Saat menonton kartun atau membaca berbagai komik superhero sewaktu kecil, apa yang kamu pikirkan? Ingin menjadi seperti tokoh di dalam cerita? Atau ingin membeli mainan-mainannya? Andi Martin, kreator Hebring, justru langsung berpikir untuk menjadi pembuat karakter tersebut.
Ziliun.com memiliki kesempatan mewawancarai Andi Martin sehari sebelum peluncuran Kratoon Channel. Kreator yang sudah lama berkiprah di dunia animasi ini sebenarnya menolak disebut sebagai animator, karena menurutnya yang ia kerjakan bukanlah membuat animasi, tetapi mengembangkan kekayaan intelektual.
“Gue kan dulu suka baca komik-komik Amerika. Waktu SMP, gue udah mulai mikir, Superman ada di komik, terus dibikin film, yang main Christoper Reeves. Berarti yang penting itu karakternya,” kata Andi.
Baca juga: Wajib Tahu: Ada Superhero Indonesia yang Namanya Saepul!
Saat kuliah, ia dengan mantap memutuskan untuk mengambil jurusan Desain Komunikasi Visual di Savannah College of Art and Design. Ia memulai perkuliahan pada tahun 1996, namun kemudian terpaksa berhenti dan pulang ke Indonesia pada tahun 1998. Krisis ekonomi lah yang memaksanya pulang ke Indonesia. Andi Martin pun melanjutkan studinya ke jurusan yang sama di Universitas Pelita Harapan (UPH). Saat itu, hanya UPH yang bersedia menerima credits perkuliahannya dari Amerika Serikat.
Pada tahun 2001, Andi Martin mencoba peruntungannya pertama kali di industri kreatif dengan membuat sebuah online game yang diberi nama Inspirit Arena. Game yang dirancang Andi Martin bersama beberapa rekan ini awalnya hanya ingin diikutsertakan ke sebuah kompetisi game design. Namun, saat konsep ini ditunjukkan ke orang-orang, seorang investor tertarik untuk membantu Inspirit Arena. Inilah yang menjadi cikal-bakal studio game Altermyth, di mana Andi Martin adalah salah satu co-founder-nya.
Inspirit Arena memerlukan waktu tiga tahun dalam pengembangannya, hingga dirasa matang untuk dirilis. Sayangnya, saat baru akan diluncurkan, game legendaris Ragnarok booming di Indonesia. Perhatian seluruh gamer pun tertuju kepada permainan tersebut, dan Inspirit Arena gagal bersaing. Ini pelajaran yang didapat Andi Martin sebagai kreator: timing is crucial.
Baca juga: #ziliun17: Superhero Asli Indonesia
Singkat cerita, pada 2007, Andi Martin berganti haluan dari game ke animasi. Ia mendirikan Main Studios, sebuah studio animasi. Bermodal nekat, Main Studios tidak memiliki klien sama sekali awalnya. Namun, saat itu sebenarnya Andi Martin sedang menciptakan suatu karakter superhero bernama Hebring, yang ingin ditekuninya agar dapat berkembang sebagai kekayaan intelektual.
Untungnya, saat itu pintu kesempatan terbuka dengan adanya kompetisi animasi merupakan bagian dari rangkaian Indonesia ICT Award (INAICTA). Dengan karakter Hebring yang diciptakannya, Andi Martin bersama rekannya, M. Fardiansyah, membuat animasi 3D pertama Hebring untuk diikutsertakan dalam kompetisi tersebut. Main Studios pun memenangkan juara pertama.
Kemenangan ini membawa Main Studios mendapatkan banyak klien animasi. Dari jasa pembuatan animasi inilah Main Studios bisa bertahan sampai sekarang. Namun, dari lubuk hati yang terdalam, Andi Martin sebenarnya lebih ingin fokus membesarkan karakter Hebring-nya.
“Gue sih punya banyak klien gak bangga ya, karena kalau klien lo gak mau pakai jasa lo lagi, lo habis. Tapi, kalau punya karakter, punya IP (intellectual property), gak akan pernah mati,” kata Andi.
Header image credit: youtube.com / Andi Martin