Perbedaan software engineer dan software developer ini nampaknya sering jadi pertanyaan buat sebagian besar orang. Soalnya dari namanya aja udah mirip, terus tanggung jawab pekerjaannya juga gak jauh-jauh dari apps atau perangkat lunak sejenis. Padahal dari namanya aja udah beda, apalagi tugas dan tanggung jawabnya. Mirip emang, tapi gak sama.
Nah, ini dia rangkuman perbedaan software engineer dan software developer
Kita ambil contoh ada aplikasi ojol, Ojekers (misalnya aja, hehehe). Nah, si software engineer ini punya tugas buat bikin rancangannya bakal kayak apa, pake program apa bikinnya, berapa lama proyek bikinnya, dlsb. Bisa dibilang sebagai team leader yang memastikan apps ini punya perencanaan yang baik, dari sisi waktu hingga pembuatannya.
Terus apa tugas seorang software developer?
Masih dengan contoh yang sama, software developer ini yang mengeksekusi rencana si software engineer. Seorang software developer pun mesti kerja sama bareng pihak lainnya, seperti UI/UX designer, soalnya desain juga bagian dari pengembangan sebuah aplikasi atau perangkat lunak.
Jadi, perbedaanya terletak pada porsi eksekusinya. Namun, secara skill masih sama, kok.
Ada lagi gak perbedaannya?
Ada, kalo software engineer, dia bekerja di skala yang besar. Jadi, bukan sekadar proyek yang berdurasi sebentar, atau hanya “bermain” pada sisi tampilan aplikasi aja, misalkan. Namun, memang secara menyeluruh, mulai dari proses awal hingga akhir peluncuran. Bahkan seorang software engineer harus memastikan bahwa aplikasinya berjalan dengan lancar, kalo pun ada masalah, ia harus bisa segera menanganinya.
Lain halnya dengan seorang software developer yang menjalankan rencana dari software engineer. Dia harus fokus hingga ke detail, seperti sistem keamanannya apakah sudah benar-benar terjamin? Apakah interface-nya sudah nyaman? Nah, hal-hal kecil yang signifikan ini adalah tugas dan tanggung jawab seorang software developer.
Gimana dengan skill masing-masing profesi? Apakah sama?
Pada dasarnya, sama aja. Misalkan, mereka harus menguasai berbagai jenis bahasa pemrograman yang populer, misalnya Python, C#, Java, serta C++, punya kemampuan dalam melakukan analisis, desain, serta pengembangan sebuah program software. Sama lah kayak apa sih beda copywriter dan content writer? Sama-sama nulis, tapi eksekusinya aja yang sedikit berbeda. Namun, pada dasarnya sama, kan?
Untuk soft–skill pun harus sama, seperti bisa memecahkan masalah dengan cepat, efektif, dan logis, detail dengan hal-hal kecil, punya keingintahuan yang tinggi, dlsb. Kurang lebih sama, karena bidang pekerjaannya pun tentu sama.
Ya, karena ada perbedaan di antara keduanya, tentu idealnya perusahaan yang lagi ngembangin aplikasi atau perangkat lunak harus punya kedua profesi ini. Supaya lebih efisien dalam pembagian kerjanya. Soalnya balik lagi, mereka terlihat sama, namun sebenarnya berbeda.
Membahas tentang perusahaan, ketika mereka membuka lowongan pekerjaan untuk software engineer maupun software developer, kualifikasi yang diminta pun pada umumnya juga hampir sama. Jadi, kalo kita punya kemampuan dan pengalaman cuma di salah satu profesi, malah harusnya bisa ngelamar di keduanya.
Baca juga di sini: 5 Profesi Paling Dicari Selama Pandemi
Ngomongin perbedaan software engineer dan software developer, gimana kalo kita belajar langsung sama ahlinya!
Di mana? Ya, di Workipedia Class: Spill the Tech yang membahas seluk beluk software developer beserta profesi di baliknya. Coba simak detailnya di poster berikut, ya!
Tertarik? Pastinya, dong! Buruan daftar di sini! Ayooo, limited slot!