Quarter Life Crisis: Kok Aku Nggak Punya Mimpi, Ya? Wajar, Nggak? – “Kalo udah gede, cita-cita kamu mau jadi apa?”. Pertanyaan ini sepertinya adalah salah satu pertanyaan wajib dari orang tua yang sering kita terima pada saat masih kecil dulu. Lalu, kita akan semangat menjawab dengan profesi-profesi keren seperti guru, polisi, dokter, arsitek, dan jenis pekerjaan lain yang sangat spesifik. Tapi, giliran kita sudah beneran dewasa, jika pertanyaan yang sama kembali muncul, kok justru nggak tahu mau jawab apa? Katanya, sekarang udah nggak punya mimpi lagi. Lho, apa yang terjadi?
Quarter Life Crisis?
Fenomena hilangnya mimpi atau kesulitan untuk mengarahkan tujuan hidup ternyata adalah hal yang lumrah terjadi di dunia psikologi, lho. Azri Agustin, M.Psi., Psi, Psikolog Klinis Fakultas Psikologi UGM mengatakan bahwa fase Quarter Life Crisis ini merupakan hal yang wajar terjadi ketika seseorang menginjak usia 18-30 tahun, karena masa ini merupakan masa transisi dari fase remaja ke fase dewasa.
Alasan mengapa Quarter Life Crisis dapat terjadi adalah karena adanya tuntutan dan tanggung jawab baru yang lebih besar ikut hadir ketika kita bertumbuh dewasa. Selain itu, faktor lingkungan yang memaksa kita untuk berpikir jauh ke depan membuat kita mengalami kecemasan berlebih. Apakah kita akan sanggup menghadapi tantangannya? Belum lagi pertanyaan yang tentang kapan lulus, kerja, menikah, punya anak? Dan sederet pertanyaan-pertanyaan menyeramkan lainnya yang sering ditanyakan oleh keluarga besar. Sering pula, kita dibandingkan dengan pencapaian anak-anaknya sendiri. Haduhhhh, bikin pikiran ruwettt!
Wajarkah Bila Tidak Memiliki Mimpi Sama Sekali?
Mengutip dari Gramedia, ada beberapa tanda yang menunjukkan kamu sedang mengalami fase Quarter Life Crisis, yaitu mulai mempertanyakan tujuan hidup, merasa tidak bahagia, media sosial yang membuatmu semakin tertekan karena merasa tertinggal jauh dari pencapaian teman sebaya, mulai melupakan waktu untuk bersenang-senang, lingkaran pertemanan yang berubah menjadi sangat sempit, dan kurangnya motivasi untuk produktif.
Sebuah survei yang pernah dilakukan oleh LinkedIn menunjukkan bahwa 75 persen orang yang berusia 25-30 tahun pernah mengalami fase Quarter Life Crisis. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak memiliki ataupun kehilangan mimpi sebenarnya adalah hal yang sangat wajar.
Jadi, tidak perlu merasa cemas ketika kamu tiba-tiba kehilangan semangat, kehilangan arah tujuan, ataupun tidak punya mimpi. Mungkin saja, saat ini kamu tengah mengalami fase Quarter Life Crisis. Hal ini tidak lantas menjadikan kamu menjadi lebih kecil dibandingkan orang lain. Jangan minder, hadapi dengan berani dan kamu pasti akan segera menemukan jalan keluarnya!
Baca juga di sini: Menghadapi Quarter-Life Crisis: Apa Langkah Selanjutnya?
5 Hal Yang Bisa Kamu Lakukan Untuk Menghadapinya!
Meskipun menjadi hal yang wajar terjadi, bukan sebuah keputusan yang bijak jika kita terus terlarut di dalamnya. Sebab, setiap manusia haruslah selalu berproses menjadi pribadi yang lebih baik. Oleh karena itu, berikut ada lima hal yang bisa kamu lakukan ketika sedang mengalami “kemacetan hidup”!
1. Mengubah cara berpikir
Stop berpikir bahwa kamu jauh tertinggal dari teman-temanmu! Setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda dalam menangani suatu hal, termasuk laju dalam menjalani kehidupan. Tidak perlu membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain, karena hal tersebut justru akan membuatmu semakin merasa tertekan dan terbebani.
2. Tetaplah produktif
Meskipun merasa kehilangan semangat untuk melakukan aktivitas, bukan berarti kamu boleh diam saja dan benar-benar tidak melakukan apapun! Bila analoginya adalah sebuah mesin yang harus nyala setiap harinya, untuk menghindari mesin menjadi rusak. Kamu harus tetap bergerak, coba cari kesibukan-kesibukan atau aktivitas yang kiranya dapat membuat semangatmu kembali naik, misalnya melakukan hobi ataupun cari kursus baru untuk mengembangkan kemampuan diri.
3. Buatlah rencana hidup
Kamu juga bisa membuat rencana hidup lalu pajang di tempat yang biasa kamu lihat. Sama halnya ketika kamu membuat jadwal mata pelajaran ketika di sekolah, rencana hidup yang ditulis akan membuat hidupmu menjadi lebih teratur. Terlebih jika kamu memajangnya di tempat yang biasa kamu lihat, itu akan membuat kamu selalu teringat akan tujuan hidup kamu dan kamu harus bisa mewujudkannya.
4. Sharing dengan orang terdekat
Seperti kata banyak psikolog ternama, obat paling mujarab dari rasa cemas adalah dengan bercerita. Sharing dengan orang-orang terdekatmu akan membuat beban yang kamu pikul menjadi lebih ringan, jika dibandingkan hanya dengan kamu pendam sendiri. Saran yang kamu dapatkan dari mereka akan sangat membantumu dalam mengorganisir tujuan hidup kamu yang mungkin sempat tercerai berai.
5. Optimis pada masa depan
Kamu harus yakin dengan diri kamu sendiri, percaya dengan kemampuan yang kamu miliki dan optimislah bahwa masa depan akan menjadi lebih baik setelah semua usaha yang kamu lakukan dengan maksimal. Selalu tanamkan pada diri bahwa usaha tidak akan pernah menghianati hasil dan serahkan sisanya pada Tuhan YME.
Fase Quarter Life Crisis adalah Hal Normal!
So, pernah kehilangan mimpi, tujuan hidup, dan berada di fase yang terasa sangat buntu adalah suatu hal yang sangat wajar terjadi. Akan tetapi, kita juga tidak boleh terus terlarut di dalamnya sehingga membuat hidup kita benar-benar berhenti.
Kita harus terus berusaha menciptakan versi diri kita yang lebih baik. Dan setelahnya, ada kalanya kita hanya tinggal berserah untuk menerima hasil kerja keras kita pada jalan yang telah ditentukan oleh Sang Pencipta. Kalo kata BTS dalam lagunya yang berjudul Paradise sih, hidup itu seperti maraton yang jalannya sangat panjang, jadi santai saja. Nggak papa kalo nggak punya mimpi yang besar, asalkan kamu bisa selalu bahagia.
Tulisan ini merupakan hasil karya peserta Workipedia Academy Batch 1.