Aneh? Ngga, sesuatu yang gue tulis memang absolut buat mencari seorang problem seeker sejati.
“Ah ngga mungkin tapi, buat apa mencari masalah? Bukankah lebih baik kita menghindarinya?”
Bagi kebanyakan orang, mempunyai masalah adalah sesuatu yang amat merugikan bagi diri mereka. Kenapa? Simple, kebanyakan dari mereka memandang suatu masalah sebagai beban yang tak kunjung mereda, menyita banyak waktu, serta penghambat segala pekerjaan mereka. Well, particularly, masalah memang menyita perhatian individu yang dibayanginya. Tetapi pernah ngga sih kita berifikir untuk melihat berbagai masalah dengan perspektif yang berbeda?
Pernah ngga sih kita berfikir 180 derajat terbalik terhadap masalah yang datang? Mudahnya begini, manusia dicitapakan untuk dapat beradaptasi terhadap lingkungannya. Ini berarti manusia diberkahi kemampuan untuk melakukan problem solving dan kemampuan itu sudah dibenamkan secara otomatis pada diri mereka bahkan dari sebelum mereka lahir. Percaya atau tidak, untuk dapat menyadari setiap individu memiliki kemampuan problem solver, individu tersebut harus diuji dengan berbagai masalah. Sekarang kembali ke dalam lingkaran yang tak kunjung berakhir.
Mampukah kita bertahan dengan berbagai masalah tersebut? Bagaimana cara menghadapinya tanpa harus menimbulkan problematika yang membuat galau ngga karuan?“
Baca juga: Lunas.in, Aplikasi Hutang yang Dibuat Lulusan Kedokteran dan Mahasiswa Ekonomi
Disinilah seorang problem seeker sejati diuji. Problem seeker yang gue maksud tentu saja bukan seseorang yang serta merta menimbulkan masalah dan malah membuat susah lingkungan di sekitarnya. Problem seeker yang gue maksud disini adalah seseorang yang berani mengangkat berbagai masalah disekitarnya dan menemukan solusi yang terbaik untuk kedepannya. Untuk dapat masuk ke tahap tersebut, seseorang harus memiliki sebuah sifat seorang solver sejati yaitu KREATIVITAS.
Untuk dapat menguji kreativitas kita, masalah yang sering kita temui dapat menjadi salah satu santapan empuk sebagai uji coba kemampuan problem solving yang kita miliki. Ambil contoh mengerjakan tugas. Kesalahan terbesar hampir seluruh pelajar di negeri tercinta ini yaitu mendiskreditkan sesuatu secara subjektif dan tidak melihat sesuatu tersebut dengan sudut pandang yang berbeda. Tentu secara psikologis sesuatu akan bertambah berat dan rumit setelah kita menilainya dengan negatif. Negatif ditambah negatif? Ya 2 negatif lah, Boro – boro selesai yang ada malah tambah mumet.
Baca juga: Leonika Sari, Founder Reblood: Setelah ke MIT, Ingin Fokus Bikin Startup
Tetapi pernahkah kita berfikir untuk menyelesaikan tugas tersebut dengan membayangkan sesuatu yang berbeda? Anggap kita sedang bertualang mencari sebuah pedang legendaris atau batu bertuah, dimana disetiap stagenya, re:soal, memiliki keuntungannya tersendiri. Dimana kita dapat merasakan bahwa setiap kita menyelesaikan stage, perasaan yang datang adalah perasaan gembira, puas, dan tentu membuat ketagihan. Metode yang cukup kekanakan, namun dapat mengubah dari fikiran negatif menjadi sesuatu yang menyenangkan. Setiap soal yang diibaratkan sebagai sebuah stage, menjadi sebuah ajang mencari kekuatan yang baru sehingga rasa penasaran akan dapat terus disalurkan. Tanpa terasa tugas yang menumpuk akan selesai dan perasaan akan terasa ringan karena kita memiliki pandangan yang berbeda terhadap tugas tersebut. Percaya atau tidak, ada sebagian orang yang menggunakan teknik ini untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang mereka hadapi dengan mengibaratakan tugas tersebut sebagai game, ya game.
Masih banyak berbagai metode untuk memecahkan masalah yang dihadapi disekitar kita, tinggal bagaimana kita mencari penyelesaiannya dengan cara melihat dan mengolah masalah tersebut dengan cara yang kreatif. So problem seeker, are you brave enough to conquer those problems?
Baca juga: Creative Problem Solving, Do It Your Way
Image header credit: picjumbo.com
Comments 1