Serikat buruh 4.0? terdengar kayak slogan di acara pemerintah, ya. Soalnya “konon”, kalo gak ada unsur “4.0” di setiap judul acara, rasanya kayak ada yang kurang. Serikat buruh 4.0 yang saya bahas di artikel ini adalah bukan tentang serikat buruh di era digital, atau apalah itu. Berkaitan memang, tapi percayalah bukan tentang itu.
Terus serikat buruh 4.0 apa yang dimaksud?
Oke, begini. Di platform Twitter, terdapat apat akun yang “rajin” mengupas realita yang terjadi di dunia kerja. Gak cuma bicara tentang karyawan, atasan, urusan internal kantor, dan ruang lingkup profesi itu sendiri.
Apa nama akunnya? Mari kita spill di sini!
Sejauh ini, ada @hrdbacot yang benar-benar mencuri perhatian saya. Soalnya keempat akun tersebut paling aktif dalam membuat konten. HRD Bacot dengan kontennya di Twitter berupa screenshot DM dari orang-orang yang ingin “membagikan” pengalaman mereka mengenai dunia kerja. Serta, insight “Mincot” (sebutan untuk admin HRD Bacot) mengenai dunia kerja yang “terasa dekat” dengan para audiens. Walaupun si Mincot ini memang berprofesi sebagai HR, tapi menurut saya, sih, gak ada kesan untuk menggurui. Bisa dibilang HRD Bacot ini kayak “temen curhat” yang punya kapabilitas dalam memberikan respon dengan proper.
Kenapa saya bilang akun @hrdbacot sebagai salah satu representasi serikat buruh 4.0?
Soalnya ibaratkan serikat pada umumnya, yaitu sebagai tempat untuk menyalurkan aspirasi para kaum pekerja. Akun HRD Bacot menjadi tempat untuk para karyawan mengeluarkan unek-uneknya, yang bisa dibilang semacam untold story. Maksudnya, kita gak akan pernah tahu cerita “asli” misalkan seorang anak desain di perusahaan, unless kita emang temenan atau kerja bareng mereka. Termasuk juga profesi lainnya, seperti bagian accounting, IT, bisnis, dll. Selalu ada cerita menarik yang bikin geleng-geleng kepala dan gak nyangka kalo beneran ada kejadian seperti itu di tempat kerja.
Seperti layaknya sebuah serikat buruh, HRD Bacot juga ikut “menyuarakan” isu di sebuah perusahaan
Sampe gak di telinga kalian tentang isu anak magang di sebuah tech-edu startup yang unpaid, tapi beban kerjanya sudah setara anak full–time? nah, salah satu faktor kenapa bisa sampai ke-up di mana-mana, karena ada yang cerita ke DM HRD Bacot. Tahu apa yang setelahnya terjadi? pimpinan puncak startup langsung turun tangan dan take action. Bayangkan, se-powerful apa akun ini, barangkali kalo gak dengan cara seperti itu, beberapa pihak, khususnya yang berada di posisi atas, gak tau dan gak relate dengan para kroco, ehe.
Gak berlebihan kalo saya bilang akun ini menjadi semacam panduan untuk para perusahaan, kira-kira kebijakan yang mereka lakukan sudah berdampak baik gak, nih, dengan para karyawan. Terus, dari sana, seharusnya pihak perusahaan bisa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Soalnya yakin, deh, curhatan-curhatan di akun HRD Bacot gak akan muncul di sesi townhall, hehe.
In the end, walaupun “bacot”, tapi dampak yang diberikan HRD Bacot patut diapresiasi
Sebagai tempat curhat, tempat diskusi, bahkan tempat mencari pekerjaan, HRD Bacot wajar saja memiliki pengikut yang jumlahnya sudah hampir 500k-an. Artinya, banyak orang yang butuh validasi, butuh tempat untuk berbagi, dan bisa jadi banyak yang gak menemukan safe place untuk cerita mengenai dunia pekerjaan.
Buat Mincot, semoga tetap anonim (karena kalo udah ketahuan, jadinya gak seru), dan netral, ya. Maju terus Serikat Buruh 4.0!