Tadi malam saya masih berada di kawasan Cikini pukul 1 pagi karena menemani teman saya yang belajar ujian. Kami berdua memanggil taksi yang lewat saat mau pulang. Tidak sampai beberapa meter taksi berjalan, segerombolan polisi menyuruh berhenti.
Supir taksi kami pun berhenti, lalu salah satu polisi mengetuk kaca jendela mobil. Saat kaca dibuka, saya yang sudah capek mau cepat pulang dengan ketus bertanya, “Apa sih Pak?”
Pak polisi itu bertanya, “Mbak-mbak dari mana? Mau ke mana?”
Teman saya menjawab, “Kita dari Cikini Pak, mau ke Mampang.”
Baca juga: Gantungkan Cita-citamu Setinggi PNS
Saya masih gak ngerti kenapa si polisi ini harus kepo urusan saya dan teman saya.
Lalu polisi itu berkata, “Boleh lihat KTP-nya?”
Ooh dan common sense saya pun berjalan kembali. Mau razia KTP toh bapaknya. Saya pikir ada peraturan baru kalau masyarakat sekitar atau perempuan tidak boleh keluar rumah lewat tengah malam. Atau mungkin di daerah itu banyak pengedar narkoba.
Karena saya orang pada umumnya yang membawa KTP di dompet, dan teman saya pun juga, jadi kami bisa “lolos” dengan mudahnya.
Tapi, razia KTP kenapa jam 1 pagi ya? Maksud lo ape pak?
Ya kaya supir taksi saya waktu itu sih, “Biar gampang kayaknya mbak, gak bikin macet.”
Baca juga: Hukum(an)
Iya sih.. tapi.. apa iya razia KTP lewat tengah malam itu memenuhi tujuannya?
Sekarang apa sih, tujuan razia? Untuk mendisiplinkan publik kan? Meanwhile, jam segitu berapa orang yang masih ada di jalan?
Kalau the men in uniform nyari gampangnya aja dalam melakukan tugas, yaa, publik gak bakal disiplin sih, bakal gini-gini aja.
Untung saya bawa KTP ya. Kalau gak bawa, bayar berapa ya?
Header image credit: sansinno.com