua, startup membuka saham kepada publik untuk pertama kalinya dan investor dapat turut menjual saham mereka ke market publik. Terakhir, secondary share sale atau situasi di mana investor menjual pembagian mereka kepada investor lain (meskipun jarang terjadi).
Lalu, siapa saja yang berinvestasi di startup?
Angel Investors
Biasanya, mereka adalah para individu yang memiliki dana besar dan menyuntikkan dana yang relatif lebih kecil di startup. Motif mereka pun pada umumnya lebih personal daripada finansial. Banyak angel investor yang merupakan pebisnis sukses dan mereka ingin memberikan sesuatu kepada komunitas. Beberapa di antara mereka pun tertarik dengan tren teknologi ataupun memang benar-benar ingin belajar mengenai teknologi. Para angel investor yang berkumpul untuk berinvestasi bersama disebut sindikat atau angel network.
Venture Capital
Institusi ini menghasilkan pendapatan melalui investasi di startup (biasanya pada tahap awal berdirinya startup). Venture capital menghasilkan uang dengan dua cara: management fee dan carry. Melalui management fee, venture capital biasanya menerapkan biaya 2% dari total pendanaan per tahun. Carry adalah pembagian keuntungan yang didapatkan General Partner (venture capitalist) ketika portofolio perusahaan dijual.
Growth Equity
Mirip dengan venture capital, institusi ini menekankan kepada financial return. Berbeda dengan venture capital yang berinvestasi pada tahap sangat awal startup, growth equity berinvestasi ketika startup sudah berada di posisi yang sudah cukup stabil (mature) dengan model bisnis yang sudah terbukti.
Corporates
Perusahaan berinvestasi untuk alasan yang lebih strategis. Ada dua cara perusahaan besar berinvestasi di startup. Cara pertama adalah dengan menggunakan portofolio-style investment, (bentuk investasi dalam bentuk kelompok portofolio aset), seperti yang dilakukan venture capital pada tahap awal startup. Cara kedua adalah dengan cara yang lebih mengarah ke growth equity, yaitu berinvestasi di tahap-tahap berikutnya. Perusahaan pun mendapatkan keuntungan strategis dari investasi langsung.