“Hanya 1 dari 20 startup yang bisa survive. Sisanya, akan mati.”
Kalo lo ngerasa salah satu dari 19 startup yang mati. Selamat, lo ga salah langkah. Teruskan membaca artikel ini.
Di awal, gue bukan mau kasih wejangan atau ceramah mengenai kegagalan yang lo rasakan. Karena gue paham, orang yang mengalami gagal ga butuh diceramahin. Karena gue ngerti, gimana ngedropnya orang yang belum berhasil. Orang yang gagal cuma butuh dapet insight yang bisa ngubah pola pikirnya mengenai kegagalan. Motivasi yang datang dari dalam diri sendiri, pengaruhnya akan jauh lebih besar daripada motivasi yang lo terima dari orang lain.
Kalo lo mikir, “jelas aja gue gagal, yang bisa berhasil aja cuma 1 doang. Peluangnya kecil banget, bro!”. Ya itu ada benernya juga. Mungkin emang belom hoki lo aja, bikin startup pertama dan langsung berhasil. Mungkin emang udah takdir lo, musti ngerasain gagal dulu, coba dan coba lagi, baru ngerasain manisnya keberhasilan. Kalo lo sekali coba dan langsung berhasil, ati-ati aja, biasanya sih bakal jadi orang sombong.
Baca juga: Spiraling Technology Sickness
Jujur, gue bukan termasuk orang yang expert dalam hal IT ataupun coding. Terlepas dari hal-hal teknis, yang mungkin lo sendiri lebih tau dimana letak kesalahannya, ada beberapa kesalahan basic dari startup yang umumnya dilakukan oleh para founder. Coba evaluasi diri lo sendiri. Apakah langkah-langkah yang lo tempuh sebelumnya itu udah bener apa belom? Apa memang ada hal-hal di bawah ini yang lo lakukan dan menjadi penyebab matinya startup yang lo bangun.
Ide lo ga sesuai sama diri lo sendiri
Karakteristik seseorang mengenai apa yang disukai, bagi gue sangat berperan terhadap seberapa besar manfaat yang diberikan atas hal yang dikerjakannya. Contohnya gini. Gue suka nulis. Gue menemukan banyak problem ketika gue nulis. Dan gue mencoba untuk memberikan solusi atas masalah yang gue hadapi dan mayoritas orang lain yang demen nulis. Di saat gue mengalami stuck, buntu, ga tau mau ngapain lagi, gue bakal terus perjuangin dan menemukan solusinya. Kenapa gue perjuangin? Karena gue suka nulis. As simple as that. Bayangin sendiri kalo lo ga suka nulis, mau bikin solusi atas masalah penulisan, ketemu jalan buntu, boro-boro lo bakal nemuin jawabannya, yang ada lo malah lebih gampang untuk nyerah, trust me.
Baca juga: Berhenti Mencela, Mulailah Berkarya
Ada kesalahan dari riset pasar
Setelah ide itu sesuai dengan background diri lo sendiri, sekarang saatnya melakukan riset pasar. Logikanya begini, di poin pertama, lo udah menyadari bahwa ide lo dapat lo terima secara intern. Nah, di tahap kedua, lo harus meyakinkan dan melakukan riset pasar, bahwa ide lo ini bisa diterima di masyarakat luas. Lo harus bikin pertanyaan yang lo sendiri tahu apa jawabannya. Apakah startup yang lo buat sudah sesuai dengan kondisi dan apa yang dialami masyarakat Indonesia? Apakah sudah ada pesaing yang usahanya sejenis dengan apa yang mau lo bikin? Buatlah berbagai macam pertanyaan seperti itu. Jadi, lo sendiri bakal ngerasa siap dan pede untuk melangkah lebih jauh dalam mewujudkan startup yang lo idam-idamkan. Ingat, masalah yang lo alami, harus menjadi masalah banyak orang. Ubah ide tadi dan lakukan validasi dengan tepat. Untuk validasi ide, lo bisa baca artikel ini. Jangan idealis dan ngotot bahwa ide lo itu cemerlang. Itu kan menurut versi lo sendiri.
Salah pilih orang untuk kolaborasi
Salah satu kunci dari startup yang berhasil terletak pada tim yang lo bangun. Ketika berbagai macam latar belakang ilmu dikumpulkan untuk menghasilkan sebuah titik temu, lo harus tau gimana cara manage sumber daya manusia ini dengan baik.
Lo terburu-buru ingin segera memecahkan masalah sehingga mengesampingkan poin 1, 2, dan 3
Analoginya begini. Contoh yang gue ambil adalah di dunia penulisan. Ketika gue mau bikin novel, ini ibaratnya sama kaya gue mau lari marathon. Persiapan yang gue lakukan justru harus jauh lebih keras. Lo bisa bayangin sendiri, gimana payahnya gue saat hari-H kalo gue ga pernah latihan secara rutin. Sama kaya lo mau bangun startup. Itulah kenapa begitu pentingnya mendalami poin 1, 2, dan 3 terlebih dahulu. That’s why, biasanya jika poin 1, 2, dan 3 sudah dilalui dengan baik, maka lo bakal lebih mudah dalam memecahkan masalah dan merealisasikan startup lo.
Masalah yang ingin lo pecahkan bukan masalah krusial
Lo bikin startup, pengen memecahkan masalah, tapi masalahnya adalah masalah sekunder. Orang-orang di luar sana yang mengerti produk lo, bakal makai startup lo, tapi ga akan pernah mau bayar! Siapa yang mau, usaha yang lo lakukan bakal sepercuma itu? Engga kan?
Baca juga: Creative Problem Solving, Do It Your Way
Image header credit: picjumbo.com
Comments 1