At https://topswiss.pw the High-Quality replica watches for the best price on fake watch website.
Buy Replica Watches and more at the best deals and lowest prices online. Check out products from top-rated brands and sellers at now.
alewatches.co.uk website sells the best replica watches worldwide, and you can get top quality fake watches at a cheaper price.
Apa Itu Sistem Pemilu Proporsional & Pentingnya Untuk Kita – Baru-baru ini, Mahkamah Konstitusi nolak permohonan sistem pemilu proporsional tertutup. Hal ini terlampir dalam Putusan Mahkamah Konstitusi bernomor 114/PUU-XIX/2022 yang dibacain langsung sama ketua Mahkamah Konstitusi– Anwar Usman 15 Juni 2023 kemarin. Ini berarti, sistem pemilu pada 2024 nanti bakalan tetep memakai sistem pemilu proporsional terbuka.
Sistem pemilu proporsional tertutup ini sebelumnya diajuin sama beberapa nama lewat gugatan uji materi sistem pemilu sejak November 2022. Nama-nama tersebut adalah Demas Brian Wicaksono selaku kader PDIP, Yuwono Pintadi selaku kader Partai Nasdem, Fahrurrozi, Ibnu Rachman Jaya, Riyanto, dan Nono Marijono
Mereka nganggap kalo sistem pemilu proporsional terbuka membawa lebih banyak keburukan. Salah satunya adalah membuat calon legislatif dari partai jadi saling sikut buat dapetin suara terbanyak. Hal ini yang jadi landasan mereka lebih pro sama sistem pemilu proporsional tertutup.
Anyway, apa sih Sistem Pemilu Proporsional terbuka dan tertutup itu?
Sederhananya, sistem pemilu proporsional terbuka adalah ketika pemilih bisa langsung memilih calon anggota legislatif yang diusung oleh setiap partai politik peserta pemilu. Artinya di dalam surat suara bakalan terlampir logo partai politik lengkap beserta nama-nama calon legislatifnya.
Sedangkan sistem pemilu proporsional tertutup adalah ketika pemilih gak bisa secara langsung memilih calon anggota legislatif, tapi cuma milih partai politik peserta pemilu. Otomatis, di dalam surat suara bakal cuma ada logo partai aja, gak ada rincian lengkap nama-nama calon legislatifnya.
Kedua sistem ini bakal sangat berpengaruh bagi demokrasi kita. Indonesia sendiri sejauh ini memang pernah menerapkan kedua sistem pemilu ini. Sistem pemilu proporsional tertutup pernah diterapkan di Indonesia sejak zaman orde baru pada tahun 1971–1997. Sedangkan dari 2009, Indonesia masih nerapin sistem pemilu proporsional terbuka.
Sebenernya, lebih baik yang mana, sih?
Ya tentunya kedua sistem ini punya pro dan kontranya masing-masing. Pada sistem pemilu proporsional terbuka, pemilih bisa lebih bebas buat milih calon anggota legislatif yang mereka anggap layak. Hal ini tentunya bakal jadi hal yang baik kalo persaingan di dalam partai terjadi secara sehat. Selain itu, sistem ini dianggap bisa menciptakan transparansi dan juga inklusivitas politik serta mencegah dominasi satu kelompok partai politik di parlemen.
Namun, sistem pemilu proporsional terbuka di sisi yang lain bisa membingungkan pemilih karena terlalu banyak jumlah kandidat yang perlu “dievaluasi”. Kemudian, sistem ini juga bisa memicu persaingan gak sehat dalam partai politik buat dapetin suara. Terus, politik uang juga bisa terjadi pada sistem ini, sebab calon anggota legislatif yang punya sumber daya finansial besar bisa memanfaatkannya buat memengaruhi pemilih.
Sistem pemilu proporsional terbuka dianggap jadi yang lebih simple karena pemilih cuma perlu memilih partai politik aja, gak perlu calon anggota legislatifnya. Dengan seleksi yang ketat dalam pemilihan lewat partai politik, calon anggota legislatif yang terpilih nanti kemungkinan punya kualitas yang baik dan lebih kompeten. Hal ini juga bisa mengurangi praktik politik uang serta kampanye hitam karena seleksi internal yang dilakuin sama partai politik gak tergantung dengan dukungan finansial eksternal.
Walau begitu, sistem pemilu ini juga punya kekurangan. Salah satunya adalah pemilih gak punya keterikatan secara langsung dengan calon anggota legislatif. Hal ini bisa ngebuat terjadinya nepotisme dalam internal partai politik. Sebab, bisa aja partai politik cenderung millih atau ngedukung calon anggota legislatif dari keluarga atau circle terdekatnya aja. Hal yang gak transparan ini tentu bikin pemilih jadi skeptis dengan partai politik.
Belajar tentang sistem proporsional dari negara lain
Banyak negara di dunia ini yang nganut sistem pemilu proporsional, baik terbuka maupun tertutup. Salah yang menganut sistem pemilu proporsional terbuka adalah Belanda. Di sana, para pemilih bisa memilih baik partai politik maupun calon anggota legislatif dari partai tersebut. Pada pemilu terakhir, partai petahana VVD petahana berhasil memenangkan pemilu di urutan 1. Sedangkan Partai D66 yang sering menentang kebijakan VVD berada di urutan 2.
Kalo sistem pemilu proporsional tertutup, kita bisa ambil contoh negara Spanyol. Di sana, pemilih hanya bisa memilih partai politik aja, sedangkan kandidat calon anggota legislatifnya emang diatur sama partai politik masing-masing. Pada edisi pemilu terakhir tahun 2019, Partai Sosialis berhasil memenangkan pemilu dan berhak atas 122 dari 350 kursi di Kongres.
Kalo ditanya sistem mana yang lebih baik, jawabannya udah pasti sistem dimana para politisi beneran mikirin rakyatnya dibanding nyari-nyari celah buat ngakalin rakyat demi kepentingan pribadi. Jadi, dua-duanya bisa jadi baik dan bisa jadi buruk tergantung siapa yang ada di pemerintahan.
Untuk menemukan konten menarik lainnya seputar isu anak muda, yuk kunjungi profil Instagram Ziliun! dan jangan lupa di-follow juga!