Kalau di CV kita udah menuliskan deretan pengalaman dan pencapaian di pekerjaan sebelumnya, sekarang kita juga butuh portofolio sebagai bukti atau rekam jejak dari hal-hal yang tercantum di CV tadi. Nah, mengingat pentingnya sebuah portofolio sebagai bahan unjuk gigi di hadapan recruiter, portofolio sebaiknya disusun semenarik dan seefektif mungkin and let the works tell your capabilities.
Yuk, susun dan rapihin portofolio kamu biar nambahin nilai plus di mata recruiter. Mulai dari mana? Coba simak beberapa hal ini ya!
Pilih karya atau project terbaik
Walaupun ada bejibun karya atau project-project yang udah kita kerjakan selama ini, tapi gak semuanya harus kita masukin ke dalam portofolio ya. Pilih karya atau project yang paling berkesan dan mendapat banyak feedback bagus untuk dicantumin di portofolio. Pastikan juga karya atau project yang tercantum bener-bener merepresentasikan skill dan kemampuan terbaik kamu. Di sini, quality over quantity bakal jadi bukti kalo kamu layak dari pengalaman sebelumnya.
Jelasin karya atau project secara rinci dan peran kamu
Udah pilih karya atau project terbaik? Sekarang saatnya jelasin lebih detail tentang apa yang udah kamu cantumin tadi. Kita bisa jelasin secara singkat tentang klien, masalah atau case yang lagi dikerjain sampai solusi dan peran yang kita berikan di project tersebut. Di sini bakal jadi wadah buat kamu nunjukin skill kamu dalam menghadapi berbagai jenis project atau klien dan juga cara kamu dalam bekerja.
Baca juga: Apa aja yang bisa jadi portofolio buat Content writer / Copywriter?
Tambahin testimoni dari klien (jika ada)
Sederet karya atau project yang udah kita tampilin di portofolio rasanya kurang sreg kalau belum liat testimoni dan feedback dari klien sebelumnya. Hal ini bisa jadi pertimbangan yang cukup besar buat recruiter dalam menilai keberhasilan dari proyek yang pernah kita selesaikan sebelumnya. Testimoni kayak gini bisa jadi semacam rekomendasi di mata recruiter buat pilih kamu untuk company-nya.
Keep it simple, clear and updated!
Terakhir, pastikan kamu menyusun karya dan project tadi dengan sederhana, clear, to the point dan nyaman untuk dilihat supaya terlihat lebih professional. Portofolio yang clear dan simple juga bakal memudahkan recruiter buat fokus sama skill dan pengalaman dari isi portofolio tadi.
Dan jangan lupa buat selalu update secara berkala isi dari portofolio kamu. Jangan tampilin project yang udah ‘basi’ atau bertahun-tahun lalu. Supaya apa? Supaya recruiter tau kalau kalau kemampuan kita masih relevan lewat karya dan project terbaru kita. Gak harus project bareng klien, personal project juga bisa banget buat ditampilin di portofolio kamu.
Nah, itu tadi beberapa hal yang perlu kamu cek lagi buat rapihin portofolio kamu supaya lebih menarik hati recruiter. Buat kamu yang masih newbie, bisa mulai coba cek artikel ini buat mulai bikin portofolio. Semoga membantu!