Tentunya kata “Silicon Valley” sudah tidak asing lagi terdengar di telingamu. Yang langsung terbayang adalah berbagai perusahaan besar berbasis teknologi, seperti Intel, Cisco, Google, Apple dan masih banyak lainnya. Dengan banyaknya perusahaan besar dan juga industri berbasis teknologi yang berkembang di sana, banyak yang mengatakan bahwa Silicon Valley bukan hanya sebuah tempat, melainkan sebuah gaya hidup.
Bagi kita yang belum pernah tinggal di Silicon Valley, mungkin kita jadi bertanya-tanya: sebenarnya apa sih Silicon Valley itu, apakah Silicon Valley merupakan gaya hidup, atau hanya sebuah tempat? Untuk menjawab hal ini, yuk kita lihat seperti apa sih Silicon Valley sebagai tempat dan juga sebagai gaya hidup?
Silicon Valley sebagai Wilayah
Silicon Valley sendiri sebenarnya mengacu pada daerah yang terletak di wilayah paling Selatan dari Teluk San Francisco di negara bagian California di Amerika Serikat. Karena banyaknya inovator dan juga produsen silicon chip yang berasal dari wilayah ini, maka wilayah ini kemudian disebut sebagai Silicon Valley. Lama kelamaan semakin banyak bisnis berbasis teknologi yang muncul dan berkembang di daerah ini dan istilah Silicon Valley menjadi mengacu kepada berbagai bisnis high-tech yang berada di kawasan itu. Salah satu alasan mengapa waktu itu banyak bisnis yang memilih kawasan ini karena iklimnya yang tidak terlalu ekstrim, wilayah sekitarnya yang indah, dan juga harga yang terjangkau.
Perkembangan Silicon Valley juga tidak terlepas dari peranan Universitas Stanford yang mendorong lulusannya untuk mendirikan bisnisnya sendiri. Karena lokasinya yang dekat dengan Universitas Stanford, kemudian banyak lulusannya yang memilih lokasi ini sebagai tempat mendirikan bisnisnya.
Silicon Valley sebagai Gaya Hidup
Sebenarnya bagaimana sih, gaya hidup ala Silicon Valley? Melihat banyaknya perusahaan dan juga ribuan startup berbasis bisnis teknologi yang lahir dan berkembang di tempat ini, nampaknya Silicon Valley sebagai startup tidak dapat dipisahkan dengan startup culture yang ada. Lalu seperti apa sih sebenarnya startup culture itu?
Ketika mendengar kata-kata tersebut pasti banyak orang membayangkannya seperti sebuah tempat kerja yang kekinian, yang berkonsep open office, bisa duduk di mana saja termasuk di bean bag chairs, disediakan sushi dan juga makanan lainnya secara gratis, bersosialisasi dengan sesama kolega dengan minum beer atau bermain game, dan juga memiliki sebuah tempat untuk beristirahat jika kamu merasa lelah. Atau kamu mungkin juga terbayang istilah yang mengatakan “9 to 5 is for losers”? Yang mana istilah tersebut menunjukan bahwa mereka yang bekerja di sebuah startup bekerja tanpa mengenal waktu dan tempat serta mereka juga selalu sibuk dan juga terburu-buru.
Namun startup culture bukanlah seperti itu. Startup culture terbentuk dari nilai-nilai yang dimiliki oleh para orang di dalamnya. Setidaknya ada 3 hal yang membantu membentuk culture sebuah startup, yaitu identitas startup itu, strategi ekspansi, dan juga hubungan antara mereka yang ada di dalam startup tersebut. Culture sebuah startup juga dapat terbentuk dari sang startup founder itu sendiri dan juga orang-orang pertama yang ia rekrut. CEO Airbnb, Brian Chesky, sendiri pernah mengatakan bahwa culture dari sebuah startup hidup dari seorang founder yang merekrut team, email yang ia tulis, ketika ia menjalankan proyek, dan juga ketika seorang founder berada di antara timnya. Culture inilah yang kemudian menentukan inovasi yang dibawa sebuah startup.
Memang culture di setiap startup berbeda, namun ada beberapa karakter yang mungkin membedakan startup culture dengan company culture, yaitu open minded atau juga keterbukaan terhadap ide. Dalam sebuah startup, banyak founder yang mengharapkan timnya untuk bekerja keras, berdiskusi dan bertukar pemikiran dan ide, menyelesaikan masalah secara kreatif, tanpa hierarki, dan dapat saling berkomunikasi dengan terbuka, yang juga disimbolkan melalui open space office.
Demikianlah penjelasan mengenai Silicon Valley sebagai sebuah cerminan startup culture, sekaligus sebuah tempat di mana banyak bisnis berbasis high technology tumbuh dan berkembang di sana.