Pegawai swasta sering dapet pertanyaan kayak di atas. Soalnya yang namanya “swasta”, jenis perusahaannya beragam dan setiap perusahaan punya spesifikasinya masing-masing. Jadinya orang juga gak bisa menerka-nerka dengan detail terkait penghasilan, tunjangan, budaya kerja, hingga proses rekrutmen.
Common-nya, sih, ada tiga jenis perusahaan swasta yang sering kita dengar, ataupun yang jadi target para pencari kerja. Coba kita kulik satu persatu, yuk!
Startup Company
Startup adalah sebuah perusahaan yang baru berdiri kurang lebih 5 tahun. Dari durasi waktunya, bisa kita katakan bahwa perusahaan ini masih berstatus sebagai perusahaan rintisan. Di startup, produk dan layanan yang mereka tawarkan sangat berbasis teknologi dan biasanya berfungsi untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang on demand.
Sebagai perusahaan rintisan, startup memiliki jumlah orang yang masih terbatas di dalam sebuah tim. Oleh karena itu, setiap individu didorong banget untuk punya skill lebih dari satu, soalnya akan menjadi resource untuk tim lain. Ritme kerjanya juga cepet banget, maklum ancang-ancang menuju established company.
Baca juga di sini: Product Based Startup vs Platform Based Startup
Corporate Company
Berbeda dengan startup, perusahaan korporat sudah berdiri minimalnya 5 tahun, dan hierarki-nya sudah jelas. Hierarki ini yang membuat budaya kerja di perusahaan korporat menjadi teratur. Serta, sudah ada pembagian kerja dan struktur organisasi yang sangat detail.
Di korporat ini, ritme kerjanya berfokus pada pencapaian target perusahaan. Jangan heran, kalo ada istilah “budak korporat” benar adanya. Ya, walaupun sebanding banget dengan penghasilan yang diberikan. Belum lagi ada bonus, apresiasi pegawai, tunjangan, dll.
Multinational Company
Multinational Company adalah perusahaan besar yang sudah memiliki cabang di berbagai negara. Secara perusahaannya aja multinasional, jadi bekerja di sini bisa punya kesempatan untuk ketemu orang dengan berbagai kewarganegaraan. Plus kemampuan bahasa asing yang mumpuni. Gak cuma Bahasa Inggris, bahasa asing lainnya juga perlu, seperti bahasa Mandarin, bahasa Jepang, dan lain-lain.
Ngomongin budaya kerja, biasanya ngikutin banget sama budaya kerja barat, maupun negara asal perusahaan. Misalkan, budaya no ngaret, kan kalo di Indonesia, masih aja budaya ngaret kita temukan di lingkungan profesional sekalipun. Tapi, kalo di budaya barat, waktu bener-bener berharga. Poin tambahannya lagi, bisa ada kesempatan buat kerja di luar negeri.
Tertarik jadi pegawai swasta di perusahaan mana?
Tiap jenis perusahaan punya plus dan minusnya masing-masing, serta tantangan tersendiri. Mau itu bekerja di startup, korporat, ataupun perusahaan multinasional sekalipun, gak ada sebuah patokan yang benar-benar baik, atau sebaliknya. Kembali lagi ke referensi masing-masing individu. Asalkan bisa menerima konsekuensinya dengan terbuka dan pastinya kesiapan lahir dan batin.