Ziliun
  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space
No Result
View All Result
  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space
No Result
View All Result
Ziliun
No Result
View All Result

Seberapa sih Value Diri Gue dan Pekerjaan Gue?

Mauren FitribyMauren Fitri
07/09/2015
in Opinion
2
Seberapa sih Value Diri Gue dan Pekerjaan Gue?
Share on FacebookShare on Twitter

Ada seorang bernama X, yang pernah bilang: “Kalau lo udah invest waktu, tenaga, dan pikiran, jangan mau gak dibayar atau cuma dibayar murah.”

Di sisi lain, seseorang bernama Y bilang: “Kita ini belum punya apa-apa. Mending banyakin pro bono atau voluntary work aja dulu untuk bangun reputasi.”

Well, buat anak muda atau para millennials yang sedang membangun karir #etsaaah situasi ini selalu menimbulkan dilema. Kita selalu bertanya ke diri sendiri: “Seberapa sih value diri gue dan pekerjaan gue?”

Emang susah buat ngejawab pertanyaan ini, karena gak semua orang naturally cerdik dalam menyeimbangkan antara memberikan value dan menjual diri. Banyak yang ngasih value terus tapi gak bisa pasang harga atas dirinya (alias dibego-begoin). Banyak yang ngejual diri terus (minta insentif dalam segala hal) padahal value kerjaannya gak seberapa.

RelatedPosts

Sekali-kali Kita Keluar dari Zona Mimpi

Libra Cryptocurrency: Is it a Good Crypto (or Not)?

Ada cerita teman saya yang mungkin bisa dibilang beruntung. Dia ini punya prinsip, yang penting kasih value lebih besar dari ekspektasi orang. Kebetulan teman saya freelance designer yang sangat determined dalam pekerjaannya. Awalnya memang hanya mengerjakan proyek pro bono, tapi karena value yang dia kasih lebih besar dari yang diharapkan klien (baik dari kualitas desain maupun dari cara dia membangun hubungan), lama-lama klien pun merekomendasikan dia ke klien-klien lain. Akhirnya, setelah mengerjakan 10 proyek pro bono, klien ke-11 bilang ke dia: “Kalau kamu dibayar segini, cukup gak?”

Baca juga: Sibuk Itu Cuma Mitos

Tapi apakah anak muda lain (dalam konteks ini yang menjadi freelancer) seberuntung itu? Mungkin teman saya akhirnya bisa mapan dari pekerjaan itu karena kliennya tahu diri. Gimana kalau dapet klien gak tahu diri yang selalu ngutang atau ngebayar murah? Gimana dong kita tahu kapan mesti mulai memasang harga yang pantas untuk diri sendiri?

Well, gak ada formula eksak untuk hal ini. Tapi melihat apa yang teman saya lakukan, saya mengambil kesimpulan kalau memberikan value terus-menerus sambil memasang harga atas diri sendiri bukanlah suatu hal yang kontradiktif atau berlawanan, tapi justru sesuatu yang berjalan bersamaan.

Teman saya tidak hanya mendesain, tapi memberikan kualitas desain yang top notch. Bagaimana cara desainnya bisa bagus? Ya dia terus melatih skill dan menambah referensi. Dengan terus belajar, dia tidak hanya memberikan value lebih kepada kliennya, tapi juga sekaligus menghargai diri sendiri dengan tidak membiarkan dirinya jadi desainer abal-abal.

Baca juga: Bertanya Perlu Logika

Dengan membangun relationship yang baik dengan klien, dia bukan hanya membuat klien merasa senang dan nyaman sehingga mau membayar lebih, tapi dia juga menghargai diri sendiri dengan tidak memposisikan diri hanya sebagai babu si klien, melainkan sebagai partner yang setara.

Jadi kalau saya disuruh memilih lebih setuju dengan saran X atau Y di atas, saya tidak sepenuhnya setuju dengan dua-duanya. Karena itu tadi, tidak harus memilih salah satu ekstrem atau pandangan untuk dapat berhasil dalam konteks apapun (tidak hanya sebagai freelancer). Anak muda tanpa pengalaman tidak harus memilih untuk “yang penting bangun portfolio dulu” atau “yang penting pasang harga atas diri sendiri dulu”. Keduanya bisa berjalan beriringan.

Jadi, mari hargai diri sendiri, bukan dengan langsung pasang harga tiap kali diminta kerja, tapi dengan tidak membiarkan diri sendiri menjadi abal-abal, alias dengan terus memberikan value.

Baca juga: Jangan Lupa Mengasah Kapak

Image header credit: gratisography.com

Bagikan ini:

  • Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)

Menyukai ini:

Suka Memuat...
Tags: pola pikirrombak pola pikirvalue
Previous Post

5 Quotes on Money and Wealth

Next Post

Nggak Musti Kuliah IT Buat Bisa Bikin Aplikasi Bermanfaat

Next Post
Nggak Musti Kuliah IT Buat Bisa Bikin Aplikasi Bermanfaat

Nggak Musti Kuliah IT Buat Bisa Bikin Aplikasi Bermanfaat

Comments 2

  1. Ping-balik: Pertanyaan Job Interview yang Klise | Ziliun
  2. Ping-balik: Karyawan Tidak Lebih Baik dari Freelancer, Begitu Pun Sebaliknya | Ziliun
No Result
View All Result

Yang Terbaru

  • Fenomena Media Alternatif: Efektif Tapi Bisa Bawa Dampak Negatif
  • Fenomena Konser Ramah Lingkungan, Gimana Praktiknya?
  • Mengenal Apa itu Chronically Online
  • Apakah Demokrasi Adalah Sistem Pemerintahan Terbaik?
  • Mengenal Filsafat Stoikisme
Ziliun

Media yang menemani perjalanan anak muda untuk menghadapi kehidupan dan memasuki dunia kerja, serta mendorong dan memotivasi anak muda untuk menjadi versi terbaik diri mereka.

  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Kerja Sama

Ruang & Tempo Coworking Space

Gedung TEMPO, Jl. Palmerah Barat No. 8, Jakarta Selatan 12210

Bikin kontenmu sekarang!

© 2025 Ziliun All rights reserved.

Ziliun

  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space

© 2025 Ziliun All rights reserved.

%d