SMART Goals adalah istilah yang George T. Doran tulis
di Majalah Management Review edisi November 1981. Singkatnya, ini adalah akronim yang bisa membantu kita buat lebih realistis dan mudah dalam menentukan tujuan. SMART merupakan akronim dari Specific, Measurable (terukur), Achievable (dapat dicapai), Relevant, dan Time-based (tenggat waktu). Metode ini sebenarnya biasa digunakan para pebisnis dalam mengembangkan usahanya. Namun, untuk rencana pribadi pun, gak ada salahnya menggunakan SMART Goals ini.
Yuk, kita bahas SMART Goals satu per satu!
1. Spesific
Coba definisikan tujuan menjadi lebih spesifik dan paling realistis untuk kita capai, hal ini menghindari adanya tujuan yang masih bersifat umum. Kita bisa menggunakan 5W+1H untuk mengukurnya.
Who — Siapa yang terlibat?
What — Apa targetnya?
Where — Di mana lokasi targetnya?
When — Kapan target ini akan tercapai?
Why — Mengapa kita menetapkan target ini?
How — Bagaimana proses yang mungkin akan kita jalani
Dengan 5W+1H di atas, jelas bisa memberikan big picture proses kita dalam mencapai target tersebut. Serta, bisa juga melakukan pemetaan sumber daya apa saja yang bisa kita gunakan untuk mencapai target ini.
2. Measurable (terukur)
Pastikan target tersebut bisa kita pantau progress-nya berdasarkan tindakan yang sudah terlaksana. Gunakan indikator kuantitatif dan kualitatif. Misalnya: kita bisa bilang target belajar sudah tercapai kalo sudah menghabiskan berapa jam mengerjakan soal. Terus, kita detailkan lagi menjadi berapa soal yang mampu kita kerjakan.
3. Achievable
Kenapa harus terukur? Agar kita bisa mengurai target yang besar tadi menjadi target-target kecil, sebelum akhirnya menjadi sebuah target yang besar.
Target tidak boleh terlalu mudah tapi juga tidak boleh terlalu sulit untuk dicapai. Untuk mencegah hal tersebut terjadi, apa yang harus kita lakukan?
- Ukur dari kemampuan dan sumber daya yang kita miliki
- Ukur seberapa besar komitmen yang dimiliki untuk meraih target tersebut
Ketika kita sudah mampu mengidentifikasi dua hal di atas, kita bisa tahu bahwa target ini mungkin gak, ya, untuk kita capai? Jangan-jangan terlalu mudah? Atau justru terlalu sulit, hingga hampir mustahil kita mencapainya.
4. Realistic (Realistis)
Realistis dengan kondisi yang ada, terus nanya ke diri sendiri: bisa gak kita mencapai target ini secara maksimal, apa hambatan yang harus kita hadapi, dan seberapa mungkin kita menggunakan sumber daya yang kita miliki untuk mencapai target tersebut.
Kalo gak realistis, nampaknya bakalan sulit buat kita mencapai sebuah target. Kalo gak realistis juga, yang mungkin bisa terjadi adalah kita gak bisa mengeksekusi target menjadi beberapa tindakan.
5. Time-Based
Ini penting banget, untuk menentukan seberapa urgensi target ini harus terpenuhi. Terus mengukur capaian per periodenya, misalkan setiap 6 bulan sekali apa yang kita capai, setiap setahun, bahkan untuk jangka panjang sekalipun.
Bisa juga untuk rencana cadangan, misalkan kalo selama 6 bulan, belum ada target yang bisa terlaksana. Lalu, apa yang harus kita lakukan, nih? Terus, worthy gak kita menjalani proses pencapaian target selama satu tahun?
Nah, di atas sudah ada penjelasan menenai apa itu SMART goals dan penjabaran per aspeknya. Metode ini semoga bisa membantu kita buat meraih target dengan lebih terukur dan jelas prosesnya. Tau gak apa yang paling penting dari menerapkan metode SMART Goals? Supaya kita gak terjebak di dalam toxic productivity, alias kerja terus sampai capek dan gak ada istirahat sama sekali. Pokoknya belum tercapai tujuan, gak mau berhenti. Kondisi kayak gitu bisa kita cegah dengan metode SMART Goals, jadi sudah jelas rencana yang akan kita jalankan, serta bisa menentukan apakah sudah realistis atau belum.