Anak muda sekarang alias Gen Z (kelompok usia 18–24 tahun) suka bingung sendiri sama keuangannya sendiri. Perasaan baru kemarin gajian, tapi kok udah habis ya? apalagi barang-barang yang dibeli juga bukan yang esensial dan bermanfaat. Waduuuh, bahaya. Bisa jadi ini karena gak punya yang namanya perencanaan keuangan. Nah, Ziliun punya kesempatan ngobrol bareng Mas Ivan Christian Winatha, Branding and Communication Strategist MiPOWER, tentang pentingnya rencana keuangan untuk Gen Z. Yuk, simak obrolannya!
Seberapa penting rencana keuafngan untuk Gen Z di masa sekarang dan masa depan?
Seberapa penting? Penting banget. Rencana keuangan itu penting banget, tapi masalahnya gak banyak yang tau mengenai perencanaan keuangan. Biasanya umur 14-24 tahun itu waktunya yang kalo dapat duit atau gaji itu pasti dihabisin, deh. Entah itu buat kongkow, makan, atau sekadar belanja online. Kalo misalnya mereka mulai dari sekarang, sedangkan di umur 26-30 tahun itu waktunya orang untuk lebih mikirin banyak hal. Mulai dari beli rumah, married dan segala macam. Itu kan ada goals yang harus kita achieve di masa depan kan. Kebanyakan orang masih belum punya itu dan telat sadarnya. Makanya, untuk Gen Z itu penting banget perencanaan keuangan semuda mungkin. Supaya apa? Supaya kita bisa meng-achieve goal-goal kita di masa yang akan datang.
Apa hal-hal yang perlu kita sadari untuk tau pentingnya rencana keuangan ini?
Yang penting kita harus tau goals-nya dulu sih, di masa depan itu mau ngapain? Buat anak yang Gen Z tadi itu di masa depan mau ngapain? Kayak misalnya perempuan ya, umur 18-24 tahun dari sekarang, kalian mau ngapain? Pasti menikah kan. Oke lah ada yang ingin berkarir, tapi mayoritas itu memilih menikah. Kalo misal menikah itu butuh apa? Butuh uang kan? Nah itu salah satu goals yang ternyata di masa depan butuh uang. Jadi, yang penting itu setting goals dulu sih. Kalian harus tau masa depan kalian, 5 atau 10 tahun dari sekarang kalian mau ngapain itu kalian harus udah tau. Kalo misalnya itu kalian udah tau, baru deh kalian bakal sadar. Berapa kira-kira uang yang dibutuhin buat goals itu dan gimana caranya buat dapetin itu di masa depan. Tapiii, kalo kita gak tau goals-nya, yaudah buta aja gitu. Tetep hedon dan ngopi-ngopi cantik aja gitu.
Ada gak sih rekomendasi persentase untuk pengelolaan keuangan Gen Z?
Prioritas pertama kita itu adalah melunasi hutang. Jadi, hutang produktif dan nonproduktif itu harus dilunasi, maksimal 25%. Hutang produktif itu contohnya pembelian motor buat ngojek, dapet duit kan? Jadi kita ngutang cicilan motor buat dapet duit. Itu masuk dalam kategori hutang produktif. Tapi kalo hutang non produktif contohnya nyicil beli tas mahal. Nah itu hutang non produktif karena sesuatu yang dibeli itu tidak bisa memberikan nilai tambah di masa yang akan datang. Udah bayar hutang nih, selanjutnya kita perlu menyisihkan 10% buat insurance/asuransi. Kenapa? Karena dengan menyisihkan 10% pendapatan kalian untuk asuransi, maka spot-spot keuangan kalian yang lain itu gak akan terganggu. Kemudian selanjutnya 10% lagi bisa disisihkan buat investasi dan 10% untuk tabungan di masa depan. Terakhir, 45%-nya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
Baca juga di sini: Investasi vs Dana Darurat Mana ya Yang Didahulukan
Apa aja produk yang esensial untuk menunjang rencana keuangan tadi?
Kalo misalnya buat asuransi yang 10%, kalian coba mikir dulu. Kalian lebih butuh asuransi kesehatan atau asuransi jiwa? Biasanya di umur-umur produktif apalagi generasi Z yang suka tidur sampai malem dan lembur, itu lebih ke kesehatan lah. Jadi, sebisa mungkin kalian beli asuransi kesehatan untuk pos 10% tadi. Setiap tambah umur harga asuransi akan semakin mahal. Mending 10% kita sisihkan untuk ditabung di asuransi untuk proteksi. Setelah itu, untuk investasi di masa depan, itu sebenarnya terserah. Mulai dari yang high risk seperti crypto, saham atau yang low risk bisa di obligasi, gitu. Kalo misalnya untuk dana masa depan, bisa dimasukin ke tabungan atau deposito.
Kenapa sih kebanyakan anak muda itu gak bisa nabung?
Karena mereka menyisihkan uang untuk ditabung, yang benar adalah mereka harus mengkhususkan dari awal. Jadi, ketika saatnya gajian nih, langsung bagi-bagi uang tadi sesuai persentase yang ditetapkan di awal tadi, sisanya baru deh boleh dipake buat sehari-hari. Jadi bukan mengeluarkan uang untuk keinginan seperti beli boba, traktir temen dan lain lain di awal dan hanya menabung uang yang tersisa di akhir. Itu kan gak sehat. Jadi, begitu dapat uang, langsung kita sisihkan dari awal untuk ditabung, beli asuransi dan investasi. Baru deh penuhi kebutuhan sehari-hari kita. Itu pasti ada, kalo masih bilang gak ada, itu cuma dia gak mau doang.
Gimana caranya menentukan prioritas yang baik untuk keuangan sekarang dan masa depan?
Ini balik lagi, kita harus tau goal apa yang mau dicapai di masa depan. Kita ambil contoh asuransi, di mana harganya akan terus naik di masa depannya. Dengan uang 1,5 juta, kita bisa aja beli kopi tiap hari atau beli crypto dan cuan sekian persen. Tapi, kenapa kita lebih baik alihkan uang itu untuk asuransi terlebih dulu? Karena, prinsipnya kalau beli asuransi itu jangan tunggu nanti saat sakit. Karena kalau tunggu nanti waktu udah sakit, itu bisa aja gak diterima sama asuransi. Dan juga, semakin muda kita beli asuransi itu akan lebih murah dan bakal lebih males lagi. Kedua, buat yang udah punya BPJS, itu udah bagus dan aman. Tapi, kalian oke gak dengan “ribet” dan “gak nyaman”-nya?. Kalau punya insurance bisa lebih tenang kan. Kira-kira gitu kalau dari sisi asuransi.
Apa sih MiPOWER yang bisa tawarkan untuk anak muda? Dan kenapa anak muda harus melek sama asuransi?
Kita tuh punya produk asuransi kesehatan yang namanya infinite medcare. Untuk kita yang masih muda, preminya masih murah mulai dari 1 jutaan, tapiii punya manfaat covernya itu sampai 90 miliar per tahun dan akan di-refresh setiap tahunnya. Kenapa harus beli sekarang? Karena produk ini juga meng-cover pelanggan yang terkena Covid. Terus kalau beli sekarang harganya masih murah, setiap umur kita bertambah maka harganya akan semakin mahal. Mending 10% dari pendapatan kita sisihkan untuk asuransi sehingga pengeluaran lain untuk kebutuhan aman dan gak bakal keganggu sama hal-hal darurat di masa depan. Ini sih yang harus millennial sadari sejak dini.