Mungkin kalian pernah kepikiran hal ini, “orang lebih suka dipuji KEREN dibandingkan dipuji BAIK”. Sama halnya saat nonton film gitu, banyak loh yang menjagokan karakter-karakter jahatnya hanya karena satu alasan, yaitu KEREN. Sementara para karakter pahlawannya banyak yang cupu walaupun sebenarnya BAIK. Dari hal sederhana itulah muncul di benak gue, mungkinkah “Semua Orang Ingin Menjadi KEREN Dibanding BAIK”?
Nah di bulan puasa yang penuh intrik World Cup, pilpres, dan Palestina, gue banyak banget nih mendapatkan sesuatu yang yaah nyaru alias samar gitu, antara KEREN dan BAIK.
Kondisi pertama, PILPRES.
“Gue pilih presiden nomor urut ini karena dia KEREN! Dan semua orang yang pilih dia, rata-rata orang-orang yang kece abis.”
Kondisi kedua, WORLDCUP.
“HAH! Emang jagoan gue yang paling keren! Dia kalah dengan terhormat!”
Kondisi ketiga, PALESTINA.
“Yang penting pencet tombol share walaupun belom gue baca isi tulisannya.”
Kondisi keempat, PUASA.
“Yang penting ikut sahur dan bukber.”
Kondisi yang paling sering ditemui, ROKOK.
“Rokok itu keren, coy. Gaul parah.”
Baca juga: Perlukah Jadi Social Climber untuk Eksis?
Kondisi ketiga dan keempat rada gimana gitu. Indikasi KEREN itu faktor utamanya adalah VISUALISASI alias “gue pengen diliat”. Bercermin ke diri gue sendiri, tahun ini adalah tahun ke enam gue menggunakan hijab. Untungnya niat gue menggunakan ini bukan karena “visual”, akan tetapi selama gue belajar gue sadar kalau hijab gue belum sempurna. Nggak muluk kok, gue pernah atau mungkin masih punya perasaan untuk menjadi orang KEREN ketimbang BAIK.
Dari sinilah, gue menemukan titik temu yang cukup bagus, segi positifnya. Mungkin niatnya salah, tapi kenapa nggak dicoba kayak himbauan pilpres? Contoh paling sederhana adalah BUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA. Dari SD, kita diajarkan kalau buang sampah pada tempatnya adalah perbuatan terpuji (baik), nah karena kenyataannya banyak orang yang ingin menjadi KEREN, kenapa nggak bikin steorotype kalau buang sampah pada tempatnya adalah perbuatan terkeren?
Himbauan macam ini uda mulai digerakkan menurut gue, seperti himbauan cowok-cowok untuk sholat Jum’at. Mesti ada konspirasi yang menyatakan kalau sholat Jum’at itu menambah kegantengan. Hahaha walau banyak yang ngedumel dengan himbauan ini, tapi cukup berhasil loh ngeliat orang-orang sekitar gue yang walaupun rajinnya sholat Jum’at doang HAH!
Baca juga: Yang Muda, Yang Cekatan?
Contoh lain dan paling dekat adalah melihat para orangtua mengajarkan anak-anak untuk berpuasa. “Kalau puasanya full, artinya kamu keren. Kalau puasanya setengah hari, kamu masih cemen”. Sesederhana itu menghimbau orang yah? Dengan satu kata yaitu KEREN. Hehehe
Yah mungkin sudah saatnya kita berusaha menjadi BAIK biar bisa menjadi KEREN. Kalau KEREN, belum tentu BAIK, kan? Hehehe maaf kalau kelewat #Sotoy atau menggurui hehehe hanya sekadar berbagi pemikiran. Kalau ada salah, mohon koreksi di-komen terima kasih ^^ salam #Sotoy
Baca juga: Leader Tanpa Follower? Kayak Orang Gila!
Artikel ini ditulis oleh Puti Ayu, dan sebelumnya dimuat di sini
Image header credit: picjumbo.com
Comments 1