Kenalan sama Profesi UX Writer: Job Kekinian yang Mewakili Brand Voice – Pernah gak, kalian dapet notif atau pesan di aplikasi kayak contoh di bawah ini?
“Maaf! Transaksi kamu dibatalkan karena penjual tidak memproses barangmu.”
“Email dan password kamu salah, silakan coba lagi.”
Nah! Hal-hal di atas ini adalah copy atau tulisan yang muncul pada screen dalam suatu aplikasi. Berbagai copy yang ada di produk digital tersebut memiliki tujuan dan maksud masing-masing. Adapun sebuah copy ini dirancang dan ditulis oleh seorang UX writer yang juga bekerja sama dengan UI/UX designer dan product manager untuk produk mereka.
Aplikasi yang bisa kita unduh saat ini juga merupakan bagian dari produk suatu perusahaan, lho! Karena itu, setiap perusahaan yang mengeluarkan produk, terutama berbentuk aplikasi atau websites, pasti membutuhkan kehadiran profesi UX writer.
Apa Itu Profesi UX Writer?
Jadi gini, User Experience (UX) writer itu adalah orang yang ngebuat dan ngerangkai tulisan di dalam produk digital, seperti aplikasi misalnya.
Seorang UX writer itu biasanya berpedoman pada prinsip tertentu, seperti memperhatikan kejelasan (clear), membuat dengan singkat (concise), dan memberikan kegunaan (useful). Tujuannya adalah untuk mempermudah dan meningkatkan pengalaman positif pengguna (user) saat menggunakan produk itu.
Nah, proses menulis copy atau microcopy (kumpulan berbagai copy) untuk UX disebut UX writing. Menurut Andrea Drugay, UX writing adalah proses meletakkan kata-kata yang bisa dilihat dan “didengar” dalam suatu produk. Di balik sebuah produk atau sistem, dibutuhkan berbagai variasi copy yang bisa memandu ataupun memberikan informasi kepada penggunanya.
Baca juga di sini: Mau jadi UX Writer? Kamu Wajib Kuasai Skill Ini!
Profesi UX Writer: Menulis Copy yang Baik untuk Sebuah Produk
Ketika menulis copy untuk UX, pemilihan teks tentunya harus sesuai dengan pembawaan dari sistem atau produk. Dengan memperhatikan tone dari teks yang terdapat di aplikasi, kita bisa membuat pengguna merasakan vibes dari sistem atau produk tersebut.
Setiap sistem atau produk tadi memiliki ciri khas masing-masing, ada yang formal atau nonformal, bahkan bisa aja memadukan keduanya menjadi semi-formal. Itulah yang kemudian akan membentuk brand voice dari sebuah produk. Perbedaannya akan seperti contoh berikut:
“[Transaksi Gagal] Saldo Anda tidak cukup.”
“Wah, saldo kamu kurang untuk checkout pesanan. Tenang, kamu bisa isi dulu saldo kamu!”
Jadi kelihatan gak nih perbedaannya?
Bukan cuma memperhatikan tone, kunci dari copy yang baik tentu harus memastikan user tidak mengalami kebingungan saat membaca pesan yang disampaikan.
Secara umum, UX writing yang baik selalu user-oriented dengan memprioritaskan kebutuhan mereka. User harus mendapat informasi, solusi, bahkan ngerasa kalo aplikasi itu lagi ngomong sama mereka. Menurut Andrea Drugay lagi, UX writing yang baik juga berusaha untuk menyatu dengan design, sehingga user yang menggunakan produk tidak sadar bahwa mereka sedang membacanya.
Jika user berhasil mendapat hal-hal positif dan lancar-lancar aja buat nikmatin tiap fitur di aplikasi tersebut, bahkan semakin nyaman dalam menggunakannya, maka itu pertanda tugas seorang UX writer berhasil.
Prospek Kerja
Dengan pesatnya perkembangan era digital kini, UX writer tentu akan semakin mendapatkan tempat pada dunia kerja. Banyak perusahaan, termasuk start-up, di masa industri 4.0 ini yang pastinya memiliki produk digital berupa aplikasi atau websites. Di situlah mereka membutuhkan UX writing dalam pengembangan produknya agar bisa terus memenuhi kebutuhan user.
Perlu kalian ketahui juga, tren mengenai pekerjaan ini juga terus mengalami peningkatan secara global, lho! Berdasarkan Google Trends, pencarian “UX writing” (biru) dan “UX writer” (merah) setidaknya selama 5 tahun terakhir mengalami peningkatan secara global. Tentunya, keberadaan perkembangan digital yang kian pesat bakalan membuat profesi ini semakin dibutuhkan.
Yang pasti, hidup di era serbadigital kayak sekarang jelas menuntut kita buat belajar berbagai skill baru, salah satu contohnya, ya, UX writing ini. Selama di dunia ini masih ada sistem atau produk digital seperti aplikasi dan websites, serta ada user di dalamnya, profesi ini gak akan ada habisnya, lho!
Terus yang perlu kalian tau juga, syarat jadi UX writer juga gak muluk-muluk. Yang kalian perlukan untuk jadi seorang UX writer adalah rasa percaya diri dan keinginan untuk belajar hal baru, karena profesi ini bener-bener dinamis dan ngikutin perkembangan tren di user juga.
Ingat! Kemampuan sama kepercayaan diri kalian tadi akan semakin lengkap dengankonsistensi, konsisten untuk membaca berbagai referensi, memahami tren, dan menulis hal-hal yang berkaitan dengan sistem atau produk.
Buat kalian yang pengen jadi UX writer, jangan ragu untuk mulai ngulik dari sekarang!
Dan buat kalian yang masih penasaran mengenai konten-konten menarik seputar dunia kerja dan self-development, yuk, kepoin Instagramnya Ziliun. Kita bakal bahas banyak hal di sana, see you!
Tulisan ini merupakan hasil karya peserta Workipedia Academy Batch 1.