Sadarkah kamu jika dalam kehidupan, kita gak pernah terlepas dari yang namanya merek (branding)?. Mulai dari bangun tidur hingga matahari terbenam, kita selalu dijejali puluhan merek baik produk atau jasa yang berusaha untuk ngehipnotis otak kita untuk terus-terusan mengingatnya.
Beberapa orang beranggapan merek (branding) hanya sebatas pembuatan nama hingga desain logo dari produk atau jasa yang dijual. Jika saya boleh bagikan sedikit, kebenarannya adalah merek itu bukanlah sebuah logo. Logo cuma jadi salah satu bagian “kecil” dari proses merek (branding).
“Your brand is what people say about you after you leave the room” — Jeff Bezos, Amazon
Merek (branding) juga dijadikan salah satu faktor yang signifikan bagi pelanggan untuk memutuskan membeli sesuatu. Merek (branding) dijadikan sebagai identifikasi sebuah produk/jasa sehingga mudah untuk dikenali/diingat oleh pelanggan, misalnya dari nama yang dipakai, warna dari mereknya, slogan atau nilai yang dihidupi dari merek tersebut. Selain kepercayaan pelanggan jadi terbangun, manfaat merek (branding) bagi pemilik barang/jasa adalah menciptakan loyalitas pelanggan. Dan bagi para konsumen/pelanggan, manfaat merek (branding) adalah memberikan keyakinan akan kualitas produk atau jasa yang terjamin.
Kebanyakan kita jumpai, beberapa perusahaan yang awalnya kecil bisa berkembang menjadi besar karena mereka berhasil menciptakan persepsi pada pelanggan secara konsisten melalui membangun merek yang mereka miliki. Dan tentunya dalam membangun sebuah merek dibutuhkan kejujuran (nilai positif) dari merek itu sendiri. Karena merek (branding) lebih berbicara tentang janji yang sanggup di penuhi dari merek itu sendiri kepada para pelanggannya.
Dan merek yang baik adalah merek yang mampu untuk memberi nilai tambah (positif) / manfaat kepada para pelanggannya. Jangan heran apabila sebuah merek (branding) yang tidak memiliki nilai tambah suatu hari kelak akan segera dilupakan oleh para pelanggannya
Ada beberapa perbedaan merek produk dengan merek jasa :
Merek Produk (Product Branding) | Merek Jasa (Service Branding) |
Berwujud (tangible) | Tidak berwujud (intangible) |
Bisa dijual kembali oleh pemiliknya | Tidak bisa dijual kembali / tidak berpindah kepemilikannya |
Bisa disimpan | Tidak bisa disimpan |
Lebih mudah untuk dikembangkan usahanya melalui inovasi/ varian produk yang dijual | Lebih sulit dan membutuhkan waktu untuk mengembangkan usahanya |
Biasanya dijual dengan rangsangan visual (desain kemasan, dll) dan audio sehingga orang dengan mudah mengingat produknya | Oleh karena membangun sebuah kepercayaan konsumen, sehingga dibutuhkan sebuah hubungan yang dibangun antara merek dan pelanggan |
contoh : Pakaian, Makanan, Minuman, Sepatu, Perhiasan, Kendaraan, Komputer, Gadget | Contoh : Asuransi, Konsultan Bisnis, Sekolah, Reparasi Elektronik, Layanan Kesehatan (Puskesmas), Agency Periklanan, Design Studio |
Baca juga: Ide Buat Branding Startup Lo? Kenapa Enggak!
Sebenarnya untuk “proses” membangun merek produk atau jasa tidak akan jauh berbeda pada saat ini. Namun ketahuilah kalau kita membutuhkan “usaha yang lebih” (dalam soal waktu) untuk membangun merek jasa, dibandingkan membangun merek pada sebuah produk.
Mengapa? Karena, membangun merek jasa itu menjual sesuatu yang abstrak (tidak kelihatan secara mata jasmani) sehingga dibutuhkan pendekatan secara personal antara merek dengan pelanggan. Melalui hubungan komunikasi emosional dan manfaat yang dirasakan oleh pelanggan, menjadikan sebuah kepercayaan sebuah merek akan terbangun dengan sendirinya.
Selain itu pula konsistensi juga diperlukan dalam proses membangun sebuah merek (brand) sehingga akan terus diingat oleh pelanggan dari produk atau jasa yang bersangkutan.
Ditulis oleh Yohanes Raymond yang sekarang berprofesi sebagai Creative Director di Nero Atelier