Kalo kamu kemaren dateng ke Popcon Asia dan nyobain Angkot The Game, kamu musti kenalan juga nih sama yang bikin: Oray Studios! Ziliun beberapa waktu lalu berbincang dengan Iqbal Aribaskara, co-founder Oray Studios lho. Oray Studios itu punya misi, gimana caranya membawa artist-artist industri kreatif kita bisa bikin karya dengan kualitas dunia.
Langsung aja deh ya, simak hasil bincang ziliun dengan Mas Iqbal, co-founder Oray Studios!
Gimana keluarga dan lingkungan mempengaruhi Mas Iqbal dalam berkarya?
Kebetulan saya lahir di keluarga yang memang isinya pengusaha, kedua orangtua saya pengusaha, sementara cita rasa seni saya diwariskan dari ibu saya. Karena latar belakang saya yang demikian, saya tidak mengalami hambatan yang terlalu besar dari pihak keluarga ketika saya berniat untuk membangun studio bersama teman-teman saya.
Apa yang melatarbelakangi Mas Iqbal mendirikan Oray Studios?
Sebetulnya saya dari dulu memang ingin membangun studio. Kebetulan pada saat itu saya bertemu lagi dengan Gifny yang adalah teman seangkatan waktu kuliah dulu. Kebetulan kami memiliki visi yang sama, sehingga kami sepakat untuk membangun Oray Studios.
Bisa diceritakan Mas, bagaimana Oray bisa berdiri hingga menghasilkan banyak karya hingga saat ini?
Seperti yang saya ceritakan sedikit di atas, pada waktu saya dan teman kuliah saya, Gifny Richata pertama kali membangun Oray Studios. Saya baru saja bangkit lagi dari kegagalan membentuk sebuah studio yang akhirnya terpaksa saya bubarkan. Sebuah keberuntungan waktu itu saya baru membubarkan studio saya, dan Gifny sedang mencari tempat untuk menjadi markas kegiatannya ber-freelance, dia tadinya berminat menyewa satu meja di kantor saya yang kosong. Setelah beberapa kali ngobrol dan menyamakan visi, kami membentuk Oray yang pada waktu itu adalah salah satu yang pertama mengerjakan proyek-proyek internasional.
Apa kegagalan terbesar Mas Iqbal sebagai kreator? Dan gimana menghadapinya saat itu?
Saya sebelumnya pernah membangun sebuah studio bernama geckoworks. Yang akhirnya harus kami bubarkan karena sesuatu dan lain hal. Pada saat dibubarkan, memang saya agak down karena banyak juga tenaga dan emosi yang saya investasikan ke sana. Tapi itu juga gak bisa lama-lama, soalnya kan saya harus makan ;D perut menuntut. Pada akhirnya saya sadar bahwa tidak ada jalan lain selain bangkit lagi dan membangun kembali sebuah studio baru.
Gimana pengalaman berkarya sebelumnya mempengaruhi karya yang satu ini?
Saya asumsikan ‘karya yang satu ini’ itu maksudnya Oray Studios dan inmotion ya? Banyak yang saya pelajari dari kegagalan di studio sebelumnya. Bagaimana sebuah kumpulan yang tadinya ngumpul untuk asik-asikan berkarya akhirnya memiliki ambisi dan visi, yang sayangnya kemudian ternyata visi dari foundernya tidak bisa didamaikan. Dari sana saya banyak belajar kapan harus berkompromi, kapan memang harus ada salah satu yang memegang otoritas atas keputusan tertentu, bagaimana berkomunikasi dengan baik. Dari situ, saya akan menerapkan pengalaman saya agar Oray Studios dan inmotion (yang dimulai setelah Oray Studios berdiri), tidak melakukan kesalahan-kesalahan yang sama dan bisa berkarya dengan lebih baik dibandingkan geckoworks.
Image header credit: facebook.com/oraystudios